Pulau Tabuhan Banyuwangi Bakal Jadi Ajang Festival Layang dan Selancar

Kamis, 24 Agustus 2017 - 14:16 WIB
Pulau Tabuhan Banyuwangi Bakal Jadi Ajang Festival Layang dan Selancar
Pulau Tabuhan Banyuwangi Bakal Jadi Ajang Festival Layang dan Selancar
A A A
BANYUWANGI - Ajang promosi wisata dengan kemasan (sport tourism) kembali digelar Pemkab Banyuwangi. Pada akhir pekan ini, 26-27 Agustus, International Kite and Wind Surfing Competition digelar di Pulau Tabuhan, pulau eksotis yang terletak di sisi timur Banyuwangi.

Ajang bergengsi ini akan diikuti 50 peselancar layang dan angin profesional dari 13 negara. Mulai dari Belanda, Thailand, Malaysia, Austria, Italia, Australia, Spanyol, dan New Zealand. Tak ketinggalan juga dari Amerika Serikat, Inggris, Swiss, Perancis, dan Indonesia.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, sport tourism menjadi salah satu cara untuk mempromosikan pariwisata daerah.

"Sport tourism efektif untuk mendorong wisata. Jadi kita dapat dua manfaat. Pertama, kunjungan atlet dan wisatawan penggemar sport tourism, dalam hal ini olahraga air. Kedua, promosi destinasinya yaitu Pulau Tabuhan," ujar Anas dalam keterangan tertulis yang dikirimkan ke SINDOnews, Kamis (24/8/2017).

Pulau Tabuhan sendiri merupakan sebuah pulau kecil tak berpenghuni yang masuk Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi. Hanya diperlukan waktu 20 menit untuk menuju ke Pulau Tabuhan dengan menggunakan perahu motor.

Pulau Tabuhan dikenal memiliki angin yang cocok untuk digelar selancar layang dan angin. Bahkan angin di Pulau Tabuhan memiliki karakteristik yang tidak dimiliki oleh tempat lainnya.

Selain itu, Pulau Tabuhan menyimpan pesona yang indah. Pasir putih yang halus, air laut yang jernih dan biota laut yang menawan. Tak heran, banyak wisatwan yang pergi ke pulau ini untuk melakukan snorkeling dan diving.

Anas menambahkan, selain sebagai ajang promosi wisata, event tersebut juga menjadi instrumen daerah untuk menggerakkan perekonomian warga.

“Kalau Pulau Tabuhan menjadi destinasi selancar layang dunia, geliat perekonomian akan ikut terdongkrak karena pasar selancar layang kini terus tumbuh pesat. Masyarakat bisa melakukan kegiatan ekonomi produktif seperti produski suvenir, kuliner, jasa travel, dan jasa penunjang lainnya,” tuturnya.

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Wawan Yadmadi mengatakan, International Kite and Wind Surfing Competition ini merupakan kali kedua digelar di Banyuwangi.

Ajang ini melombakan kategori racing (maraton), trapezoid, speed trial, dan freestyle and bigjump exhibition.

"Kami bersinergi dengan Banyuwangi Bangsring Breeze, Bali Kite Surfing School, dan Dragoon Yacht," jelas Wawan.

Race Organizer Kite and Wind Surfing Competition Iwan Syahlani mengatakan, Pulau Tabuhan sangat cocok untuk bermain selancar layang dan angin karena lautnya tanpa ombak besar.

“Posisinya juga tepat pada jalur arus angin terkencang. Angin keras setiap saat dengan kecepatan 25 knot, tidak usah menunggu datangnya angin seperti di Bali,” ungkapnya.

Selancar layang sendiri adalah olahraga air yang mengombinasikan selancar angin, selancar, paralayang, bahkan senam. Para atlet di papan selancar dihubungkan dengan layang-layang paralayang.

Para peselancar memanfaatkan angin untuk menaklukkan air dan melayang-layang di udara, lalu melandai kembali berselancar di atas air dengan gerakan-gerakan akrobatik. Adapun selancar angin adalah olahraga dengan memanfaatkan tenaga angin untuk meluncur membelah air.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4709 seconds (0.1#10.140)