Terjatuh di Lapangan Futsal, Siswa Sekolah Harapan Utama Meninggal

Jum'at, 13 Oktober 2017 - 21:06 WIB
Terjatuh di Lapangan...
Terjatuh di Lapangan Futsal, Siswa Sekolah Harapan Utama Meninggal
A A A
BATAM - Pasangan Sopian dan Yenmei tak menyangka akan kehilangan anak keduanya, Kenrick Grant (8) dengan cara tak wajar. Korban meninggal setelah terjatuh dan mengalami pendarahan di mulut, usai mengikuti jam olah raga futsal di dalam Sekolah Harapan Utama pada Kamis (12/10/2017) lalu.

Kapolsek Batamkota, Wakasat Reskrim bersama tim inafis Polresta Barelang melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Namun, saat di lokasi tepatnya di lapangan futsal kondisi lapangan telah dibersihkan oleh petugas kebersihan sekolah.

Menurut pengakuan Amelia yang merupakan wali kelas korban mengatakan, saat korban terjatuh tidak ada yang melihat kronologisnya. Namun, saat korban terjatuh dibarengi gawang futsal barulah ia mengetahuinya.

"Saya tak melihat kenapa korban bisa terjatuh, tetapi saya melihat korban dalam posisi telungkup dan dari mulutnya banyak mengeluarkan darah," ujarnya.

Melihat itu, sambung Amelia, ia panik dan bersama beberapa siswa lainnya, mengangkat korban ke klinik sekolah dan korban akhirnya korban dibawa menuju rumah sakit awal bros (RSAB). Saat korban menuju rumah sakit, petugas kebersihan membersihkan ceceran darah.

"Karena takut anak-anak trauma melihat darah, makanya langsung dibersihkan," katanya.

Sementara menurut pengakuan Hendi, saat kejadian ia sedang main basket dan melihat korban berlumuran darah, lalu ia membantu mengangkat korban menuju klinik dan mengabarkan kejadian ini ke pada pihak manajemen sekolah. "Saat di klinik dia masih bernafas saya lihat," ujarnya dengan nada polos.

Sedangkan dr Stela yang merupakan dokter di klinik Harapan Utama, ia mengatakan, saat korban sampai di klinik masih ada denyut nadi dan sempat memompa dada korban untuk membantu korban bernafas dengan tangan. "Sampai rumah sakit sekitar pukul 14.50, pihak rumah sakit menyatakan kalau korban meninggal dunia," katanya.

Dari fisik luar korban, Stela menambahkan, tidak ada luka hanya sedikit lecet di pelipis kiri dan dari mulut korban banyak mengeluarkan darah. Namun, penyebab kematian korban yang mengetahui adalah tim medis rumah sakit. "Apa penyebab kematian korban, rumah sakit yang mengetahui lebih jelas," ujarnya.

Ketua Yayasan Sekolah Harapan Utama saat ditemui di Polresta Barelang, ia mengatakan, dengan adanya kejadian ini ia akan menemui keluarga korban untuk menyelesaikan masalah ini. Ia juga mengakui terlambat mengabarkan kejadian ini kepada pihak kepolisian.

Alasan lainnya, kata Hartono, ia baru mengetahui sore hari dan menuju rumah sakit untuk melihat kondisi korban lalu mengantar korban ke rumah duka. "Ke depan kita akan melakukan pembenahan, agar kejadian ini tidak terulang lagi," katanya.

Sopian usai membuat laporan terlihat sedih dan saat ditanyai seputar kejadian ini, ia mengaku ikhlas dan tak menuntut apa-apa. Semasa hidupnya, kata Sopian, korban sangat ceria dan korban juga sangat memberi kekuatan hidupnya.

"Mungkin Tuhan punya rencana lain, sehingga mengambil anak saya secepat ini," ujarnya sambil terisak.

Beberapa hari sebelum kejadian ini, kata Sopian, ia melihat ada kebiasaan yang tidak biasa dilakukan oleh anaknya. Pasalnya, beberapa hari belakangan ini, ia ingin menghabiskan uang simpanannya seperti beemain di Time Zone lalu mentraktir kami sekeluarga dan juga teman-temannya.

"Yang janggal kami rasakan itu, beberapa hari ini anak saya mendadak mau menghabiskan uang tabungannya," ujarnya.

Kapolresta Barelang Kombes Hengki mengerahkan anggota Polsek Batamkota dan Polresta Barelang untuk melakukan olah TKP. Tujuannya, untuk mencari saksi-saksi yang ada di lokasi saat kejadian itu.

"Saat ini kita masih dalami penyelidikan saksi-saksi, kita juga sudah megamankan tiang gawang futsal itu," ujarnya.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1413 seconds (0.1#10.140)