Semarak Solo Batik Carnival Angkat Tema Kembali ke Masa Kejayaan
A
A
A
SOLO - Enam defile menyemarakkan Solo Batik Carnival (SBC) di Kota Solo, Sabtu (15/7/2017) sore.
Perhelatan yang telah memasuki usia 10 itu di antaranya mengangkat kembali performa yang ditampilkan pada rangkaian SBC tahun tahun sebelumnya.
Para peserta mengusung tema Astamurti Kawijayan yang artinya kembali ke masa kejayaan. Defile yang tampil kali ini adalah Wayang, Topeng, Sekar Jagat, Legenda, Mustika Jawa Dwipa, serta Jatayu yang merupakan defile baru yang dimunculkan. Defile Jatayu atau burung garuda sengaja diusung untuk menyampaikan pesan tentang kebhinekaan dan persatuan dan kesatuan.
Kostum Jatayu di antaranya dipakai oleh Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo (Rudy). Sementara defile Sekarjagat dipakai oleh anggota SBC sebagai tuan rumah. “Sedangkan defile legenda yang diusung adalah Ratu Pantai Selatan,” kata Susanto, Pembina Yayasan Solo Batik Carnival di sela-sela acara, Sabtu (15/7/2017) sore.
Perhelatan didukung oleh 245 peserta yang terbagi dalam enam defile. Selain dari Kota Solo, peserta juga berasal dari Semarang, Salatiga, Yogyakarta, Cirebon, Madiun, dan Magetan. Secara khusus, pihaknya juga menggandeng Jember Fashion Carnival (JFC) yang dulu ikut andil terkait lahirnya SBC. “JFC merupakan nomor empat dunia sehingga tampil sesuai standar karnaval dunia,” tandasnya.
Para pemenang dalam SBC akan dikirim ke event Wonderful Archipelago Carnival di Jember. Selama ini, SBC telah memakili Indonesia di beberapa event tingkat internasional seperti Singapura, Beijing, Jerman, Belanda, Perancis, dan Pasadena, California. “Setiap tahun SBC juga mewakili Jateng dalam event Wonderful Archipelago,” bebernya.
Dari sisi ekonomi, diharapkan SBC dapat memberikan beragam efek yang positif. Kini sudah banyak perajin yang membuat pernak-pernik turunan dari kostum SBC. Mereka yang mulai menggeluti industri kreatif itu di antaranya anggota SBC sendiri.
Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo (Rudy) mengemukakan, SBC diharapkan terus melahirkan desainer-desainer kelas internasional. Untuk itu, pelaksanaan workshop diminta dilaksanakan lebih awal agar hasil karya yang ditampilkan saat SBC lebih matang.
“Tak kalah penting adalah bagaimana mengemasnya agar mendatangkan wisatawan dalam dan luar negeri sekaligus menggerakkan ekonomi di Kota Solo,” tandas Rudy.
Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar Bisnis dan Pemerintah Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Tazbir mengatakan, pihaknya berharap SBC dapat mendunia, seperti halnya batik dari Solo. Untuk itu, diperlukan konsistensi, persiapan produk, hingga penjualan. “Ke depannya SBC harus dapat mencapai level internasional dan membanggakan, juga memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat,” tegasnya.
Perhelatan yang telah memasuki usia 10 itu di antaranya mengangkat kembali performa yang ditampilkan pada rangkaian SBC tahun tahun sebelumnya.
Para peserta mengusung tema Astamurti Kawijayan yang artinya kembali ke masa kejayaan. Defile yang tampil kali ini adalah Wayang, Topeng, Sekar Jagat, Legenda, Mustika Jawa Dwipa, serta Jatayu yang merupakan defile baru yang dimunculkan. Defile Jatayu atau burung garuda sengaja diusung untuk menyampaikan pesan tentang kebhinekaan dan persatuan dan kesatuan.
Kostum Jatayu di antaranya dipakai oleh Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo (Rudy). Sementara defile Sekarjagat dipakai oleh anggota SBC sebagai tuan rumah. “Sedangkan defile legenda yang diusung adalah Ratu Pantai Selatan,” kata Susanto, Pembina Yayasan Solo Batik Carnival di sela-sela acara, Sabtu (15/7/2017) sore.
Perhelatan didukung oleh 245 peserta yang terbagi dalam enam defile. Selain dari Kota Solo, peserta juga berasal dari Semarang, Salatiga, Yogyakarta, Cirebon, Madiun, dan Magetan. Secara khusus, pihaknya juga menggandeng Jember Fashion Carnival (JFC) yang dulu ikut andil terkait lahirnya SBC. “JFC merupakan nomor empat dunia sehingga tampil sesuai standar karnaval dunia,” tandasnya.
Para pemenang dalam SBC akan dikirim ke event Wonderful Archipelago Carnival di Jember. Selama ini, SBC telah memakili Indonesia di beberapa event tingkat internasional seperti Singapura, Beijing, Jerman, Belanda, Perancis, dan Pasadena, California. “Setiap tahun SBC juga mewakili Jateng dalam event Wonderful Archipelago,” bebernya.
Dari sisi ekonomi, diharapkan SBC dapat memberikan beragam efek yang positif. Kini sudah banyak perajin yang membuat pernak-pernik turunan dari kostum SBC. Mereka yang mulai menggeluti industri kreatif itu di antaranya anggota SBC sendiri.
Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo (Rudy) mengemukakan, SBC diharapkan terus melahirkan desainer-desainer kelas internasional. Untuk itu, pelaksanaan workshop diminta dilaksanakan lebih awal agar hasil karya yang ditampilkan saat SBC lebih matang.
“Tak kalah penting adalah bagaimana mengemasnya agar mendatangkan wisatawan dalam dan luar negeri sekaligus menggerakkan ekonomi di Kota Solo,” tandas Rudy.
Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar Bisnis dan Pemerintah Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Tazbir mengatakan, pihaknya berharap SBC dapat mendunia, seperti halnya batik dari Solo. Untuk itu, diperlukan konsistensi, persiapan produk, hingga penjualan. “Ke depannya SBC harus dapat mencapai level internasional dan membanggakan, juga memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat,” tegasnya.
(mcm)