Hasil Kerja 10 Tahun TKW Ini Ludes untuk Mengobati Penyakit Aneh
A
A
A
PURWAKARTA - Seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Kampung Nagrak RT 03/02 Desa Cicadas, Kecamatan Babakan Cikao, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, harus merelakan uang hasil jerih payahnya bekerja di Kuwait.
Pasalnya, uang yang didapatnya tersebut ludes untuk pengobati penyakit aneh yang dideritanya.
Di adalah Sawitri Tutwuri Handayani (39). Kondisinya hari ini sangat memprihatinkan, perutnya terus-terusan membesar tanpa diketahui penyebabnya.
Bahkan, kelainan pada perutnya itulah dia harus kehilangan pekerjaannya di Kuwait. Sehingga oleh majikannya terpaksa di pulangkan ke tanah air beberapa waktu lalu.
Saat ini, untuk aktivitas keseharianya harus dibantu kedua orang tuanya Karena pembesaran pada perut praktis menyulitkan Sawitri untuk bergerak dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Bahkan sekadar bernafas pun dia tampak kesulitan.
"Saya jadi TKW dari tahun 2007 hingga pertengahan tahun ini," ujar Sawitri kepada SINDOnews, Selasa (3/10/2017).
Sepulangnya ke kampung halamannya di Desa Cicadas, dia sempat memeriksakan diri ke rumah sakit swasta yang ada di Purwakarta. Oleh dokter didiagnosa adanya cairan di perut Sawitri.
Diianjurkan agar cairan tersebut dikeluarkan menggunakan selang melalui hidung. Namun, proses tersebut tidak berjalan lancar, karena tidak ada cairan yang keluar.
Kemudian Sawitri pindah rumah sakit untuk memastikan kembali penyakit yang dideritanya itu. Pada saat itu dokter yang memeriksa memvonisnya Sawitri menderita kanker. Namun jawaban itu tidak memuaskannya.
Dia pun kembali memeriksakan penyakitnya ke rumah sakit milik pemerintah di Kabupaten Purwakarta. Ternyata di rumah sakit itu Sawitri didiagnosa menderita tumor dan harus dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.
Berbekal kartu jaminan kesehatan BPJS dan uang Rp200.000 dari desa stempat, Sawitri pun melanjutkan pemeriksaan ke RSHS. Namun hanya berlangsung satu kali saja. Bahkan hasil diagnosanya pun belum diambil karena tidak ada lagi uang untuk pergi ke Bandung.
Sawitri pun berkali-kali menemui Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi untuk mengadukan nasib yang dideritanya itu. Namun hingga saat ini belum juga berhasil menemuinya karena menurut informasi yang didapatnya dari seorang staf di kantor bupati, yang bersangkutan sedang sibuk-sibuknya beraktivitas di luar kota.
Pasalnya, uang yang didapatnya tersebut ludes untuk pengobati penyakit aneh yang dideritanya.
Di adalah Sawitri Tutwuri Handayani (39). Kondisinya hari ini sangat memprihatinkan, perutnya terus-terusan membesar tanpa diketahui penyebabnya.
Bahkan, kelainan pada perutnya itulah dia harus kehilangan pekerjaannya di Kuwait. Sehingga oleh majikannya terpaksa di pulangkan ke tanah air beberapa waktu lalu.
Saat ini, untuk aktivitas keseharianya harus dibantu kedua orang tuanya Karena pembesaran pada perut praktis menyulitkan Sawitri untuk bergerak dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Bahkan sekadar bernafas pun dia tampak kesulitan.
"Saya jadi TKW dari tahun 2007 hingga pertengahan tahun ini," ujar Sawitri kepada SINDOnews, Selasa (3/10/2017).
Sepulangnya ke kampung halamannya di Desa Cicadas, dia sempat memeriksakan diri ke rumah sakit swasta yang ada di Purwakarta. Oleh dokter didiagnosa adanya cairan di perut Sawitri.
Diianjurkan agar cairan tersebut dikeluarkan menggunakan selang melalui hidung. Namun, proses tersebut tidak berjalan lancar, karena tidak ada cairan yang keluar.
Kemudian Sawitri pindah rumah sakit untuk memastikan kembali penyakit yang dideritanya itu. Pada saat itu dokter yang memeriksa memvonisnya Sawitri menderita kanker. Namun jawaban itu tidak memuaskannya.
Dia pun kembali memeriksakan penyakitnya ke rumah sakit milik pemerintah di Kabupaten Purwakarta. Ternyata di rumah sakit itu Sawitri didiagnosa menderita tumor dan harus dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.
Berbekal kartu jaminan kesehatan BPJS dan uang Rp200.000 dari desa stempat, Sawitri pun melanjutkan pemeriksaan ke RSHS. Namun hanya berlangsung satu kali saja. Bahkan hasil diagnosanya pun belum diambil karena tidak ada lagi uang untuk pergi ke Bandung.
Sawitri pun berkali-kali menemui Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi untuk mengadukan nasib yang dideritanya itu. Namun hingga saat ini belum juga berhasil menemuinya karena menurut informasi yang didapatnya dari seorang staf di kantor bupati, yang bersangkutan sedang sibuk-sibuknya beraktivitas di luar kota.
(nag)