Bima Dilanda Kekeringan, Warga Butuh Bantuan Air Bersih

Selasa, 29 Agustus 2017 - 19:37 WIB
Bima Dilanda Kekeringan, Warga Butuh Bantuan Air Bersih
Bima Dilanda Kekeringan, Warga Butuh Bantuan Air Bersih
A A A
BIMA - Kekeringan yang melanda beberapa wilayah kabupaten dan kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) mengakibatkan 34 desa kekurangan air. Masyarakat pun membutuhkan bantuan air bersih untuk kebutuhan mereka sehari-hari.

Kepala Desa Doridungga, Adhar mengatakan, sebanyak 850 kepala keluarga (KK) di desanya harus mencari air bersih dengan berjalan kaki sejauh 2 km. Kondisi kekeringan ini dirasakan sudah berlangsung dua bulan.

"Kami tidak punya pilihan lain. Mau tidak mau, kami konsumsi air keruh untuk minum, masak dan mandi. Itu pun, setiap hari kami harus berebutan air dengan hewan ternak," ujarnya.

Selain masyarakat Desa Doridungga, masyarakat Desa Kalampa, Kecamatan Woha juga terpaksa mengurangi aktivitas yang menggunakan air ketika musim kemarau. Air hanya digunakan untuk kebutuhan mendesak saja. Bahkan untuk mandi dan mencuci mereka harus ke desa tetangga.

"Ya, mau gimana lagi. Kita memang kesulitan pasokan air. Sebagian warga disini terpaksa mandi dan mencuci di desa tetangga. Bahkan ada yang enggak mandi berhari-hari demi menghemat air,” ungkap Mawardin, salah satu warga desa setempat.

Menurut dia, wilayahnya memang menjadi langganan kekeringan setiap tahun. Kondisi ini telah dilaporkan kepada pemerintah daerah namun upayanya masih terbatas.

“Sudah beberapa kali kami laporkan kepada pemerintah daerah, tapi sampai sekarang belum ada solusi konkret. Dulu memang ada petugas yang datang survei untuk diupayakan pengeboran, namun sampai sekarang belum ada kelanjutan," katanya.

Sementara di Kota Bima, bantuan dari pemerintah memang ada, namun hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan minum saja. Sementara untuk kebutuhan lainnya mereka terpaksa membeli sendiri.

Kenyataan tersebut diungkapkan Taufikurahman, ketua RW 06 Lingk. Tolobali Kelurahan Sarae, Kecamatan R Barat, Kota Bima. “Sudah sebulan lebih kami merasakan kekeringan. Minimnya bantuan pemerintah membuat kami terpaksa membeli air Rp5.000/galon, itupun tidak cukup untuk kebutuhan harian kami,” ungkapnya.

Taufik sangat bersyukur dan berterima kasih kepada PKPU yang telah membantu. “Warga kami terlihat sangat senang sekali mendapatkan bantuan air ini. Semoga bantuan ini terus digalangkan oleh PKPU," ungkapnya.

Hal serupa juga dirasakan warga Kelurahan Dara. Ismail, ketua RT 07 mengapresiasi PKPU Human Initiative yang membantu warganya dalam menghadapi bencana kekeringan ini.

“Kondisi kami sangat memprihatinkan, bantuan yang datang sangat minim, sementara kebutuhan warga sangat mendesak. Dengan adanya bantuan ini kami sangat bersyukur dan berterimakasih sekali," ungkapnya.

Supervisor Disaster Risk Management (DRM) PKPU Human Initiative, Amir Mutar menerangkan timnya akan terus membangun komunikasi dengan warga sekitar agar dapat memberikan bantuan secara tepat. Terhitung dari 28 Agustus-8 September 2017, PKPU Human Initiative akan mendistribusikan air ke sejumlah wilayah sebagai bentuk nyata kepedulian terhadap kondisi kekeringan di Bima.

“Lokasi target penyaluran air ini di empat kelurahan di Kobi (Dara, Tanjung, Sarae, dan Melayu) dan lima desa di Kabupaten Bima (Teke, Ragi, Tenga, Kalampa, dan Samili). Mengingat kondisi dana terbatas terpaksa beberapa desa lainnya kami belum bisa membantu, sembari kami cari bantuan di beberapa pendonor lain,” terangnya.

Kedepan, PKPU Human Initiative berencana membantu pengadaan tandon (bak penampung), bor sumur, mesin pompa air, dan beberapa bantuan lainnya sesuai kebutuhan warga di tiap-tiap lokasi. PKPU Human Initiative mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk bersama-sama menjadi #SolusiPeduli bagi bencana yang melanda negeri ini. (Gie/PKPU_HI)
(poe)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8477 seconds (0.1#10.140)