Angin Kencang Warnai Pembukaan Festival Paralayang di Gunung Banyak

Kamis, 27 Juli 2017 - 16:53 WIB
Angin Kencang Warnai...
Angin Kencang Warnai Pembukaan Festival Paralayang di Gunung Banyak
A A A
BATU - Cuaca mendung disertai angin kencang mewarnai pembukaan Batu International Tourism Paragliding Festival 2017 di puncak Gunung Banyak, Kelurahan Songgokerto, Kota Batu, Kamis (27/7/2017). Acara seremoni yang rencananya dimulai pukul 07.00 WIB baru dimulai tengah hari.

Kepala Bidang Pengembangan dan Promosi Pariwisata, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Pemkot Batu Chairil Fajar menjelaskan, event tahunan dari Pemkot Batu kali ini diikuti 96 atlet paralayang dari dalam dan luar negeri. Acara digelar empat hari, mulai 27-30 Juli 2017.

“Tujuan utama dari kegiatan ini untuk mempromosikan potensi pariwisata Kota Batu. Harapannya kunjungan wisatawan ke Kota Batu semakin meningkat, terutama wisatawan asing,” kata Chairil.

Dia menjelaskan, festival paralayang di Gunung Banyak sempat vakum empat tahun karena keterbatasan anggaran Pemkot Batu dan keterbatasan kemampuan sumber daya manusianya. Walaupun begitu, para atlet paralayang dari Kota Batu tetap berlatih.

Salah satu hasilnya, delapan atlet paralayang Kota Batu ikut mewakili Indonesia pada kejuaraan internasional open paragliding di Kanada. “Atlet paralayang dari Indonesia yang pergi ke Kanada ada 14 orang. Yang delapan orang berasal dari Kota Batu,” ungkap Chairil.

Chairil menyebutkan, atlet paralayang dari luar negeri yang datang ke Kota Batu berasal dari Jepang, Thailand, Jerman, Korea Selatan, Perancis, dan India. Tahun ini, festival memperlombakan empat kelas, yaitu kelas ketepatan mendarat atau paragliding accuracy, paragliding cross country, paragliding fun fly, dan paragliding festival.

Untuk kelas paragliding festival, setiap peserta diberi kesempatan untuk menampilkan kreativitasnya, khususnya desain kostum. “Panitia juga menyiapkan pementasan grup kesenian daerah untuk menyemarakkan acara,” ujar dia.

Mengenai total hadiah untuk para juara, menurut Chairil tidak besar karena hanya Rp30 jutaan. Namun, semua kebutuhan akomodasi peserta ditanggung panitia. “Saat ini kami terus berdoa supaya cuaca di Kota Batu cerah sehingga kegiatannya terselenggara dengan lancar,” ujarnya.

Atlet paralayang dari Kabupaten Malang, Ali Sukoco menyatakan, olah raga dirgantara ini tergantung pada kondisi alam. Saat cuaca mendung apalagi disertai angin kencang, maka atlet dilarang terbang. Jika tetap memaksa terbang, bisa membahayakan keselamatan jiwa atlet. Idealnya kecepatan angin mencapai 20 km per jam supaya seorang atlet paralayang bisa terbang dengan nyaman.

“Pagi tadi cuaca mendung. Menjelang tengah hari, kecepatan angin 30 km per jam. Tapi, di tempat take off dan pendaratan ada pemandunya. Saat kecepatan angin di atas 20 km per jam, petugas langsung menginstruksikan agar semua kegiatan penerbangan dihentikan aupaya tidak sampai menimbulkan kecelakaan,” tandasnya.

Ali yakin festival paralayang tahun ini berjalan semarak walaupun cuaca di langit Kota Batu kurang bagus. Sejumlah peserta juga sedang dalam perjalanan ke Kota Batu. ”Teman kami yang baru selesai mengikuti lomba di Kanada sudah datang di Kota Batu. Termasuk beberapa atlet dari luar negeri juga memastikan hadir,” pungkasnya.
(mcm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1651 seconds (0.1#10.140)