5 Pendaki yang Tersesat di Gunung Gandang Siswa SMAN 5 Bandung dan Mahasiswa Unpad
A
A
A
MAMASA - Lima pendaki asal Bandung Jawa Barat, terpaksa dievakuasi oleh tim gabungan di Pegunungan Gandang Dewata, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, karena tersesat dan mengalami cedera. Untuk sementara para pendaki dirawat intensif di RSUD Polewali Mandar.
Empat pendaki tersebut berasal dari SMA Negeri 5 Bandung, yaitu Ramzy (17) yang menjadi ketua rombongan siswa dan Rayhan (16). Dua lainnya, pendaki perempuan, yaitu Argya (16) dan Bunga (16). Sementara Naufal (19), merupakan mahasiswa dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung yang juga alumni SMA Negeri 5 Bandung.
Evakuasi dilakukan tim gabungn yang terdiri dari mahasiswa pecinta alam, warga, dan aparat kepolisian di Pegunungan Gandang Dewata, Kabupaten Mamasa. Evakuasi berjalan dramatis dan cukup lama lantaran medan yang ekstrem dan juga cuaca tak bersahabat. Dua di antara pendaki harus ditandu menggunakan kayu lantaran mengalami cedera serius.
Lima pendaki ini bersama seorang pendampingnya, awalnya berangkat dari Paku, Kabupaten Mamuju, dengan tujuan menaklukkan Pegunungan Gandang Dewata yang terkenal ekstrem. Sayangnya waktu yang ditentukan dalam masa pendakian lewat beberapa hari lamanya.
Akhirnya, sejumlah relawan pecinta alam dari KPA Quarles Mamasa, melakukan pencarian. Tim pencari, Yopie menuturkan, pencarian dilakukan di sekitar pos 5 hingga pos 2. Mereka berhasil menemukan para korban dalam kondisi selamat.
Salah satu pendaki asal Bandung yang juga ketua tim pendakian Gunung Gandang Dewata, Ramzy mengaku, dia kehilangan kontak dengan pos pendakian Kabupaten Mamasa selama dua hari dan sempat tersesat. Dia dan teman-temannya pada umumnya kedinginan akibat diguyur hujan terus-menerus. Bahkan tiga di antara mereka mengalami cedera dan infeksi pada bagian kaki hingga tak bisa berjalan.
Gunung Gandang Dewata merupakan salah satu gunung tertinggi di Sulawesi dengan ketinggian lebih dari 3.300 meter di atas permukaan laut. Gunung ini sudah sering memakan korban jiwa. Selain terkenal dengan kondisi medan yang ekstrem, cuaca di Pegunungan Gandang Dewata juga tak menentu dan setiap saat diselimuti kabut tebal.
Empat pendaki tersebut berasal dari SMA Negeri 5 Bandung, yaitu Ramzy (17) yang menjadi ketua rombongan siswa dan Rayhan (16). Dua lainnya, pendaki perempuan, yaitu Argya (16) dan Bunga (16). Sementara Naufal (19), merupakan mahasiswa dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung yang juga alumni SMA Negeri 5 Bandung.
Evakuasi dilakukan tim gabungn yang terdiri dari mahasiswa pecinta alam, warga, dan aparat kepolisian di Pegunungan Gandang Dewata, Kabupaten Mamasa. Evakuasi berjalan dramatis dan cukup lama lantaran medan yang ekstrem dan juga cuaca tak bersahabat. Dua di antara pendaki harus ditandu menggunakan kayu lantaran mengalami cedera serius.
Lima pendaki ini bersama seorang pendampingnya, awalnya berangkat dari Paku, Kabupaten Mamuju, dengan tujuan menaklukkan Pegunungan Gandang Dewata yang terkenal ekstrem. Sayangnya waktu yang ditentukan dalam masa pendakian lewat beberapa hari lamanya.
Akhirnya, sejumlah relawan pecinta alam dari KPA Quarles Mamasa, melakukan pencarian. Tim pencari, Yopie menuturkan, pencarian dilakukan di sekitar pos 5 hingga pos 2. Mereka berhasil menemukan para korban dalam kondisi selamat.
Salah satu pendaki asal Bandung yang juga ketua tim pendakian Gunung Gandang Dewata, Ramzy mengaku, dia kehilangan kontak dengan pos pendakian Kabupaten Mamasa selama dua hari dan sempat tersesat. Dia dan teman-temannya pada umumnya kedinginan akibat diguyur hujan terus-menerus. Bahkan tiga di antara mereka mengalami cedera dan infeksi pada bagian kaki hingga tak bisa berjalan.
Gunung Gandang Dewata merupakan salah satu gunung tertinggi di Sulawesi dengan ketinggian lebih dari 3.300 meter di atas permukaan laut. Gunung ini sudah sering memakan korban jiwa. Selain terkenal dengan kondisi medan yang ekstrem, cuaca di Pegunungan Gandang Dewata juga tak menentu dan setiap saat diselimuti kabut tebal.
(mcm)