Menjaga Kelestarian Lingkungan dan Menggerakkan Perekonomian
A
A
A
PANGKEP - Bunyi jangkrik bersahut-sahutan sore itu. Sekelompok warga nampak sedang bekerja memotong padi yang sudah menguning di sebuah areal persawahan yang jaraknya sangat dekat dari lokasi pegunungan karts areal pertambangan semen. Di lokasi yang sama, terlihat beberapa pria paruh baya sedang menenteng sebuah galon besar untuk diisi air. Dengan telaten, pria pembawa galon tersebut mengisi cawannya hingga penuh.
Dua aktivitas berbeda tersebut dapat dijumpai di Desa Kalabbirang, Kecamatan Minasatene, Kabupaten Pangkep. Lokasi ini merupakan areal ring I lokasi tambang milik PT Semen Tonasa. Meski lokasinya sangat dekat dari areal eksplorasi tambang, kehidupan warga dilokasi ini tak ada yang terganggu.
Sebaliknya, warga di desa ini hidup seperti biasa melakukan aktivitas sebagai petani di areal yang akan menjadi lokasi eksplorasi tambang anak perusahaan Semen Indonesia (SI) ini. Sawah menguning, segala tumbuhan yang ditanam tumbuh subur dengan ragam tanaman pangan di dalamnya. Tak hanya itu, sumber air bersih yang ada di Sungai Kalabbirang menjadi sumber air utama warga tidak saja mengairi sawah di sekitarnya, tapi dimanfaatkan pula untuk aktivitas mandi dan minum.
Pakkai (49), warga Desa Kallabirang mengaku, kehadiran Semen Tonasa melakukan eksplorasi tambang sama sekali tidak mempengaruhi dan tidak mencemari lingkungan sekitar. Sebaliknya, sejak kehadirannya banyak program sifatnya edukasi dan mendorong gerakkan ekonomi masyarakat dihadirkan. “Kami banyak dibantu oleh PT Semen Tonasa melalui tidak saja di lingkungan tapi juga membantu dan melatih warga sekitar agar bisa memiliki penghasilan,” ujarnya.
Hal serupa disampaikan, Rusdi (42),warga Desa Kalabbirang lainnya. Dia sudah hampir puluhan tahun bermukim di desa tersebut, segala kebutuhan air bersihnya semuanya diambil langsung dari Sungai Kalabbirang dan sejauh ini tidak memberikan efek negatif sama sekali.
“Tiap hari saya bawa galon ke Sunga Kalabbirang untuk dipakai minum dan memasak, airnya langsung minum tidak perlu direbus lagi. Selain hemat, memang air di sini sangat segar dan aman meski lokasinya dekat dari areal tambang,” tuturnya.
Jumasa (31), warga Desa Borong Borong, Kecamatan Minasatene, mengaku, selama ini hasil produksi pertanian berlimpah meski berada dekat di lokasi pabrik. Tak ada pengaruhnya, sebaliknya justru memberikan banyak manfaat positif. “Hasil panen kami selalu bagus dan berlimpah, sistem pengairan juga bagus semuanya berjalan seperti biasa. Kalaupun ada gagal, itu karena faktor lain bukan karena aktivititas semen,” tuturnya.
Sejak hadir, perusahaan semen terbesar di KTI ini tak pernah melupakan akan tanggung jawab sosialnya ke masyarakat. Bahkan secara khusus menghadirkan program yang sifatnya menyeluruh, sehingga perusahaan ini bertumbuh bersama masyarakat melalui program “Tonasa Bersaudara”.
Program ini mengusung lima pilar, yakni Tonasa Mandiri menjadi bentuk partisipasi aktif perusahaan dalam meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat, Tonasa Cerdas bentuk peran serta aktif dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), Tonasa Sehat bentuk kepedulian perusahaan dalam meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat dan lingkungan, Tonasa Bersahaja bentuk kepedulian dalam kondisi sosial dan peran serta aktif terhadap pengembangan seni dan budaya serta olahraga.
Lalu, pada pilar terakhir Semen Tonasa menghadirkan program Tonasa Hijau merupakan pengejewantahan dari komitmen perusahaan dalam pelestarian alam secara berkelanjutan. Dari program tersebut, Semen Tonasa secara terus menerus melakukan pengembangan prasarana dan sarana masyarakat di sekitar pabrik serta melestarikan lingkungan.
Komitmen lingkungan hijau tersebut kemudian mendapat pengakuan melalui raihan tiga kali sertifikat Proper Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagai perusahaan yang telah menerapkan prinsip ekonomi hijau.
Selain itu, PT Semen Tonasa juga telah tiga kali mendapatkan pengharaan Industri Hijau Level 5 (tertinggi) sebagai perusahaan yang senantiasa menjalankan usahanya dengan terus berinovasi, mengembangkan proses produksi yang efisien dan ramah lingkungan, serta berdaya saing tinggi dan berkelanjutan oleh Kementerian Perindustrian.
Hijaunya lingkungan inipun juga diakui Kepala Dusun Gatta Gattareng, Desa Taraweang, Kecamatan Labbakang, Haruna. Menurut dia, kehadiran perusahaan ini memberi manfaat luar biasa, karena senantiasa memperhatikan kondisi lingkungan sekitar.
“Sudah banyak kami dibantu dan dilatih cara mengelola lingkungan agar berdaya guna dan memberi manfaat masyarakat. Kami didorong untuk memberdayakan masyarakat di bawah dengan memberikan penyuluhan metode menanam,” paparnya.
Tak hanya itu, pihaknya diedukasi memanfaatkan sampah di sekitar agar memiliki nilai tambah. Hal tersebut dilakukan PT Semen Tonasa untuk membuat masyarakat sekitarnya dapat berdaya guna, serta kualitas hidupnya lebih baik terus dilakukan dengan menggagas terbentuknya Lembaga Bank Sampah. Lembaga ini dibentuk di Desa Kampung Batu-Batu, Dusun Gatta-Gatareng Desa Taraweang Kecamatan Labbakkang sejak April 2014.
Haruna memaparkan, jika sebelumnya di desanya lingkungannya kotor dan tak tertata, kini sebaliknya terjadi saat ini sampah tak lagi terlihat. Bahkan, masyarakat berlomba-lomba mengumpulkan sampah untuk ditabung dan kemudian kurun waktu sepekan dapat dicairkan menjadi uang. Termasuk anak-anak sekolah dijadikan tabungan untuk kebutuhan sekolah mereka.
“Kami dibantu modal yang dipakai membeli timbangan dan buku tabungan, dan kemudian terus disosialisasikan akhirnya masyarakat sadar. Apalagi, saat sejumlah anak-anak sekitar yang menjadi perintis penabung sampah mampu mencairkan dana mereka dari hasil menyetor sampah,” paparnya.
Dari sisi lainnya, Semen Tonasa juga menggerakkan UMKM, salah satunya di sektor kuliner khas. Wujud komitmen ditunjukkan dengan setiap tahunnya mengalokasikan dana Corporate Social Responsibility (CSR), demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalu pemberian bantuan menggerakkan sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang ada.
Pengusaha kuliner khas Sop Kikil Pangkep, Ambo mengaku, usaha yang dirintisnya sejak 1990 berupa usaha rumah makan yang menyajikan sop saudara dan sop kikil bisa eksis dan besar berkait peran dari program kemitraan Semen Tonasa.
“Alhamdulillah, kami bisa eksis sampai 23 tahun semua berkat bantuan Semen Tonasa. Awal mula berusaha modalnya hanya Rp150.000 Lama-kelamaan terus berkembang berkat suntikan bantuan UKM yang diberikan secara bertahap dari bantuan Rp7,5 juta pada 1994 hingga saat ini mendapatkan bantuan Rp50 juta,”kenangnya.
Demikian pula pada upaya kepedulian terhadap budaya lokal, perusahaan ini juga ikut andil. Melalui pilar Tonasa bersahaja, PT Semen Tonasa menunjukkan kepeduliannya dengan membangun Sanggar Seni di esa Biring Ere, Sanggar Seni Budaya Turiolo, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep. Bagi Semen Tonasa, bisa ikut andil dalam pengembangan dan pelestarian budaya menjadi tanggungjawabnya pula, apalagi hal tersebut sejalan dengan program visi Pemerintah Kabupaten Pangkep.
Hadirnya sanggar seni ini tidak hanya untuk membudayakan seni daerah, tapi terpenting dapat memupuk silaturahmi sekaligus sebagai wadah untuk saling bertukar pikiran menyelesaikan masalah-masalah untuk kemajuan dan kepentingan bersama. Komitmen inipun tidak hanya sekali saja, bahkan secara berkesinambungan akan membina sejumlah sanggar seni maupun pelestarian budaya lokal lainnya yang ada di Kabupaten Pangkep.
Kepala Desa Biring Ere, Alam menjelaskan, dibangunnnya sanggar seni ini tentu sangat memberi manfaat bagi masyarakat sekitar, karena selain menjadi tempat melestarikan budaya yang ada juga menjadi areal pertemuan masyarakat. “Kami berterima kasih ke Semen Tonasa atas kepeduliannya terhadap pelestarian budaya, semoga bisa terus dilakukan secara berkesinambungan," katanya.
Dua aktivitas berbeda tersebut dapat dijumpai di Desa Kalabbirang, Kecamatan Minasatene, Kabupaten Pangkep. Lokasi ini merupakan areal ring I lokasi tambang milik PT Semen Tonasa. Meski lokasinya sangat dekat dari areal eksplorasi tambang, kehidupan warga dilokasi ini tak ada yang terganggu.
Sebaliknya, warga di desa ini hidup seperti biasa melakukan aktivitas sebagai petani di areal yang akan menjadi lokasi eksplorasi tambang anak perusahaan Semen Indonesia (SI) ini. Sawah menguning, segala tumbuhan yang ditanam tumbuh subur dengan ragam tanaman pangan di dalamnya. Tak hanya itu, sumber air bersih yang ada di Sungai Kalabbirang menjadi sumber air utama warga tidak saja mengairi sawah di sekitarnya, tapi dimanfaatkan pula untuk aktivitas mandi dan minum.
Pakkai (49), warga Desa Kallabirang mengaku, kehadiran Semen Tonasa melakukan eksplorasi tambang sama sekali tidak mempengaruhi dan tidak mencemari lingkungan sekitar. Sebaliknya, sejak kehadirannya banyak program sifatnya edukasi dan mendorong gerakkan ekonomi masyarakat dihadirkan. “Kami banyak dibantu oleh PT Semen Tonasa melalui tidak saja di lingkungan tapi juga membantu dan melatih warga sekitar agar bisa memiliki penghasilan,” ujarnya.
Hal serupa disampaikan, Rusdi (42),warga Desa Kalabbirang lainnya. Dia sudah hampir puluhan tahun bermukim di desa tersebut, segala kebutuhan air bersihnya semuanya diambil langsung dari Sungai Kalabbirang dan sejauh ini tidak memberikan efek negatif sama sekali.
“Tiap hari saya bawa galon ke Sunga Kalabbirang untuk dipakai minum dan memasak, airnya langsung minum tidak perlu direbus lagi. Selain hemat, memang air di sini sangat segar dan aman meski lokasinya dekat dari areal tambang,” tuturnya.
Jumasa (31), warga Desa Borong Borong, Kecamatan Minasatene, mengaku, selama ini hasil produksi pertanian berlimpah meski berada dekat di lokasi pabrik. Tak ada pengaruhnya, sebaliknya justru memberikan banyak manfaat positif. “Hasil panen kami selalu bagus dan berlimpah, sistem pengairan juga bagus semuanya berjalan seperti biasa. Kalaupun ada gagal, itu karena faktor lain bukan karena aktivititas semen,” tuturnya.
Sejak hadir, perusahaan semen terbesar di KTI ini tak pernah melupakan akan tanggung jawab sosialnya ke masyarakat. Bahkan secara khusus menghadirkan program yang sifatnya menyeluruh, sehingga perusahaan ini bertumbuh bersama masyarakat melalui program “Tonasa Bersaudara”.
Program ini mengusung lima pilar, yakni Tonasa Mandiri menjadi bentuk partisipasi aktif perusahaan dalam meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat, Tonasa Cerdas bentuk peran serta aktif dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), Tonasa Sehat bentuk kepedulian perusahaan dalam meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat dan lingkungan, Tonasa Bersahaja bentuk kepedulian dalam kondisi sosial dan peran serta aktif terhadap pengembangan seni dan budaya serta olahraga.
Lalu, pada pilar terakhir Semen Tonasa menghadirkan program Tonasa Hijau merupakan pengejewantahan dari komitmen perusahaan dalam pelestarian alam secara berkelanjutan. Dari program tersebut, Semen Tonasa secara terus menerus melakukan pengembangan prasarana dan sarana masyarakat di sekitar pabrik serta melestarikan lingkungan.
Komitmen lingkungan hijau tersebut kemudian mendapat pengakuan melalui raihan tiga kali sertifikat Proper Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagai perusahaan yang telah menerapkan prinsip ekonomi hijau.
Selain itu, PT Semen Tonasa juga telah tiga kali mendapatkan pengharaan Industri Hijau Level 5 (tertinggi) sebagai perusahaan yang senantiasa menjalankan usahanya dengan terus berinovasi, mengembangkan proses produksi yang efisien dan ramah lingkungan, serta berdaya saing tinggi dan berkelanjutan oleh Kementerian Perindustrian.
Hijaunya lingkungan inipun juga diakui Kepala Dusun Gatta Gattareng, Desa Taraweang, Kecamatan Labbakang, Haruna. Menurut dia, kehadiran perusahaan ini memberi manfaat luar biasa, karena senantiasa memperhatikan kondisi lingkungan sekitar.
“Sudah banyak kami dibantu dan dilatih cara mengelola lingkungan agar berdaya guna dan memberi manfaat masyarakat. Kami didorong untuk memberdayakan masyarakat di bawah dengan memberikan penyuluhan metode menanam,” paparnya.
Tak hanya itu, pihaknya diedukasi memanfaatkan sampah di sekitar agar memiliki nilai tambah. Hal tersebut dilakukan PT Semen Tonasa untuk membuat masyarakat sekitarnya dapat berdaya guna, serta kualitas hidupnya lebih baik terus dilakukan dengan menggagas terbentuknya Lembaga Bank Sampah. Lembaga ini dibentuk di Desa Kampung Batu-Batu, Dusun Gatta-Gatareng Desa Taraweang Kecamatan Labbakkang sejak April 2014.
Haruna memaparkan, jika sebelumnya di desanya lingkungannya kotor dan tak tertata, kini sebaliknya terjadi saat ini sampah tak lagi terlihat. Bahkan, masyarakat berlomba-lomba mengumpulkan sampah untuk ditabung dan kemudian kurun waktu sepekan dapat dicairkan menjadi uang. Termasuk anak-anak sekolah dijadikan tabungan untuk kebutuhan sekolah mereka.
“Kami dibantu modal yang dipakai membeli timbangan dan buku tabungan, dan kemudian terus disosialisasikan akhirnya masyarakat sadar. Apalagi, saat sejumlah anak-anak sekitar yang menjadi perintis penabung sampah mampu mencairkan dana mereka dari hasil menyetor sampah,” paparnya.
Dari sisi lainnya, Semen Tonasa juga menggerakkan UMKM, salah satunya di sektor kuliner khas. Wujud komitmen ditunjukkan dengan setiap tahunnya mengalokasikan dana Corporate Social Responsibility (CSR), demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalu pemberian bantuan menggerakkan sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang ada.
Pengusaha kuliner khas Sop Kikil Pangkep, Ambo mengaku, usaha yang dirintisnya sejak 1990 berupa usaha rumah makan yang menyajikan sop saudara dan sop kikil bisa eksis dan besar berkait peran dari program kemitraan Semen Tonasa.
“Alhamdulillah, kami bisa eksis sampai 23 tahun semua berkat bantuan Semen Tonasa. Awal mula berusaha modalnya hanya Rp150.000 Lama-kelamaan terus berkembang berkat suntikan bantuan UKM yang diberikan secara bertahap dari bantuan Rp7,5 juta pada 1994 hingga saat ini mendapatkan bantuan Rp50 juta,”kenangnya.
Demikian pula pada upaya kepedulian terhadap budaya lokal, perusahaan ini juga ikut andil. Melalui pilar Tonasa bersahaja, PT Semen Tonasa menunjukkan kepeduliannya dengan membangun Sanggar Seni di esa Biring Ere, Sanggar Seni Budaya Turiolo, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep. Bagi Semen Tonasa, bisa ikut andil dalam pengembangan dan pelestarian budaya menjadi tanggungjawabnya pula, apalagi hal tersebut sejalan dengan program visi Pemerintah Kabupaten Pangkep.
Hadirnya sanggar seni ini tidak hanya untuk membudayakan seni daerah, tapi terpenting dapat memupuk silaturahmi sekaligus sebagai wadah untuk saling bertukar pikiran menyelesaikan masalah-masalah untuk kemajuan dan kepentingan bersama. Komitmen inipun tidak hanya sekali saja, bahkan secara berkesinambungan akan membina sejumlah sanggar seni maupun pelestarian budaya lokal lainnya yang ada di Kabupaten Pangkep.
Kepala Desa Biring Ere, Alam menjelaskan, dibangunnnya sanggar seni ini tentu sangat memberi manfaat bagi masyarakat sekitar, karena selain menjadi tempat melestarikan budaya yang ada juga menjadi areal pertemuan masyarakat. “Kami berterima kasih ke Semen Tonasa atas kepeduliannya terhadap pelestarian budaya, semoga bisa terus dilakukan secara berkesinambungan," katanya.
(wib)