Miris, Gedung BLK Lembang Terbengkalai
A
A
A
BANDUNG BARAT - Kondisi gedung Balai Latihan Kerja milik Pemkab Bandung Barat di Lembang sangat memprihatinkan dan tidak terawat.
Pantauan di lapangan sebagian dinding gedung sudah retak-retak dan atapnya sudah rusak. Dari pada dibiarkan kosong dan khawatir dipergunakan untuk kepentingan lain, saat ini sebagian bangunan digunakan oleh SMA Negeri 2 Lembang untuk beraktivitas.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi KBB, Iing Solihin membenarkan jika BLK itu sudah lama tidak terawat. Tujuan didirikannya bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 2.300 meter persegi itu adalah untuk pelatihan tenaga kerja.
Tapi karena gedung itu sempat kosong dan dipakai instansi lain maka proses pelatihan kerja jadi tidak berjalan. "Kondisi BLK itu memang sudah tidak refresentatif sehingga kami telah mengajukan bantuan anggaran ke pusat untuk dibangum ulang," kata Iing, Jumat (3/11/2017).
Pihaknya telah melakukan kajian terkait rencana pembangunan BLK dan sekarang sudah memasuki tahap Detail Engineering Design (DED). Nantinya agar lebih refresentatif bangunan yang ada saat ini akan dirobohkan kemudian dibangun ulang.
"Berdasarkan perhitungan kebutuhan anggaran untuk pembangunan BLK dengan bangunan empat lantai itu sebesar Rp40 miliar," sebutnya.
Terpisah Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf Macan Efendi mengakui, proposal pengajuan pembangunan BLK Lembang sudah diajukan oleh Dinas Tenaga Kerja Bandung Barat dengan estimasi pembangunan Rp40 miliar.
"Kami pasti bantu cuma untuk nilainya belum tahu berapa karena anggaran kurang lebih Rp500 miliar di kementerian itu disebar untuk seluruh Indonesia," ucapnya di sela-sela reses ke KBB.
Dede menjelaskan, dari total anggaran di kementerian Rp2 triliun sekitar Rp1,6 triliun adalah untuk pelatihan keterampilan bagi 150.000 orang.
Namun sayangnya banyak BLK di daerah yang tidak terawat, infrastruktur tidak ada, dan terbatasnya fasilitas pendukung. Padahal tempatnya besar-besar bahkan ada yang lahannya mencapai 2 hektare.
"Itulah yang disayangkan banyak BLK yang kurang mendapatkan perhatian. Sehingga pantas jika angakatan kerja terlatih dalam setahun di Indoneaia hanya 80.000 orang," pungkasnya.
Pantauan di lapangan sebagian dinding gedung sudah retak-retak dan atapnya sudah rusak. Dari pada dibiarkan kosong dan khawatir dipergunakan untuk kepentingan lain, saat ini sebagian bangunan digunakan oleh SMA Negeri 2 Lembang untuk beraktivitas.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi KBB, Iing Solihin membenarkan jika BLK itu sudah lama tidak terawat. Tujuan didirikannya bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 2.300 meter persegi itu adalah untuk pelatihan tenaga kerja.
Tapi karena gedung itu sempat kosong dan dipakai instansi lain maka proses pelatihan kerja jadi tidak berjalan. "Kondisi BLK itu memang sudah tidak refresentatif sehingga kami telah mengajukan bantuan anggaran ke pusat untuk dibangum ulang," kata Iing, Jumat (3/11/2017).
Pihaknya telah melakukan kajian terkait rencana pembangunan BLK dan sekarang sudah memasuki tahap Detail Engineering Design (DED). Nantinya agar lebih refresentatif bangunan yang ada saat ini akan dirobohkan kemudian dibangun ulang.
"Berdasarkan perhitungan kebutuhan anggaran untuk pembangunan BLK dengan bangunan empat lantai itu sebesar Rp40 miliar," sebutnya.
Terpisah Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf Macan Efendi mengakui, proposal pengajuan pembangunan BLK Lembang sudah diajukan oleh Dinas Tenaga Kerja Bandung Barat dengan estimasi pembangunan Rp40 miliar.
"Kami pasti bantu cuma untuk nilainya belum tahu berapa karena anggaran kurang lebih Rp500 miliar di kementerian itu disebar untuk seluruh Indonesia," ucapnya di sela-sela reses ke KBB.
Dede menjelaskan, dari total anggaran di kementerian Rp2 triliun sekitar Rp1,6 triliun adalah untuk pelatihan keterampilan bagi 150.000 orang.
Namun sayangnya banyak BLK di daerah yang tidak terawat, infrastruktur tidak ada, dan terbatasnya fasilitas pendukung. Padahal tempatnya besar-besar bahkan ada yang lahannya mencapai 2 hektare.
"Itulah yang disayangkan banyak BLK yang kurang mendapatkan perhatian. Sehingga pantas jika angakatan kerja terlatih dalam setahun di Indoneaia hanya 80.000 orang," pungkasnya.
(nag)