Sebar Konten Positif di Medsos, Jangan Percaya Hoax

Selasa, 12 September 2017 - 17:48 WIB
Sebar Konten Positif...
Sebar Konten Positif di Medsos, Jangan Percaya Hoax
A A A
MEDAN - Sosialisasi GenPosting terus dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI. Kali ini, melalui workshop Photography and Creative Writing dengan tema Nasionalisme Generasi Muda, yang diinisiasi oleh Majalah SINDO Weekly bekerja sama dengan London School of Public Relation Jakarta dan Universitas Sumatera Utara (USU). Acara digelar di Gelanggang Mahasiswa USU, Selasa (12/9/2017).

Generasi Positive Thinking (GenPosting) merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi tren perilaku negatif di media sosial (medsos). Melalui upaya ini, diharapkan generasi muda tidak terjebak dengan informasi hoax ataupun ujaran kebencian yang dapat merusak dan memecah bangsa.

"Generasi muda kita harapkan dapat memanfaatkan media sosial dengan baik, dengan melakukan penyebaran konten yang positif dan tidak mempercayai isu ataupun informasi yang berupa hoax maupun ujaran kebencian. Sebab, hal itu akan menjerumuskan bangsa kita ke arah yang tidak baik," ujar Staf Ahli Menteri Kominfo RI Prof Henry Subiakto di hadapan ratusan mahasiswa yang berasal dari USU dan kampus lainnya.

Henry menambahkan, bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar. Karena itu, banyak bangsa lainnya yang berharap agar bangsa Indonesia tidak maju dan menjadi negara yang terus bergantung. Menurutnya, hal inilah yang harus dipahami oleh generasi muda, sebab kalau kita tidak berhati-hati dalam menjalankan negara ini, bisa saja negara Indonesia akan mengalami perpecahan.

Untuk itulah, kata Henry, masyarakat harus berhati-hati terutama dalam menyikapi era digital ini. Apalagi, di era masyarakat digital ini, orang bisa hidup tanpa handphone itu hanya tujuh menit. Sebab, dari bangun tidur yang lebih dahulu dilihat pastilah handphone, dan orang menggunakan akses internet rata-rata 8 jam dalam sehari.

"TV merupakan perpanjangan tangan dari mata kita. Radio merupakan perpanjangan tangan dari telinga kita. Sementara internet adalah perpanjangan tangan dari kehidupan kita. Makanya kita jangan terjebak hoax dan ujaran kebencian, sebab hoax hanya akan merusak pikiran kita," jelas Henry.

Henry juga mengatakan, hoax akan membuat kita cemas dan membenci sesuatu, padahal belum tentu informasi itu benar. Untuk itu, kata Henry, GenPosting ini harus dilakukan. Selain itu, perlu juga gerakan literasi dan berpikir positif. "Untuk mengempang hoax ini harus diproduksi konten yang positif, mengembalikan kebinekaan Indonesia karena Indonesia itu nyaman dengan keberagaman."

Di sisi lain, generasi muda juga diajak untuk menggunakan produk media sosial dari Indonesia. Sebab, dengan menggunakan produk media sosial dari negara luar, segala aktivitas digital kita terpantau oleh dunia luar. Sehingga, Henry berharap sejak sekarang masyarakat dapat menggunakan produk media sosial produksi Indonesia yakni 'PeSankita Indonesia'.

"Selain itu, manfaatkanlah peluang creative digital content ini. Sehingga media sosial bisa bermanfaat dan menguntungkan bagi penggunanya."

Ambassador GenPosting dan Influencer London School of Public Relation Reza Pahlevi menyatakan, dirinya telah memanfaatkan media sosial dengan konten yang kreatif. Dengan begitu, saat ini dia sudah mampu menghasilkan keuntungan dari penggunaan media sosialnya.

"Saat ini sudah ada 100-an brand yang bekerja sama dan sudah saya posting di media sosial. Tentu saja hal itu sangat menguntungkan buat saya, bahkan saya dipercaya menjadi ambassador GenPosting," kata Reza sembari mengharapkan generasi muda juga sebaiknya dapat memanfaatkan sosial media dengan konten-konten positif.

Head of Marcomm Majalah SINDO Weekly Adityo mengatakan, kegiatan ini dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi tren prilaku negatif di media sosial dan agar generasi muda bijak menggunakan media sosial. "Workshop ini kami gelar untuk membantu pemerintah menyosialisasikan konten positif dalam bermedia sosial. Di sini kita sharing bagaimana mengambil foto dan menulis konten yang baik di media sosial," kata Adityo.

Selain di Medan, sebelumnya kegiatan ini juga digelar di Bandung, Yogyakarta, dan Bali. Setelah di Medan, kegiatan yang sama juga digelar di Balikpapan, Makassar, Papua, dan terakhir akan digelar di Jakarta tanggal 25 Oktober 2017 sekaligus dalam rangka untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda.

Workshop tersebut juga menghadirkan dua pembicara yakni Redaktur Pelaksana KORAN SINDO Hanna F Fauzie dan Dosen Photographic Communication dan Asisten Dekan Campus C LSPR-Jakarta Isdananto Oktianur.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7800 seconds (0.1#10.140)