Candi Peninggalan Singhasari di Malang Rusak Ditabrak Dokter

Selasa, 25 Juli 2017 - 19:42 WIB
Candi Peninggalan Singhasari di Malang Rusak Ditabrak Dokter
Candi Peninggalan Singhasari di Malang Rusak Ditabrak Dokter
A A A
MALANG - Candi Kidal, yang terletak di Desa Kidal, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, mengalami rusak ringan akibat ditabrak mobil KIA Karnival bernomor polisi BE 2844 GH.

Kecelakaan yang menimbulkan banyak tanda tanya ini, terjadi pada Selasa (25/7) dini hari, sekitar pukul 24.05 WIB. Mobil berwarna abu-abu tersebut dikemudikan seorang dokter yang diketahui bernama Joko Agus Gunawan (35), warga RT 21 RW 2 Desa Kidal, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang.

Kecelakaan tunggal ini sangat mengagetkan warga setempat. Mobil awalnya berjalan dari arah selatan menuju ke utara atau dari arah Tajinan menuju Tumpang. Tiba-tiba mobil berbelok ke kanan dan langsung menabrak pagar tembok pelindung kawasan candi.

Mobil yang sudah menghancurkan pagar tembok di bagian depan, tidak bisa dikendalikan hingga meluncur bebas menuju pelataran candi. Mobil baru bisa berhenti setelah menghantam bagian tangga candi hingga membuat bagian depan mobil hancur dan pondasi candi rusak.

Jarak antara jalan raya dengan candi mencapai sekitar 50 meter. Kondisi halaman candi berundak semakin menurun dari jalan raya hingga ke candi. Tidak banyak bekas pengereman di halaman candi, hanya ditemukan bekas lintasan roda di antara tanah dan rerumputan.

Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Joko Agus Gunawan yang mengemudikan mobilnya sendirian, hanya mengalami luka ringan. Tetapi, dia mengaku masih syok dengan kejadian ini.

“Saya tidak tahu persis kejadiannya. Saya tidak menyadari mobil sudah berbelok masuk ke areal candi. Saya baru tersadar kalau mengalami kecelakaan setelah mobil berhenti menabrak candi,” ujarnya dengan wajah masih tegang.

Kepala Polsek Tumpang, AKP Yusuf Suryadi mengaku, langsung melakukan sterilisasi kawasan mengingat kawasan tersebut merupakan tempat benda bersejarah dan cagar budaya yang dilindungi negara.

Dia menyebutkan, kondisi pengemudi mobil yang juga menjadi korban kecelakaan tunggal ini masih sadarkan diri dan hanya mengalami luka ringan. “Kami masih melakukan penyelidikan dan meminta keterangan dari pengemudi. Belum bisa disimpulkan penyebab utama kecelakaan ini,” katanya.

Selain meminta keterangan korban, pihak kepolisian juga meminta keterangan dari para saksi yang menyaksikan langsung kejadian tersebut. Pihak Unit Kecelakaan Lalu Lintas, Satuan Lalu Lintas Polres Malang juga turun ke tempat kejadian perkara (TKP) untuk melakukan olah TKP.

Proses evakuasi kendaraan memakan waktu berjam-jam karena posisinya berada di depan candi yang kontur tanahnya berundak. Mobil baru bisa diderek setelah dilakukan pengangkatan secara manual. Saat ini, mobil sudah disita oleh petugas kepolisian untuk kepentingan penyelidikan.

Petugas penjaga Candi Kidal, Siti Romlah mengaku, saat kejadian masih banyak warga di sekitar candi. Mereka sedang mengikuti pengajian tepat di sisi selatan candi. “Warga kaget saat melihat mobil langsung masuk menabrak pagar kawasan candi. Dua kali terdengar suara benturan keras hingga mobil terhenti di depan candi,” ujarnya.

Dia menyebutkan, tidak terjadi kerusakan berat pada candi. Kerusakan hanya terjadi pada pondasi di bawah arca Kalamakara. Pascakejadian, pihaknya juga langsung memberikan laporan ke pihak Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan.

Sejarawan Universitas Negeri Malang (UM), Dwi Cahyono meminta aparat penegak hukum mengusut tuntas kasus ini. Hal ini sangat penting agar tidak ada lagi preseden buruk terhadap benda cagar budaya.

“Saat ini harus segera dilakukan perbaikan terhadap pondasi tangga masuk candi. Ada satu batu candi yang pecah akibat kecelakaan tunggal ini. Upaya perbaikan mendesak dilakukan agar kerusakan tidak merembet,” paparnya.

Candi Kidal merupakan sisa peninggalan masa kerajaan Singhasari. Bangunan candi ini diperkirakan dibangun pada tahun 1248 Masehi, dan menjadi tempat untuk pendarmaan raja ke-2 Kerajaan Singhasari, Raja Anushapati. Tempat pendarmaan ini merupakan yang tertua di masa Kerajaan Singhasari karena tempat pendarmaan di masa Ken Arok, belum ditemukan.
(mcm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7724 seconds (0.1#10.140)