Kemarau, Debit Air Sejumlah Bendungan di Jabar Turun
A
A
A
BANDUNG - Kemarau yang terjadi di Jawa Barat tidak hanya berakibat pada kelangkaan air bersih di sejumlah daerah. Debit air di sejumlah bendungan (waduk), seperti Waduk Jatigede dan Situ Cileunca, turun.
Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Jabar Nana Nasuha mengakui, kemarau telah mengakibatkan penurunan debit air yang hampir merata di sejumlah bendungan di Jabar. Meski begitu, Nana meyakinkan, penurunan debit air bendungan tak terlalu berpengaruh terhadap suplai air, khususnya untuk areal pertanian.
"Bendungan lainnya juga terjadi penyusutan, in flow-nya terjadi penyusutan, tapi out flow-nya masih lumayan cukup besar. Nah, seperti contoh (Bendungan) Jatigede, Jatigede itu kalau in flow-nya relatif kecil sekitar 5/6 m kubik per detik, tapi karena (air) ditampung dulu di Jatigede. Saat dikeluarkan itu debitnya masih pada angka 25/26 m kubik per detik untuk memenuhi kebutuhan air irigasi," jelas Nana di Bandung, Rabu (13/9/2017).
Nana menjelaskan, penurunan debit air bendungan saat kemarau merupakan hal yang wajar karena debit air sungai yang mengalir ke bendungan pun menurun. Meski begitu, kata Nana, dampak kemarau tahun ini tak terlalu parah. Buktinya, hanya sedikit lahan pertanian yang tidak terairi jika dibandingkan total lahan pertanian di Jabar.
"Kami pun terus melakukan penanganan kekeringan, salah satunya dengan menggelar operasi jaringan irigasi, yakni mempertahankan pemanfaatan air dengan cara membagi aliran air yang keluar dari setiap bendungan kepada masing-masing daerah," pungkasnya.
Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Jabar Nana Nasuha mengakui, kemarau telah mengakibatkan penurunan debit air yang hampir merata di sejumlah bendungan di Jabar. Meski begitu, Nana meyakinkan, penurunan debit air bendungan tak terlalu berpengaruh terhadap suplai air, khususnya untuk areal pertanian.
"Bendungan lainnya juga terjadi penyusutan, in flow-nya terjadi penyusutan, tapi out flow-nya masih lumayan cukup besar. Nah, seperti contoh (Bendungan) Jatigede, Jatigede itu kalau in flow-nya relatif kecil sekitar 5/6 m kubik per detik, tapi karena (air) ditampung dulu di Jatigede. Saat dikeluarkan itu debitnya masih pada angka 25/26 m kubik per detik untuk memenuhi kebutuhan air irigasi," jelas Nana di Bandung, Rabu (13/9/2017).
Nana menjelaskan, penurunan debit air bendungan saat kemarau merupakan hal yang wajar karena debit air sungai yang mengalir ke bendungan pun menurun. Meski begitu, kata Nana, dampak kemarau tahun ini tak terlalu parah. Buktinya, hanya sedikit lahan pertanian yang tidak terairi jika dibandingkan total lahan pertanian di Jabar.
"Kami pun terus melakukan penanganan kekeringan, salah satunya dengan menggelar operasi jaringan irigasi, yakni mempertahankan pemanfaatan air dengan cara membagi aliran air yang keluar dari setiap bendungan kepada masing-masing daerah," pungkasnya.
(zik)