Surabaya Jadi Tuan Rumah Inchan 2017, Pesertanya dari 45 Negara
A
A
A
SURABAYA - Kota Surabaya akan menjadi tuan rumah Indonesia Channel (Inchan) 2017. Beragam seni budaya asli Indonesia, termasuk dari Surabaya, akan ditampilkan di acara yang digelar di Empire Bulding Surabaya, Jumat 18 Agustus 2017 malam nanti. Pertunjukan ini dipastikan akan memikat hati para penonton. Sebab, para penampil seni budaya nusantara tersebut mayoritas berasal dari mancanagera.
Para penampil tersebut merupakan peserta program Beasiswa Seni dan Budaya (BSBI) yang berasal dari 45 negara. Rencananya, pagelaran Inchan 2017 akan dibuka oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi bersama Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. “Ibu Menlu rencananya sudah di Surabaya pada Jumat siang,” ujar Direktur Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Al Busyra Basnur di acara jumpa pers di kantor Bagian Humas, Selasa (15/8/2017).
Menurut Al Busyra, BSBI merupakan kegiatan dari Kemlu yang telah dilaksanakan selama 15 tahun sejak tahun 2013. Melalui kegiatan ini, Kemlu ingin memperkenalkan kepada generasi muda negara-negara sahabat dengan berbagai ragam identitas dan kepribadian khas bangsa Indonesia seperti sikap menghargai keberagaman/kebinekaan, kekeluargaan, kesantunan, toleransi dan keterbukaan. “Tidak mudah mengikuti program ini. Peminatnya banyak dan ada seleksinya. Jadi, yang ikut program BSBI ini termasuk pilihan. Hingga kini ada 776 alumni BSBI dan 69 negara di dunia,” kata Al Busyra.
Untuk tahun ini, ada 58 peserta BSBI dari 45 negara. Selain dari negara ASEAN, peserta berasal dari Afrika Selatan, Amerika Serikat, Belanda, Bulgaria, Rusia, Suriname, Turki, Uzbekistan dan negara lainnya. Selama 14 pekan atau tiga bulan, untuk BSBI reguler, peserta mengikuti pelatihan di sanggar-sanggar seni yang bermitra dengan Kemlu, yakni Studio Tydif Surabaya, Sanggar Semarandana Denpasar Bali, dan Rumah Budaya Rumata Makassar. Sementara untuk BSBI kekhususan, pesertanya mempelajari budaya Indonesia di Kampus UPN Veteran Yogyakarta.
Sebagaimana pelaksanaan BSBI di tahun-tahun sebelumnya, sebagai acara puncak sekaligus penutupan BSBI, digelar pagelaran seni dan budaya kolosal bertajuk Indonesia Channel. Untuk tahun ini, Surabaya dipercaya sebagai tuan rumah. Acara Inchan 2017 ini menjadi ajang bagi para peserta BSBI untuk unjuk kebolehan hasil pembelajaran selama pelatihan.
Di samping itu, pagelaran tersebut diharapkan dapat menumbuhkan kembali minat dan apresiasi generasi muda Indonesia terhadap ragam seni dan budaya. “Karenanya, manfaatkanlah kesempatan ini untuk menambah pengetahuan sekaligus untuk menambah networking. Apalagi, Inchan ini terbuka untuk masyarakat luas dan gratis,” ungkap dia.
Salah satu peserta dari Suriname, Amdie Wirjoredjo yang mengikuti pelatihan di Surabaya mengatakan, dia mendapatkan banyak pengalaman berharga. Tidak hanya belajar budaya, dia juga menikmati kuliner khas Surabaya. “Saya belajar banyak tentang budaya, musik, membatik. Saya juga mendapatkan banyak teman dari berbagai negara. Saya sungguh bahagia. Ini pengalaman yang luar biasa,” ujar penyuka nasi rawon dan sate ini.
Pengalaman menyenangkan juga dirasakan Lazzar Jumateeava. Seperti Amdie, gadis asal Uzbekistan ini juga belajar budaya di Surabaya. Dia mengaku mendapatkan pengalaman mengagumkan. “Semua yang saya alami di sini sungguh luar biasa,” ujarnya.
Para penampil tersebut merupakan peserta program Beasiswa Seni dan Budaya (BSBI) yang berasal dari 45 negara. Rencananya, pagelaran Inchan 2017 akan dibuka oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi bersama Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. “Ibu Menlu rencananya sudah di Surabaya pada Jumat siang,” ujar Direktur Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Al Busyra Basnur di acara jumpa pers di kantor Bagian Humas, Selasa (15/8/2017).
Menurut Al Busyra, BSBI merupakan kegiatan dari Kemlu yang telah dilaksanakan selama 15 tahun sejak tahun 2013. Melalui kegiatan ini, Kemlu ingin memperkenalkan kepada generasi muda negara-negara sahabat dengan berbagai ragam identitas dan kepribadian khas bangsa Indonesia seperti sikap menghargai keberagaman/kebinekaan, kekeluargaan, kesantunan, toleransi dan keterbukaan. “Tidak mudah mengikuti program ini. Peminatnya banyak dan ada seleksinya. Jadi, yang ikut program BSBI ini termasuk pilihan. Hingga kini ada 776 alumni BSBI dan 69 negara di dunia,” kata Al Busyra.
Untuk tahun ini, ada 58 peserta BSBI dari 45 negara. Selain dari negara ASEAN, peserta berasal dari Afrika Selatan, Amerika Serikat, Belanda, Bulgaria, Rusia, Suriname, Turki, Uzbekistan dan negara lainnya. Selama 14 pekan atau tiga bulan, untuk BSBI reguler, peserta mengikuti pelatihan di sanggar-sanggar seni yang bermitra dengan Kemlu, yakni Studio Tydif Surabaya, Sanggar Semarandana Denpasar Bali, dan Rumah Budaya Rumata Makassar. Sementara untuk BSBI kekhususan, pesertanya mempelajari budaya Indonesia di Kampus UPN Veteran Yogyakarta.
Sebagaimana pelaksanaan BSBI di tahun-tahun sebelumnya, sebagai acara puncak sekaligus penutupan BSBI, digelar pagelaran seni dan budaya kolosal bertajuk Indonesia Channel. Untuk tahun ini, Surabaya dipercaya sebagai tuan rumah. Acara Inchan 2017 ini menjadi ajang bagi para peserta BSBI untuk unjuk kebolehan hasil pembelajaran selama pelatihan.
Di samping itu, pagelaran tersebut diharapkan dapat menumbuhkan kembali minat dan apresiasi generasi muda Indonesia terhadap ragam seni dan budaya. “Karenanya, manfaatkanlah kesempatan ini untuk menambah pengetahuan sekaligus untuk menambah networking. Apalagi, Inchan ini terbuka untuk masyarakat luas dan gratis,” ungkap dia.
Salah satu peserta dari Suriname, Amdie Wirjoredjo yang mengikuti pelatihan di Surabaya mengatakan, dia mendapatkan banyak pengalaman berharga. Tidak hanya belajar budaya, dia juga menikmati kuliner khas Surabaya. “Saya belajar banyak tentang budaya, musik, membatik. Saya juga mendapatkan banyak teman dari berbagai negara. Saya sungguh bahagia. Ini pengalaman yang luar biasa,” ujar penyuka nasi rawon dan sate ini.
Pengalaman menyenangkan juga dirasakan Lazzar Jumateeava. Seperti Amdie, gadis asal Uzbekistan ini juga belajar budaya di Surabaya. Dia mengaku mendapatkan pengalaman mengagumkan. “Semua yang saya alami di sini sungguh luar biasa,” ujarnya.
(mcm)