Surabaya Yakin Wakili Indonesia Indonesia dalam ASEAN Clean Tourist City
A
A
A
SURABAYA - Pemkot Surabaya optimistis, Surabaya akan mewakili Indonesia dalam event ASEAN Clean Tourist City tahun ini. Optimisme itu muncul berdasarkan hasil penilaian tim juri dari Kementerian Pariwisata, Jumat (13/10/2017) lalu, bahwa pengelolaan pariwisawa di Surabaya cukup bagus.
"Jumat lalu tim penilai Kementerian datang ke sini. Mereka melihat dan mengamati beberapa objek di kota ini. Alhamdulillah, penilaiannya positif. Surabaya dianggap on the right track," ungkap Sekkota Surabaya Hendro Gunawan, Minggu (15/10/2017).
Hendro menjelaskan, ada beberapa penilaian yang dilakukan Kementerian Pariwisata untuk memilih duta ASEAN Clean Tourist City tersebut. Di antaranya adalah usaha jasa perjalanan wisata, usaha jasa makanan dan minuman, usaha penyediaan akomodasi, usaha penyelenggaraan kegiatan dan rekreasi.
"Secara garis besar, programnya meliputi perlindungan budaya lokal, pengembangan destinasi wisata, program pengembangan kerja sama dengan stakeholder bidang pariwisata dan program pemasaran pariwisata," jelasnya.
Menurutnya, Pemkot Surabaya mengembangkan perkotaan melalui penguatan elemen utama pariwisata, pengembangan elemen penunjang wisata dan optimalisasi elemen tambahan wisata dengan memaksimalkan potensi karakteristik dan budaya lokal yang dimiliki Kota Surabaya.
Beberapa elemen utama wisata perkotaan yang dikembangkan pemkot di antaranya fasilitas budaya seperti museum, art gallery, bioskop dan hiburan, theater, concert hall, dan MICE. Kemudian, fasilitas sport dan fasilitas hiburan seperti event/festival, juga karakteristik fisik seperti heritage area, landmark/monument, taman, green area dan juga water front, serta karakteristik sosial budaya seperti bahasa, kesenian lokal, kampung, keamanan dan keramahtamahan.
"Untuk event festival, kami punya agenda rutin tahunan seperti Parade Budaya dan Bunga dan Festival Rujak Uleg yang dihadiri tamu-tamu dari mancanegara. Kami juga punya bus wisata yang kami siapkan untuk wisata dan edukasi. Kami juga ada Balai Budaya yang kami siapkan untuk secara rutin menampilkan budaya lokal dan budaya sister city. Dan untuk kampung, beberapa kampung di Surabaya sudah menjadi ikon wisata dan kampung UKM," jelas Hendro.
Sementara itu, Ketua tim penilai lapangan, Mira Puspasari Gunawan dari konsultan Kementerian Pariwisata mengatakan, Surabaya sudah berada pada jalur yang benar dalam pengembangan wisata perkotaan. "Sudah on the right track," katanya.
Mira menegaskan, dari beberapa kota yang telah mengirimkan dokumen, ada tujuh kota dinilai memenuhi syarat. Menurutnya, tim penilai selain fokus pada kawasan wisata di masing-masing kota, juga akan melihat kebersihan kota secara paripurna.
"Kami coba melihat kebersihan yang paripurna. Bukan hanya yang terlihat seperti tidak ada sampah. Tapi kami juga memerhatikan sampah suara, penciuman. Jadi, selain enak dilihat, juga didengar, dicium dan cita rasa yang sehat," sambung Mira.
Khusus untuk Surabaya, meski dinilai sudah on the right track seperti jalan-jalan utama yang sudah asri dengan banyak pohon serta jalur pedestrian yang rapi, namun ada beberapa catatan. Tujuannya, kata dia, agar poin yang sudah baik bisa lebih disempurnakan.
"Sudah on the right track, hanya perlu dipantau. Semisal ada program mengembangkan kerja sama dengan stakeholder. Bisa kerja sama dengan PHRI untuk kelola sampah di hotel. Kami juga mengapresiasi upaya memberi ruang untuk UKM. Selain itu, di pusat-pusat strategis, perlu ada pusat informasi wisata yang bisa menjadi panduan," pungkasnya.
"Jumat lalu tim penilai Kementerian datang ke sini. Mereka melihat dan mengamati beberapa objek di kota ini. Alhamdulillah, penilaiannya positif. Surabaya dianggap on the right track," ungkap Sekkota Surabaya Hendro Gunawan, Minggu (15/10/2017).
Hendro menjelaskan, ada beberapa penilaian yang dilakukan Kementerian Pariwisata untuk memilih duta ASEAN Clean Tourist City tersebut. Di antaranya adalah usaha jasa perjalanan wisata, usaha jasa makanan dan minuman, usaha penyediaan akomodasi, usaha penyelenggaraan kegiatan dan rekreasi.
"Secara garis besar, programnya meliputi perlindungan budaya lokal, pengembangan destinasi wisata, program pengembangan kerja sama dengan stakeholder bidang pariwisata dan program pemasaran pariwisata," jelasnya.
Menurutnya, Pemkot Surabaya mengembangkan perkotaan melalui penguatan elemen utama pariwisata, pengembangan elemen penunjang wisata dan optimalisasi elemen tambahan wisata dengan memaksimalkan potensi karakteristik dan budaya lokal yang dimiliki Kota Surabaya.
Beberapa elemen utama wisata perkotaan yang dikembangkan pemkot di antaranya fasilitas budaya seperti museum, art gallery, bioskop dan hiburan, theater, concert hall, dan MICE. Kemudian, fasilitas sport dan fasilitas hiburan seperti event/festival, juga karakteristik fisik seperti heritage area, landmark/monument, taman, green area dan juga water front, serta karakteristik sosial budaya seperti bahasa, kesenian lokal, kampung, keamanan dan keramahtamahan.
"Untuk event festival, kami punya agenda rutin tahunan seperti Parade Budaya dan Bunga dan Festival Rujak Uleg yang dihadiri tamu-tamu dari mancanegara. Kami juga punya bus wisata yang kami siapkan untuk wisata dan edukasi. Kami juga ada Balai Budaya yang kami siapkan untuk secara rutin menampilkan budaya lokal dan budaya sister city. Dan untuk kampung, beberapa kampung di Surabaya sudah menjadi ikon wisata dan kampung UKM," jelas Hendro.
Sementara itu, Ketua tim penilai lapangan, Mira Puspasari Gunawan dari konsultan Kementerian Pariwisata mengatakan, Surabaya sudah berada pada jalur yang benar dalam pengembangan wisata perkotaan. "Sudah on the right track," katanya.
Mira menegaskan, dari beberapa kota yang telah mengirimkan dokumen, ada tujuh kota dinilai memenuhi syarat. Menurutnya, tim penilai selain fokus pada kawasan wisata di masing-masing kota, juga akan melihat kebersihan kota secara paripurna.
"Kami coba melihat kebersihan yang paripurna. Bukan hanya yang terlihat seperti tidak ada sampah. Tapi kami juga memerhatikan sampah suara, penciuman. Jadi, selain enak dilihat, juga didengar, dicium dan cita rasa yang sehat," sambung Mira.
Khusus untuk Surabaya, meski dinilai sudah on the right track seperti jalan-jalan utama yang sudah asri dengan banyak pohon serta jalur pedestrian yang rapi, namun ada beberapa catatan. Tujuannya, kata dia, agar poin yang sudah baik bisa lebih disempurnakan.
"Sudah on the right track, hanya perlu dipantau. Semisal ada program mengembangkan kerja sama dengan stakeholder. Bisa kerja sama dengan PHRI untuk kelola sampah di hotel. Kami juga mengapresiasi upaya memberi ruang untuk UKM. Selain itu, di pusat-pusat strategis, perlu ada pusat informasi wisata yang bisa menjadi panduan," pungkasnya.
(zik)