RSIA Limijati Bandung Tawarkan Program Bayi Tabung Rp37,5 Juta
A
A
A
BANDUNG - Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Limijati Bandung menawarkan program paket bayi tabung dengan biaya Rp37,5 juta dengan stimulasi ovarium dosis penuh. Kebutuhan masyarakat dengan teknologi tersebut dapat dilakukan dengan layanan Teknologi Reproduksi Berbantu (TRB) dan Bandung Fertility Center (BFC).
Fasilitas ini mendapat pengawasan penuh dari dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan yang ahli di bidang TRB, dokter spesialis urologi konsultan andrologi, embryolog serta perawat yang handal. Konsultan Fertilitas & Endokrinologi Reproduksi RSIAl Limijati, Dian Tjahyadi mengatakan, BFC memiliki fasilitas untuk teknologi reproduksi berbantu tingkat lanjut, seperti sperm washing, sperm freezing, testicular sperm extraction (TESE), intrauterine insemination, dan in vitro fertilization (IVF) dengan intracytoplasmic sperm injection (ICSI).
“BFC memiliki unggulan TESE bagi pasien azoospermia dengan pengambilan sperma dari pabriknya untuk dipadukan dengan sel telur,” kata dia usai meresmikan Fertility Center RSIA Limijati, Kota Bandung, Minggu 23 Juli 2017.
Menurut dia, PERFITRI, organisasi induk teknologi reproduksi berbantu di Indonesia, merilis bahwa populasi infertilitas terjadi pada 10% dari populasi usia reproduktif. Indonesia yang berpenduduk 257,9 juta jiwa memiliki penduduk usia reproduktif sebesar 75,7 juta jiwa, sehingga diperkirakan terdapat sekitar 7,5 juta penduduk usia reproduktif yang mengalami infertilitas dan memerlukan pertolongan. Di Jawa Barat, populasi infertil diperkirakan sebesar 1,3 juta jiwa.
"Sementara di Kota Bandung dengan penduduk usia reproduktif sebesar 1,1 juta jiwa diperkirakan terdapat 110.000 jiwa yang mengalami infertilitas. Membantu penduduk usia reproduktif yang mengalami infertilitas, diperlukan fasilitas yang menyediakan layanan secara komprehesif," kata Dian.
Menurut Dian, umumnya, masyarakat menilai bahwa teknologi reproduksi berbantu membutuhkan biaya yang mahal. “Sejauh ini telah lahir kurang lebih 80 bayi tabung, dan ratusan bayi dari inseminasi intrauterin,” jelasnya.
Fasilitas ini mendapat pengawasan penuh dari dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan yang ahli di bidang TRB, dokter spesialis urologi konsultan andrologi, embryolog serta perawat yang handal. Konsultan Fertilitas & Endokrinologi Reproduksi RSIAl Limijati, Dian Tjahyadi mengatakan, BFC memiliki fasilitas untuk teknologi reproduksi berbantu tingkat lanjut, seperti sperm washing, sperm freezing, testicular sperm extraction (TESE), intrauterine insemination, dan in vitro fertilization (IVF) dengan intracytoplasmic sperm injection (ICSI).
“BFC memiliki unggulan TESE bagi pasien azoospermia dengan pengambilan sperma dari pabriknya untuk dipadukan dengan sel telur,” kata dia usai meresmikan Fertility Center RSIA Limijati, Kota Bandung, Minggu 23 Juli 2017.
Menurut dia, PERFITRI, organisasi induk teknologi reproduksi berbantu di Indonesia, merilis bahwa populasi infertilitas terjadi pada 10% dari populasi usia reproduktif. Indonesia yang berpenduduk 257,9 juta jiwa memiliki penduduk usia reproduktif sebesar 75,7 juta jiwa, sehingga diperkirakan terdapat sekitar 7,5 juta penduduk usia reproduktif yang mengalami infertilitas dan memerlukan pertolongan. Di Jawa Barat, populasi infertil diperkirakan sebesar 1,3 juta jiwa.
"Sementara di Kota Bandung dengan penduduk usia reproduktif sebesar 1,1 juta jiwa diperkirakan terdapat 110.000 jiwa yang mengalami infertilitas. Membantu penduduk usia reproduktif yang mengalami infertilitas, diperlukan fasilitas yang menyediakan layanan secara komprehesif," kata Dian.
Menurut Dian, umumnya, masyarakat menilai bahwa teknologi reproduksi berbantu membutuhkan biaya yang mahal. “Sejauh ini telah lahir kurang lebih 80 bayi tabung, dan ratusan bayi dari inseminasi intrauterin,” jelasnya.
(wib)