Herman Deru Sebut IPM Sumsel di Urutan ke 22 dari 33 Provinsi
A
A
A
INDRALAYA - Provinsi Sumatera Selatan di bawah kepemimpinan Gubernur Alex Noerdin mengusung jargon Sumatera Selatan Gemilang (Sumsel Gemilang) dalam visi dan misinya. Intinya, Sumsel Gemilang ingin mendayagunakan potensi berbagai sumberdaya guna meningkatkan daya saing Sumatera Selatan terhadap pasar regional, nasional dan internasional.
Namun upaya menuju Sumsel Gemilang dinilai masih jauh dari harapan. Hal itu terlihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang biasa dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). IPM Sumsel 2010-2016 berada dalam kategori sedang dan dari tahun ke tahun menaik sedikit, pada tahun 2010 indeks sebesar 64.44 tahun lalu pada tahun 2016 menjadi 68.24. Sayangnya selama enam tahun berturut-turut sejak tahun 2010 itu, IPM Sumsel selalu berada di bawah IPM Nasional.
IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan membangun kualitas hidup manusia, masyarakat atau penduduk. Indeks ini mengukur sejauh mana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan dan seterusnya.
Dengan IPM Sumsel yang dibawah rata-rata nasional disayangkan tokoh Sumsel Herman Deru. Deru yang maju pada Pilgub 2018 mempertanyakan letak gemilangnya Sumsel itu jika IPM saja di bawah rata-rata nasional. Karenanya Deru mengajak semua pihak untuk tidak terbuai dengan bahasa-bahasa pencitraan.
Bahkan jika diurut Sumsel berada di urutan ke 22 dari 33 Provinsi. Jika Sumsel Gemilang harusnya IPM-nya tidak dinomor urut 22. “Idealnya masuk kategori tinggi atau masuk kategori sedang tapi raihannya lebih tinggi sehingga bisa ada di rangking yang lebih bagus, syukur bisa top ten atau top fiveteen. Jika merujuk data BPS itu, Sumsel ini harus diperbaiki, harus ada perubahan,” ujarnya di Desa Sukaraja, Indralaya, Ogan Ilir, Rabu (8/11/2017).
Herman Deru menyatakan, para pemangku kebijakan seharusnya jangan menutup mata atas fakta dan data yang ada. Kalau dilihat sekilas data BPS itu yang ditangkap adalah kesan hebat, IPM selalu meningkat. Tapi saat dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia dan di Sumatera, kita tertinggal. Jelas sekali ada PR besar soal itu.
Karenanya Deru menegaskan kembali komitmennya untuk fokus dalam pembangunan manusia. Menurunkan angka kemiskinan dan melakukan pemerataan pembangunan.
“Sumsel itu satu tubuh, harus dipelihara semua. Jangan hanya satu dua saja daerah yang mendapat pembangunan luar biasa. Pembangunan itu harus merata, kita harus bersatu kalau mau maju. Bersatu bukan hanya orangnya tapi juga orientasi pembangunannya,” ujarnya.
Berdasarkan data BPS, tingkat ketimpangan di Sumsel pada kondisi Maret 2016 mencapai angka 0,348 berbarengan dengan data tahun 2016 yang menunjukan terpusatnya jumlah usaha ekonomi dan pembangunan infrastruktur di Kota Palembang, usaha ekonomi di kota ini saja angkanya mencapai 23,65%.
Sumsel dengan kekayaan alam yang melimpah ruah itu, menurut Herman Deru, akan menjadi modal untuk menciptakan pertumbuhan kesejahteraan yang berkelanjutan dan merata.
“Untuk itulah penting kiranya untuk menciptakan keseimbangan pembangunan. Jika sudah tercipta keseimbangan itu maka akan menjadi landasan kokoh untuk meraih IPM Sumsel yang lebih baik. Raihannya bisa di atas rata-rata nasional, sederhananya begitu,” pungkasnya.
Namun upaya menuju Sumsel Gemilang dinilai masih jauh dari harapan. Hal itu terlihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang biasa dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). IPM Sumsel 2010-2016 berada dalam kategori sedang dan dari tahun ke tahun menaik sedikit, pada tahun 2010 indeks sebesar 64.44 tahun lalu pada tahun 2016 menjadi 68.24. Sayangnya selama enam tahun berturut-turut sejak tahun 2010 itu, IPM Sumsel selalu berada di bawah IPM Nasional.
IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan membangun kualitas hidup manusia, masyarakat atau penduduk. Indeks ini mengukur sejauh mana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan dan seterusnya.
Dengan IPM Sumsel yang dibawah rata-rata nasional disayangkan tokoh Sumsel Herman Deru. Deru yang maju pada Pilgub 2018 mempertanyakan letak gemilangnya Sumsel itu jika IPM saja di bawah rata-rata nasional. Karenanya Deru mengajak semua pihak untuk tidak terbuai dengan bahasa-bahasa pencitraan.
Bahkan jika diurut Sumsel berada di urutan ke 22 dari 33 Provinsi. Jika Sumsel Gemilang harusnya IPM-nya tidak dinomor urut 22. “Idealnya masuk kategori tinggi atau masuk kategori sedang tapi raihannya lebih tinggi sehingga bisa ada di rangking yang lebih bagus, syukur bisa top ten atau top fiveteen. Jika merujuk data BPS itu, Sumsel ini harus diperbaiki, harus ada perubahan,” ujarnya di Desa Sukaraja, Indralaya, Ogan Ilir, Rabu (8/11/2017).
Herman Deru menyatakan, para pemangku kebijakan seharusnya jangan menutup mata atas fakta dan data yang ada. Kalau dilihat sekilas data BPS itu yang ditangkap adalah kesan hebat, IPM selalu meningkat. Tapi saat dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia dan di Sumatera, kita tertinggal. Jelas sekali ada PR besar soal itu.
Karenanya Deru menegaskan kembali komitmennya untuk fokus dalam pembangunan manusia. Menurunkan angka kemiskinan dan melakukan pemerataan pembangunan.
“Sumsel itu satu tubuh, harus dipelihara semua. Jangan hanya satu dua saja daerah yang mendapat pembangunan luar biasa. Pembangunan itu harus merata, kita harus bersatu kalau mau maju. Bersatu bukan hanya orangnya tapi juga orientasi pembangunannya,” ujarnya.
Berdasarkan data BPS, tingkat ketimpangan di Sumsel pada kondisi Maret 2016 mencapai angka 0,348 berbarengan dengan data tahun 2016 yang menunjukan terpusatnya jumlah usaha ekonomi dan pembangunan infrastruktur di Kota Palembang, usaha ekonomi di kota ini saja angkanya mencapai 23,65%.
Sumsel dengan kekayaan alam yang melimpah ruah itu, menurut Herman Deru, akan menjadi modal untuk menciptakan pertumbuhan kesejahteraan yang berkelanjutan dan merata.
“Untuk itulah penting kiranya untuk menciptakan keseimbangan pembangunan. Jika sudah tercipta keseimbangan itu maka akan menjadi landasan kokoh untuk meraih IPM Sumsel yang lebih baik. Raihannya bisa di atas rata-rata nasional, sederhananya begitu,” pungkasnya.
(sms)