18 Desa dari 6 Kecamatan di Kabupaten Blitar Alami Kekeringan

18 Desa dari 6 Kecamatan di Kabupaten Blitar Alami Kekeringan
A
A
A
BLITAR - Sebanyak 18 desa dari enam kecamatan di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, mengalami kekeringan. Bencana ini telah terjadi sejak dua bulan lalu. Untuk mensuplai air kepada warga, Pemerintah Kabupaten Blitar pun mendropping air ke warga.
Seperti di Desa Ngeni Kecamatan Wonotirto, sejak dua bulan lalu warga desa kesulitan mendapatkan air karena kemarau panjang. Untuk mendapatkan air minum dan memasak, warga mengandalkan kiriman dari pemerintah daerah.
Sedihnya air tersebut tidak diterima setiap hari. Warga sudah menaruh ember mereka di depan rumah, menunggu bila air dropping seperti ini datang sewaktu-waktu.
Heru, salah satu warga Desa Ngeni mengatakan, apabila musim kemarau seperti ini, warga harus mengambil air dari sumber mata air yang berjarak ratusan meter dari rumahnya.
Namun sumber mata air ini tidaklah sebanyak musim penghujan dan harus bergantian dengan warga yang lain. Untuk itu, ia meminta pemerintah daerah mengirimkan air bersih untuk kebutuhan minum dan memasak warga.
Sementara itu, Bupati Blitar Rijanto mengatakan, ada 18 desa dari enam kecamatan yang mengalami kekeringan. Pihaknya akan mengirimkan air bersih untuk warga desa yang mengalami kekeringan. Dropping air ini dilakukan dengan cara bergantian karena keterbatasan armada.
Diperkirakan pada September ini merupakan puncak dari kekeringan. Dan kekeringan ini akan masih berlangsung hingga Desember mendatang.
Seperti di Desa Ngeni Kecamatan Wonotirto, sejak dua bulan lalu warga desa kesulitan mendapatkan air karena kemarau panjang. Untuk mendapatkan air minum dan memasak, warga mengandalkan kiriman dari pemerintah daerah.
Sedihnya air tersebut tidak diterima setiap hari. Warga sudah menaruh ember mereka di depan rumah, menunggu bila air dropping seperti ini datang sewaktu-waktu.
Heru, salah satu warga Desa Ngeni mengatakan, apabila musim kemarau seperti ini, warga harus mengambil air dari sumber mata air yang berjarak ratusan meter dari rumahnya.
Namun sumber mata air ini tidaklah sebanyak musim penghujan dan harus bergantian dengan warga yang lain. Untuk itu, ia meminta pemerintah daerah mengirimkan air bersih untuk kebutuhan minum dan memasak warga.
Sementara itu, Bupati Blitar Rijanto mengatakan, ada 18 desa dari enam kecamatan yang mengalami kekeringan. Pihaknya akan mengirimkan air bersih untuk warga desa yang mengalami kekeringan. Dropping air ini dilakukan dengan cara bergantian karena keterbatasan armada.
Diperkirakan pada September ini merupakan puncak dari kekeringan. Dan kekeringan ini akan masih berlangsung hingga Desember mendatang.
(rhs)