2 Ekor Harimau Sumatera Ditemukan Mati di Hutan Barumun
A
A
A
PADANGSIDIMPUAN - Diduga sakit selama dua minggu dua ekor harimau sumatera berusia 3 tahun mati di Desa Sihaporas, Kecamatan Sosopan, Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara, Jumat (14/7/2017). Matinya dua ekor satwa dilindungi ini menyebabkan berkurangnya populasi harimau sumatera.
Hingga saat ini Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Utara akan terus menyelidiki matinya hewan buas tersebut dan tim akan melakukan pemasangan camera pengintai di kawasan Hutan Barumun, Sumatera Utara.
Jumat sore, BKSDA Sumatera Utara memberikan keterangan resmi terkait matinya dua ekor harimau sumatera berusia 3 tahun tersebut.
Dalam video amatir warga seekor harimau berusia 3 tahun tergeletak di dalam kawasan hutan dengan kondisi lemas dan saat itu pula Tim BKSDA bersama masyarakat dan petugas Koramil langsung melakukan evakuasi terhadap harimau sumatera tersebut.
Kemudian tim medis juga telah melakukan upaya penyembuhan namun dua ekor harimau sumatera tidak terselamatkan.
Saat dievakuasi tidak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh harimau sumatera tersebut. Namun untuk mengetahui lebih jelas penyebab matinya dua ekor harimau sumatera tersebut tim medis dari BBKSDA melakukan pembedahan organ tubuh harimau.
Kepala Bidang KSDA wilayah III Padangsidimpuan Gunawan Alza mengatakan, tim medis hingga saat ini belum bisa memastikan kematian dua ekor harimau.
Diketahui harimau tersebut telah dua minggu mengalami sakit karena saat dievakuasi di lokasi dua ekor harimau itu tidak ada tanda-tanda dijerat atau dibunuh karena tidak ada luka di tubuhnya. Dengan kematian dua ekor harimau tersebut menyebabkan berkurangnya populasi harimau di Hutan Lindung Barumun.
Untuk mengantisipasi terjadinya kematian satwa dilindungi di Hutan Lindung Barumun petugas BKSDA nantinya akan memasang camera pengintai untuk memantau aktifitas satwa dilindungi yang ada di wilayah Sumatera Utara.
Dari data yang diperoleh saat ini jumlah popuasi harimau di wilayah sumatera sekitar 300 ekor. Sementara di Barumun populasi harimau saat ini tinggal enam ekor.
Hingga saat ini Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Utara akan terus menyelidiki matinya hewan buas tersebut dan tim akan melakukan pemasangan camera pengintai di kawasan Hutan Barumun, Sumatera Utara.
Jumat sore, BKSDA Sumatera Utara memberikan keterangan resmi terkait matinya dua ekor harimau sumatera berusia 3 tahun tersebut.
Dalam video amatir warga seekor harimau berusia 3 tahun tergeletak di dalam kawasan hutan dengan kondisi lemas dan saat itu pula Tim BKSDA bersama masyarakat dan petugas Koramil langsung melakukan evakuasi terhadap harimau sumatera tersebut.
Kemudian tim medis juga telah melakukan upaya penyembuhan namun dua ekor harimau sumatera tidak terselamatkan.
Saat dievakuasi tidak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh harimau sumatera tersebut. Namun untuk mengetahui lebih jelas penyebab matinya dua ekor harimau sumatera tersebut tim medis dari BBKSDA melakukan pembedahan organ tubuh harimau.
Kepala Bidang KSDA wilayah III Padangsidimpuan Gunawan Alza mengatakan, tim medis hingga saat ini belum bisa memastikan kematian dua ekor harimau.
Diketahui harimau tersebut telah dua minggu mengalami sakit karena saat dievakuasi di lokasi dua ekor harimau itu tidak ada tanda-tanda dijerat atau dibunuh karena tidak ada luka di tubuhnya. Dengan kematian dua ekor harimau tersebut menyebabkan berkurangnya populasi harimau di Hutan Lindung Barumun.
Untuk mengantisipasi terjadinya kematian satwa dilindungi di Hutan Lindung Barumun petugas BKSDA nantinya akan memasang camera pengintai untuk memantau aktifitas satwa dilindungi yang ada di wilayah Sumatera Utara.
Dari data yang diperoleh saat ini jumlah popuasi harimau di wilayah sumatera sekitar 300 ekor. Sementara di Barumun populasi harimau saat ini tinggal enam ekor.
(sms)