Gubernur Sumut Berharap Dana Desa Tepat Sasaran
A
A
A
MEDAN - Peningkatan dana desa yang sangat signifikan dari tahun ke tahun harus diimbangi dengan kemampuan kapasitas para aparatur di desa. Kehadiran para pendamping desa pun dinilai sangat baik untuk membantu, memfasilitasi, dan bekerja sama dengan aparatur desa agar penggunaan dana desa tepat sasaran dan berjalan sesuai aturan.
Oleh karenanya, pelatihan pratugas bagi calon pendamping desa memiliki nilai strategis sebagai media pembekalan pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebelum melaksanakan tugas fasilitasi program pembangunan dan pemberdayaan di desa.
"Saat ini saudara-saudara sedang mengikuti pelatihan pratugas selama tujuh hari efektif. Saya berharap saudara menjadi pendamping yang terampil dan profesional sesuai prinsip dan metode pendampingan pemberdayaan masyarakat desa," ujar Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi saat bersilaturahmi bersama para peserta Pelatihan Pratugas Pendamping Desa Provinsi Sumut 2017 di Hotel Soechi Medan, Sabtu (21/10/2017).
Menurut Erry, desa merupakan ujung tombak dari sistem pemerintahan Indonesia. Presiden RI Joko Widodo melalui Nawa Cita menekan bahwa salah satu visi misinya dalam Nawa Cita adalah membangun Indonesia dari pinggiran atau desa. Tekad ini telah diperkuat dengan dana desa yang digulirkan setiap tahunnya melalui dana transfer. Jumlahnya pun meningkat signifikan sejak tahun 2015 hingga 2017.
Seperti diketahui, pada tahun 2015 Provinsi Sumut menerima dana desa sebesar Rp1,46 triliun untuk 5.418 desa. Sedangkan pada tahun 2016 jumlahnya meningkat menjadi Rp3,29 triliun. Tahun 2017 dana desa untuk Sumut kembali naik menjadi Rp4,192 triliun.
"Sangat luar biasa peningkatannya. Itu belum termasuk ADD dari Kabupaten/Kota. Anggaran ini harus kita kawal agar tepat sasaran untuk pembangunan desa. Jangan sampai dana desa ini malah menjadi malapetaka bagi kepala desa karena menjadi tersangka oleh aparat hukum kita," ujarnya.
Oleh karenanya, pelatihan pratugas bagi calon pendamping desa memiliki nilai strategis sebagai media pembekalan pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebelum melaksanakan tugas fasilitasi program pembangunan dan pemberdayaan di desa.
"Saat ini saudara-saudara sedang mengikuti pelatihan pratugas selama tujuh hari efektif. Saya berharap saudara menjadi pendamping yang terampil dan profesional sesuai prinsip dan metode pendampingan pemberdayaan masyarakat desa," ujar Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi saat bersilaturahmi bersama para peserta Pelatihan Pratugas Pendamping Desa Provinsi Sumut 2017 di Hotel Soechi Medan, Sabtu (21/10/2017).
Menurut Erry, desa merupakan ujung tombak dari sistem pemerintahan Indonesia. Presiden RI Joko Widodo melalui Nawa Cita menekan bahwa salah satu visi misinya dalam Nawa Cita adalah membangun Indonesia dari pinggiran atau desa. Tekad ini telah diperkuat dengan dana desa yang digulirkan setiap tahunnya melalui dana transfer. Jumlahnya pun meningkat signifikan sejak tahun 2015 hingga 2017.
Seperti diketahui, pada tahun 2015 Provinsi Sumut menerima dana desa sebesar Rp1,46 triliun untuk 5.418 desa. Sedangkan pada tahun 2016 jumlahnya meningkat menjadi Rp3,29 triliun. Tahun 2017 dana desa untuk Sumut kembali naik menjadi Rp4,192 triliun.
"Sangat luar biasa peningkatannya. Itu belum termasuk ADD dari Kabupaten/Kota. Anggaran ini harus kita kawal agar tepat sasaran untuk pembangunan desa. Jangan sampai dana desa ini malah menjadi malapetaka bagi kepala desa karena menjadi tersangka oleh aparat hukum kita," ujarnya.
(zik)