Warga Medan Johor Keluhkan Banyak Proyek Infrastruktur Tak Tuntas
A
A
A
MEDAN - Masalah infrastruktur seperti jalan rusak, drainase tak berfungsi hingga lampu jalan padam mendominasi keluhan warga Kelurahan Kwala Bekala, Kecamatan Medan Johor. Masalah infrastruktur itu disebabkan banyaknya proyek infrastruktur yang tak tuntas dikerjakan oleh dinas terkait.
Hal itu terungkap saat reses I anggota DPRD Kota Medan dari Daerah Pemilihan II, Bangkit Sitepu di Jalan Parang IV, Kelurahan Kwala Bekala, Kecamatan Medan Johor, Kamis, 13 April 2017.
Heru Plawi (43), warga Jalan Parang II Lingkungan 6, Kelurahan Kwala Bekala, Medan Johor misalnya. Dia mengeluhkan pembangunan drainase yang tak tuntas dibangun tahun lalu di kawasan tersebut.
"Tahun lalu, di tempat kami itu sudah dibangun parit tapi sayangnya tidak tuntas. Ada sekitar 100 meter lagi paritnya dibuat dan tidak tersambung. Akibatnya, air limbah rumah tangga tergenang di parit itu dan tidak mengalir," ungkap Heru, Medan.
Tersumbatnya saluran drainase itu, menyebabkan bau tidak sedap. Bahkan, kata dia berpotensi menyebarnya virus dan mengganggu kesehatan warga sekitar.
"Kami minta kepada Pemko Medan untuk menuntaskan pembangunan drainase itu," ucapnya.
Warga Jalan Pararas, Kecamatan Medan Johor, Jongkup Tarigan (58) juga mengeluhkan proyek pembangunan drainase di kawasan rumahnya yang tak tuntas pengerjaannya. "Parit di sebelah rumah kami, baru dikerjakan sedikit tapi gak dikerjain lagi. Entah apa alasannya, gak tau kami," katanya.
Dia sangat berharap agar pembangunan drainase tersebut dilanjutkan kembali, agar warga sekitar tidak merasa khawatir lagi terjadi banjir. "Yang namanya paritnya tak ada, pastilah bila hujan terjadi banjir. Kami harapkan paritnya itu dibangun lagi," tuturnya.
Berbeda dengan warga Jalan Parang IV, Kelurahan Kwala Bekala, Medan Johor, Agustina br Sebayang (49). Agustina mengungkapkan drainase di kawasan Jalan Parang IV tersebut cukup baik, tapi sayang tidak satupun lampu jalan sepanjang lebih dari 100 meter itu tersedia. (Baca: LSM Sibolga Soroti Anggaran Pemkab untuk Rumdis Kajari)
"Dari Jalan Parang IV sampai Jalan Parang III tidak ada lampu jalannya. Untuk menghindari aksi begal dan aksi kriminalitas lainnya, kami mohon agar lampu jalannya disediakan," paparnya.
Sementara itu Sekretaris Unit Pelaksana Teknis (UPT) 4 Dinas Dinas Pekerjaan Umum Medan Johor, Adi Lubis menuturkan penyebab munculnya persoalan tersebut. Menurutnya proyek infrastruktur yang tak tuntas dikerjakan bisa disebabkan oleh sebagian warga yang tak setuju dengan adanya proyek pembangunan infrastruktur itu.
Namun, dia berjanji segera melaporkan seluruh aspirasi warga terkait banyaknya proyek infrastruktur yang tuntas dikerjakan itu. "Bila ada proyek yang tak tuntas, warga harus melaporkannya ke Kepling, Kepling akan meneruskannya ke lurah dan camat, lalu ke dinas. Terkait aspirasi warga-warga ini, saya akan sampaikan langsung ke dinas," ungkapnya.
Hal itu terungkap saat reses I anggota DPRD Kota Medan dari Daerah Pemilihan II, Bangkit Sitepu di Jalan Parang IV, Kelurahan Kwala Bekala, Kecamatan Medan Johor, Kamis, 13 April 2017.
Heru Plawi (43), warga Jalan Parang II Lingkungan 6, Kelurahan Kwala Bekala, Medan Johor misalnya. Dia mengeluhkan pembangunan drainase yang tak tuntas dibangun tahun lalu di kawasan tersebut.
"Tahun lalu, di tempat kami itu sudah dibangun parit tapi sayangnya tidak tuntas. Ada sekitar 100 meter lagi paritnya dibuat dan tidak tersambung. Akibatnya, air limbah rumah tangga tergenang di parit itu dan tidak mengalir," ungkap Heru, Medan.
Tersumbatnya saluran drainase itu, menyebabkan bau tidak sedap. Bahkan, kata dia berpotensi menyebarnya virus dan mengganggu kesehatan warga sekitar.
"Kami minta kepada Pemko Medan untuk menuntaskan pembangunan drainase itu," ucapnya.
Warga Jalan Pararas, Kecamatan Medan Johor, Jongkup Tarigan (58) juga mengeluhkan proyek pembangunan drainase di kawasan rumahnya yang tak tuntas pengerjaannya. "Parit di sebelah rumah kami, baru dikerjakan sedikit tapi gak dikerjain lagi. Entah apa alasannya, gak tau kami," katanya.
Dia sangat berharap agar pembangunan drainase tersebut dilanjutkan kembali, agar warga sekitar tidak merasa khawatir lagi terjadi banjir. "Yang namanya paritnya tak ada, pastilah bila hujan terjadi banjir. Kami harapkan paritnya itu dibangun lagi," tuturnya.
Berbeda dengan warga Jalan Parang IV, Kelurahan Kwala Bekala, Medan Johor, Agustina br Sebayang (49). Agustina mengungkapkan drainase di kawasan Jalan Parang IV tersebut cukup baik, tapi sayang tidak satupun lampu jalan sepanjang lebih dari 100 meter itu tersedia. (Baca: LSM Sibolga Soroti Anggaran Pemkab untuk Rumdis Kajari)
"Dari Jalan Parang IV sampai Jalan Parang III tidak ada lampu jalannya. Untuk menghindari aksi begal dan aksi kriminalitas lainnya, kami mohon agar lampu jalannya disediakan," paparnya.
Sementara itu Sekretaris Unit Pelaksana Teknis (UPT) 4 Dinas Dinas Pekerjaan Umum Medan Johor, Adi Lubis menuturkan penyebab munculnya persoalan tersebut. Menurutnya proyek infrastruktur yang tak tuntas dikerjakan bisa disebabkan oleh sebagian warga yang tak setuju dengan adanya proyek pembangunan infrastruktur itu.
Namun, dia berjanji segera melaporkan seluruh aspirasi warga terkait banyaknya proyek infrastruktur yang tuntas dikerjakan itu. "Bila ada proyek yang tak tuntas, warga harus melaporkannya ke Kepling, Kepling akan meneruskannya ke lurah dan camat, lalu ke dinas. Terkait aspirasi warga-warga ini, saya akan sampaikan langsung ke dinas," ungkapnya.
(kur)