Condong ke Deddy Mizwar, PKS Lupakan Ridwan Kamil?
A
A
A
BANDUNG - Langkah politik Ridwan Kamil yang menerima pinangan Partai Nasional Demokrat (NasDem) berdampak pada sikap Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang sebelumnya berencana mengusung Ridwan Kamil di Pilgub Jawa Barat 2018.
PKS kini lebih melirik sosok Deddy Mizwar menyusul lebih besarnya dukungan seluruh kader PKS kepada Wakil Gubernur Jabar itu ketimbang Ridwan Kamil.
Bahkan, Deddy Mizwar disebut memiliki peluang paling besar menjadi sosok yang akan diusung PKS di Pilgub Jabar.
Seperti diketahui, Ridwan Kamil dan Deddy Mizwar menjadi dua sosok eksternal PKS yang disebut berpeluang diusung PKS di ajang Pilgub Jabar melalui penggodokan di Pemilihan Raya (Pemira) PKS.
Namun, sikap politik Ridwan Kamil yang memilih merapat ke NasDem sepertinya memaksa PKS untuk memilih sebelum waktunya.
Pengurus Dewan Pimpinan Pusat PKS Tate Qomarudin mengungkapkan, Deddy Mizwar memiliki kans besar untuk diusung PKS di Pilgub Jabar 2018.
Menurut Tate, hal itu mengacu pada indikator besarnya dukungan seluruh kader PKS. "Deddy Mizwar punya kans besar," ungkap Tate saat ditemui di Gedung DPRD Jabar, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (24/3/2017).
Diakui Tate, selain sosok Deddy Mizwar, partainya pun memang pernah memasukkan Ridwan Kamil ke penjaringan awal Pemira PKS.
Namun, kata Tate, setelah deklarasi dukungan NasDem kepada Ridwan Kamil, nasib Wali Kota Bandung itu di partainya menjadi tidak jelas. "RK (Ridwan Kamil) memang pernah masuk penjaringan awal, namun setelah kemarin, ke depannya tidak tahu," katanya.
Berdasarkan pertimbangan DPP PKS, lanjut Tate, PKS memang belum akan mengumumkan sosok yang akan diusung di Pilgub Jabar 2018.
Untuk sementara, partainya akan melihat kondisi internal serta situasi dan peta perpolitikan, baik di Jabar maupun nasional.
"Nama-nama itu sekarang sedang digodok Dewan Pimpinan Tingkat Pusat PKS. Insya Allah segera diumumkan," katanya.
Meski pun begitu, Tate menekankan, DPP PKS telah mengeluarkan instruksi bagi seluruh kader PKS untuk menyikapi Pilgub Jabar 2018.
Isi Intruksi tersebut, yakni seluruh kader harus siap melaksanakan dan mengamankan keputusan DPP PKS, mensosialisasikan siapa pun sosok yang diusung, dan siap memenangkan Pilgub Jabar 2018.
Disinggung berpeluang besar diusung PKS, Deddy Mizwar enggan jumawa. Menurutnya, semua penilaian yang ditujukan kepadanya di kancah Pilgub Jabar baru sebatas kemungkinan.
"Kans terbesar? ya itu katanya kan? yang penting kita komunikasi dengan pimpinan-pimpinan di Jabar sekarang, termasuk dengan Kang Aher. Itu baru kemungkinan semua, ngapain mesti ribut," tuturnya.
Deddy menegaskan, dirinya tak ingin memaksakan diri maju ke Pilgub Jabar 2018. Jika didukung partai, dia siap maju. Bila tidak, dia pun tak akan mempersoalkannya.
"Kapan mutusin? ya ga tau, terserah partai. Kalau tidak ada, kita biasa aja, jadi jenderal lagi aja, bikin film, jadi presiden sekalian," selorohnya.
Namun begitu, Deddy akan terus memantau situasi dan peta politik yang terjadi di Jabar. Hanya satu yang sepertinya tidak dia kehendaki, yakni syarat-syarat partai yang harus dipenuhinya layaknya syarat yang diberikan NasDem kepada Ridwan Kamil.
"Kita lihat aja situasinya seperti apa, kan ada kondisi-kondisi berbeda setiap waktu, sekarang kan biasa-biasa aja. Tapi kalau ada syarat-syarat kaya kemaren, wah kita ngeri juga," tandasnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Jabar Iwa Karniwa mengaku tidak menyangka dengan hasil survei Indo Barometer yang menyebut dirinya masuk delapan besar calon Wakil Gubernur Jabar.
"Tidak menyangka semula 16 besar, sekarang ke delapan besar. Saya berterima kasih kepada masyarakat atas hasil tersebut," ungkapnya.
Meski begitu, Iwa mengaku tidak terlalu memikirkan komunikasi dengan partai politik terkait konstelasi pencalonan. "Biarlah itu mah saya fokus kerja saja," katanya.
Ditanya soal komunikasinya dengan Ridwan Kamil dan Deddy Mizwar sebagai dua calon terkuat, Iwa mengatakan, komunikasinya dengan mereka hanya sebatas program kerja. "Belum ada arah pembicaraan ke Pilgub Jabar," ujarnya.
Iwa juga mengaku belum berpikir jauh untuk memutuskan maju dalam Pilgub Jabar. Saat ini, dirinya masih akan terus fokus bekerja sebagai Sekda Jabar.
"Sampai saat ini saya masih kerja, kerja, dan kerja. Sekarang masih fokus urus banjir Rancaekek dan Cieunteung di Kabupaten Bandung," pungkasnya.
PKS kini lebih melirik sosok Deddy Mizwar menyusul lebih besarnya dukungan seluruh kader PKS kepada Wakil Gubernur Jabar itu ketimbang Ridwan Kamil.
Bahkan, Deddy Mizwar disebut memiliki peluang paling besar menjadi sosok yang akan diusung PKS di Pilgub Jabar.
Seperti diketahui, Ridwan Kamil dan Deddy Mizwar menjadi dua sosok eksternal PKS yang disebut berpeluang diusung PKS di ajang Pilgub Jabar melalui penggodokan di Pemilihan Raya (Pemira) PKS.
Namun, sikap politik Ridwan Kamil yang memilih merapat ke NasDem sepertinya memaksa PKS untuk memilih sebelum waktunya.
Pengurus Dewan Pimpinan Pusat PKS Tate Qomarudin mengungkapkan, Deddy Mizwar memiliki kans besar untuk diusung PKS di Pilgub Jabar 2018.
Menurut Tate, hal itu mengacu pada indikator besarnya dukungan seluruh kader PKS. "Deddy Mizwar punya kans besar," ungkap Tate saat ditemui di Gedung DPRD Jabar, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (24/3/2017).
Diakui Tate, selain sosok Deddy Mizwar, partainya pun memang pernah memasukkan Ridwan Kamil ke penjaringan awal Pemira PKS.
Namun, kata Tate, setelah deklarasi dukungan NasDem kepada Ridwan Kamil, nasib Wali Kota Bandung itu di partainya menjadi tidak jelas. "RK (Ridwan Kamil) memang pernah masuk penjaringan awal, namun setelah kemarin, ke depannya tidak tahu," katanya.
Berdasarkan pertimbangan DPP PKS, lanjut Tate, PKS memang belum akan mengumumkan sosok yang akan diusung di Pilgub Jabar 2018.
Untuk sementara, partainya akan melihat kondisi internal serta situasi dan peta perpolitikan, baik di Jabar maupun nasional.
"Nama-nama itu sekarang sedang digodok Dewan Pimpinan Tingkat Pusat PKS. Insya Allah segera diumumkan," katanya.
Meski pun begitu, Tate menekankan, DPP PKS telah mengeluarkan instruksi bagi seluruh kader PKS untuk menyikapi Pilgub Jabar 2018.
Isi Intruksi tersebut, yakni seluruh kader harus siap melaksanakan dan mengamankan keputusan DPP PKS, mensosialisasikan siapa pun sosok yang diusung, dan siap memenangkan Pilgub Jabar 2018.
Disinggung berpeluang besar diusung PKS, Deddy Mizwar enggan jumawa. Menurutnya, semua penilaian yang ditujukan kepadanya di kancah Pilgub Jabar baru sebatas kemungkinan.
"Kans terbesar? ya itu katanya kan? yang penting kita komunikasi dengan pimpinan-pimpinan di Jabar sekarang, termasuk dengan Kang Aher. Itu baru kemungkinan semua, ngapain mesti ribut," tuturnya.
Deddy menegaskan, dirinya tak ingin memaksakan diri maju ke Pilgub Jabar 2018. Jika didukung partai, dia siap maju. Bila tidak, dia pun tak akan mempersoalkannya.
"Kapan mutusin? ya ga tau, terserah partai. Kalau tidak ada, kita biasa aja, jadi jenderal lagi aja, bikin film, jadi presiden sekalian," selorohnya.
Namun begitu, Deddy akan terus memantau situasi dan peta politik yang terjadi di Jabar. Hanya satu yang sepertinya tidak dia kehendaki, yakni syarat-syarat partai yang harus dipenuhinya layaknya syarat yang diberikan NasDem kepada Ridwan Kamil.
"Kita lihat aja situasinya seperti apa, kan ada kondisi-kondisi berbeda setiap waktu, sekarang kan biasa-biasa aja. Tapi kalau ada syarat-syarat kaya kemaren, wah kita ngeri juga," tandasnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Jabar Iwa Karniwa mengaku tidak menyangka dengan hasil survei Indo Barometer yang menyebut dirinya masuk delapan besar calon Wakil Gubernur Jabar.
"Tidak menyangka semula 16 besar, sekarang ke delapan besar. Saya berterima kasih kepada masyarakat atas hasil tersebut," ungkapnya.
Meski begitu, Iwa mengaku tidak terlalu memikirkan komunikasi dengan partai politik terkait konstelasi pencalonan. "Biarlah itu mah saya fokus kerja saja," katanya.
Ditanya soal komunikasinya dengan Ridwan Kamil dan Deddy Mizwar sebagai dua calon terkuat, Iwa mengatakan, komunikasinya dengan mereka hanya sebatas program kerja. "Belum ada arah pembicaraan ke Pilgub Jabar," ujarnya.
Iwa juga mengaku belum berpikir jauh untuk memutuskan maju dalam Pilgub Jabar. Saat ini, dirinya masih akan terus fokus bekerja sebagai Sekda Jabar.
"Sampai saat ini saya masih kerja, kerja, dan kerja. Sekarang masih fokus urus banjir Rancaekek dan Cieunteung di Kabupaten Bandung," pungkasnya.
(nag)