Kerangka Manusia di Gunung Ciremai Akhirnya Dievakuasi
A
A
A
BANDUNG - Kerangka manusia yang ditemukan di Gunung Ciremai, wilayah Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, telah dievakuasi, Selasa (25/7/2017). Saat ini kerangka manusia yang diduga pendaki gunung tersebut telah dibawa ke RS Polri Indramayu.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, petugas Polres Majalengka sedang melakukan penyelidikan untuk mengungkap identitas korban. Termasuk pula untuk mengetahui penyebab pasti kematian korban, apakah dibunuh atau akibat lain. Petugas kesulitan untuk mengungkapnya karena korban tinggal tulang-belulang.
“Untuk mengetahui identitas korban perlu tes DNA karena korban tinggal tulang,” kata Yusri ditemui SINDONews di Polrestabes Bandung, Selasa (25/7/2017).
Dia mengemukakan, tim evakuasi dipimpin oleh Kapolsek Argapura Iptu Sarjio dan lima anggota Polsek Argapura, Danramil Argapura Lettu TNI (Arm) Anto Heryanto berikut lima anggota TNI. Evakuasi juga melibatkan tim medis dipimpin dr Melly dan 10 warga, di antaranya Toto Sunarto.
Tim berangkat sejak pukul 08.00 WIB. Sekitar pukul 14.30 WIB, tim tiba di lokasi dan mengevakuasi kerangka manusia di hutan kayu masawa, sejajar dengan pos 3 di ketinggian 2.260 meter dari permukaan air laut (mdpl), area Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) Argalingga, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka.
Korban mengenakan kaus biru bergaris hitam, jaket hitam bergaris merah, rok, celana dalam merah muda, dan selimut biru. Di samping kerangka korban, ditemukan pula tas hitam bercorak merah muda.
“Kerangka manusia tersebut berambut panjang. Kerangka itu diduga milik seorang wanita yang usianya diperkirakan 20 tahun. Tapi kami tidak menemukan identitas korban,” ujar Yusri.
Diberitakan sebelumnya, warga Blok/Desa Aragalingga, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka menemukan kerangka manusia berjenis kelamin perempuan di Gunung Ciremai, pada Minggu 23 Juli 2017 sekitar pukul 08.30 WIB.
Penemuan kerangka manusia yang diperkirakan telah meninggal dunia satu tahun lalu itu, terjadi secara tak sengaja. Petugas mendapat laporan dari Toto Sunarto (49), pamong Desa Argalingga, pada Kamis 13 Juli 2017.
Kepada polisi, Toto Sunarto menuturkan, Kamis 13 Juli 2017, dia bersama 17 anggota keluarganya datang ke Bumi Perkemahan (Buper) Argalingga untuk meminta restu atas pencalonannya sebagai kepala desa (kades) Argalingga dari para leluhur yang diyakini bersemayam di keramat Petilasan Batu Sangkan.
Saat ritual digelar, Rudi dan Didi (anggota keluarga Toto), serta kuncen Petilasan Batu Sangka, Nana, kesurupan. Roh yang merasuki tubuh Rudi, Didi, dan Nana memberi petunjuk bahwa ada tiga kerangka manusia yang minta disempurnakan pemakamannya. Toto pun memimpin anggota keluarganya mencari kerangka manusia tersebut.
Rombongan Toto dan anggota keluarganya berangkat pada Minggu 23 Juli 2017, sekitar pukul 08.30 WIB. Setelah melakukan pendakian selama lebih 3,5 jam, Toto dan anggota keluarganya menemukan satu kerangka manusia sekitar pukul 12.00 WIB di hutan kayu marga satwa yang lokasinya sejajar dengan pos 3 TNGC.
Rombongan kembali melakukan pencarian untuk menemukan tengkorak lainnya. Namun pencarian terkendala hujan. Mereka kemudian kembali ke rumah dan melaporkan penemuan tersebut ke petugas TNGC dan Polres Kuningan.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, petugas Polres Majalengka sedang melakukan penyelidikan untuk mengungkap identitas korban. Termasuk pula untuk mengetahui penyebab pasti kematian korban, apakah dibunuh atau akibat lain. Petugas kesulitan untuk mengungkapnya karena korban tinggal tulang-belulang.
“Untuk mengetahui identitas korban perlu tes DNA karena korban tinggal tulang,” kata Yusri ditemui SINDONews di Polrestabes Bandung, Selasa (25/7/2017).
Dia mengemukakan, tim evakuasi dipimpin oleh Kapolsek Argapura Iptu Sarjio dan lima anggota Polsek Argapura, Danramil Argapura Lettu TNI (Arm) Anto Heryanto berikut lima anggota TNI. Evakuasi juga melibatkan tim medis dipimpin dr Melly dan 10 warga, di antaranya Toto Sunarto.
Tim berangkat sejak pukul 08.00 WIB. Sekitar pukul 14.30 WIB, tim tiba di lokasi dan mengevakuasi kerangka manusia di hutan kayu masawa, sejajar dengan pos 3 di ketinggian 2.260 meter dari permukaan air laut (mdpl), area Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) Argalingga, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka.
Korban mengenakan kaus biru bergaris hitam, jaket hitam bergaris merah, rok, celana dalam merah muda, dan selimut biru. Di samping kerangka korban, ditemukan pula tas hitam bercorak merah muda.
“Kerangka manusia tersebut berambut panjang. Kerangka itu diduga milik seorang wanita yang usianya diperkirakan 20 tahun. Tapi kami tidak menemukan identitas korban,” ujar Yusri.
Diberitakan sebelumnya, warga Blok/Desa Aragalingga, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka menemukan kerangka manusia berjenis kelamin perempuan di Gunung Ciremai, pada Minggu 23 Juli 2017 sekitar pukul 08.30 WIB.
Penemuan kerangka manusia yang diperkirakan telah meninggal dunia satu tahun lalu itu, terjadi secara tak sengaja. Petugas mendapat laporan dari Toto Sunarto (49), pamong Desa Argalingga, pada Kamis 13 Juli 2017.
Kepada polisi, Toto Sunarto menuturkan, Kamis 13 Juli 2017, dia bersama 17 anggota keluarganya datang ke Bumi Perkemahan (Buper) Argalingga untuk meminta restu atas pencalonannya sebagai kepala desa (kades) Argalingga dari para leluhur yang diyakini bersemayam di keramat Petilasan Batu Sangkan.
Saat ritual digelar, Rudi dan Didi (anggota keluarga Toto), serta kuncen Petilasan Batu Sangka, Nana, kesurupan. Roh yang merasuki tubuh Rudi, Didi, dan Nana memberi petunjuk bahwa ada tiga kerangka manusia yang minta disempurnakan pemakamannya. Toto pun memimpin anggota keluarganya mencari kerangka manusia tersebut.
Rombongan Toto dan anggota keluarganya berangkat pada Minggu 23 Juli 2017, sekitar pukul 08.30 WIB. Setelah melakukan pendakian selama lebih 3,5 jam, Toto dan anggota keluarganya menemukan satu kerangka manusia sekitar pukul 12.00 WIB di hutan kayu marga satwa yang lokasinya sejajar dengan pos 3 TNGC.
Rombongan kembali melakukan pencarian untuk menemukan tengkorak lainnya. Namun pencarian terkendala hujan. Mereka kemudian kembali ke rumah dan melaporkan penemuan tersebut ke petugas TNGC dan Polres Kuningan.
(mcm)