Susi Pudjiastuti Berpotensi Diusung PDIP Jadi Cagub di Pilgub Jabar
A
A
A
BANDUNG - Suhu politik di Jawab Barat (Jabar) menjelang Pilgub Jabar pada Mei 2018, mulai menghangat. Salah satu tokoh yang disebut-sebut dijagokan sebagai calon gubernur adalah Susi Pudjiastuti, yang saat ini menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan. Perempuan kelahiran Pangandaran 15 Januari 1965 itu dikabarkan bakal diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, nama-nama cagub-cawagub Jabar yang sudah masuk dalam penjaringan sekarang di tangan DPP PDIP. Namun PDIP akan melakukan pemetaan politik dan pada waktu yang tepat, untuk mengambil keputusan.
“Siapa-siapa yang direkrut DPP PDIP, nama-namanya masih kami rahasiakan. Tapi ada tiga nama yang direkrut oleh DPP. Dua laki-laki dan satu perempuan,” kata Hasto seusai pembukaan Rakerda DPD PDIP Jabar di Hotel Horison, Jalan Pelajar Pejuang, Sabtu (22/7/2017).
Apakah tokoh perempuan itu Susi Pudjiastuti? Hasto hanya menyatakan, “iya nanti,” sambil tersenyum. Menurut dia, memiliki potensi Susi untuk diusung sebagai cagub di Pilgub Jabar. Karena kebijakan, keberanian, dan ketegasannya menjaga kedaualatan wilayah, Susi merupakan salah satu tokoh perempuan yang diapresiasi oleh rakyat.
“Tapi apakah ini akan berimplikasi kepada pengusungan Susi menjadi cagub Jabar atau tidak, ini waktu yang akan menjawabnya. Yang pasti, partai merekrut tidak hanya sepihak, tapi juga mendengarkan rakyat. Ketika rakyat menyampaikan aspirasi, kami mendengar. Kami selalu komunikasi dengan Bu Susi, tetapi terkait dengan kebijakan, bukan sebagai calon gubernur,” kata dia.
Disinggung tentang Iwa Karniwa (Sekda Provinsi Jabar), Hasto mengemukakan, Iwa secara aktif mendaftar sebagai cagub di PDIP. Saat mendaftar dan didukung para tokoh, Iwa diterima dengan baik. Namun perpaduan antara mereka yang mendaftar dengan pemetaan politik DPP, itulah nama-nama calon yang akan dikerucutkan.
“Kami tegaskan sekali lagi, yang berdasarkan pemetaan DPP PDIP ada tiga nama, dua laki-laki dan satu perempuan,” ujar Hasto.
Dia menandaskan, sampai saat ini, Ridwan Kamil belum masuk dalam radar politik PDIP untuk diusung di Pilgub Jabar. Sebab, Ridwan Kamil tidak mendaftar ke PDIP. “Tentu saja karena tidak mendaftar ke PDIP. Kami prioritaskan yang mendaftar terlebih dahulu untuk kami proses dan kemudian kami padukan dengan pemetaan politik DPP,” tandas dia.
Hasto menuturkan, dalam peraturan PDIP, untuk menentukan pasangan calon ada dua mekanisme. Pertama, diusulkan dari bawah yang bersifat terbuka. Siapa pun bisa mendaftar bagi yang memenuhi syarat-syarat administratif. Kedua, DPP PDIP melakukan pemetaan politik.
Sebagai contoh, tutur Hasto, saat Joko Widodo (Jokowi) dicalonkan sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 2012 lalu. Nama Jokowi muncul sebagai hasil dari pemetaan politik DPP PDIP, bukan dari proses penjaringan yang dilakukan dan diusulkan dari bawah. Demikian pula Rano Karno di Banten.
“Sekarang pilkada tinggal 11 bulan lagi, maka kami harapkan pada Agustus 2017, kami (PDIP) akan mengambil keputusan final tentang siapa yang diusung sebagai cagub dan cawagub di Pilgub Jabar,” tutur Hasto.
Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, nama-nama cagub-cawagub Jabar yang sudah masuk dalam penjaringan sekarang di tangan DPP PDIP. Namun PDIP akan melakukan pemetaan politik dan pada waktu yang tepat, untuk mengambil keputusan.
“Siapa-siapa yang direkrut DPP PDIP, nama-namanya masih kami rahasiakan. Tapi ada tiga nama yang direkrut oleh DPP. Dua laki-laki dan satu perempuan,” kata Hasto seusai pembukaan Rakerda DPD PDIP Jabar di Hotel Horison, Jalan Pelajar Pejuang, Sabtu (22/7/2017).
Apakah tokoh perempuan itu Susi Pudjiastuti? Hasto hanya menyatakan, “iya nanti,” sambil tersenyum. Menurut dia, memiliki potensi Susi untuk diusung sebagai cagub di Pilgub Jabar. Karena kebijakan, keberanian, dan ketegasannya menjaga kedaualatan wilayah, Susi merupakan salah satu tokoh perempuan yang diapresiasi oleh rakyat.
“Tapi apakah ini akan berimplikasi kepada pengusungan Susi menjadi cagub Jabar atau tidak, ini waktu yang akan menjawabnya. Yang pasti, partai merekrut tidak hanya sepihak, tapi juga mendengarkan rakyat. Ketika rakyat menyampaikan aspirasi, kami mendengar. Kami selalu komunikasi dengan Bu Susi, tetapi terkait dengan kebijakan, bukan sebagai calon gubernur,” kata dia.
Disinggung tentang Iwa Karniwa (Sekda Provinsi Jabar), Hasto mengemukakan, Iwa secara aktif mendaftar sebagai cagub di PDIP. Saat mendaftar dan didukung para tokoh, Iwa diterima dengan baik. Namun perpaduan antara mereka yang mendaftar dengan pemetaan politik DPP, itulah nama-nama calon yang akan dikerucutkan.
“Kami tegaskan sekali lagi, yang berdasarkan pemetaan DPP PDIP ada tiga nama, dua laki-laki dan satu perempuan,” ujar Hasto.
Dia menandaskan, sampai saat ini, Ridwan Kamil belum masuk dalam radar politik PDIP untuk diusung di Pilgub Jabar. Sebab, Ridwan Kamil tidak mendaftar ke PDIP. “Tentu saja karena tidak mendaftar ke PDIP. Kami prioritaskan yang mendaftar terlebih dahulu untuk kami proses dan kemudian kami padukan dengan pemetaan politik DPP,” tandas dia.
Hasto menuturkan, dalam peraturan PDIP, untuk menentukan pasangan calon ada dua mekanisme. Pertama, diusulkan dari bawah yang bersifat terbuka. Siapa pun bisa mendaftar bagi yang memenuhi syarat-syarat administratif. Kedua, DPP PDIP melakukan pemetaan politik.
Sebagai contoh, tutur Hasto, saat Joko Widodo (Jokowi) dicalonkan sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 2012 lalu. Nama Jokowi muncul sebagai hasil dari pemetaan politik DPP PDIP, bukan dari proses penjaringan yang dilakukan dan diusulkan dari bawah. Demikian pula Rano Karno di Banten.
“Sekarang pilkada tinggal 11 bulan lagi, maka kami harapkan pada Agustus 2017, kami (PDIP) akan mengambil keputusan final tentang siapa yang diusung sebagai cagub dan cawagub di Pilgub Jabar,” tutur Hasto.
(mcm)