Harimau Sumatera Cari Mangsa di Perkampungan Agam Sumbar
A
A
A
PADANG - Hilangnya secara misterius 13 ekor ternak warga dalam satu bulan ini di daerah Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat ternyata setelah diselidiki oleh tim BKSDA Resor Kabupaten Agama ternyata pelakunya adalah harimau.
Kepala Kantor Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Kabupaten Agam, Syahrial Tanjung mengungkapkan setelah timnya dari BKSDA turun ke lokasi didapati jejak harimau di lokasi hilangnya ternak warga.
“Agar tidak meresahkan warga kita sudah mengerahkan sejumlah petugas kelokasi. Bahkan satu unit perangkap dengan umpan seekor Kambing sudah dipasang tepatnya di Jorong Kampung Tangah, Palembayan,” ungkapnya, Kamis (23/3/2017).
Kemudian jelas Syahrial, dari hasil pengamatan timnya saat ini diperkirakan harimau tersebut baru berusia tiga tahun, hal itu dibaca dari jejak-jejak kaki harimau tersebut.
“Umur tiga tahun itu merupakan saat anak harimau itu berpisah dengan induknya, saat seperti ini biasanya anak harimau itu mencoba mencari mangsa sendiri,” ujarnya.
Selain memasang penjerat, kata Syahrial petugas juga melakukan patroli di sekitar pemukiman warga tempat berkeliarannya si kucing besar ini. “Ternak warga yang ditambat di sekitar pinggiran hutan juga menjadi salah satu penyebab harimau tersebut masuk ke pemukiman,” ucapnya.
Sementara Camat Palembayan Ade Herlien membenarkan serang binatang buas tersebut telah terjadi satu bulan belakangan ini yang mengakibatkan 13 ekor ternak warga yang terdiri dari sapi dan kambing.
“Harimau ini langsung menerkam ternak warga ini baik yang ada di kandang maupun yang ditambatkan di tepi hutan,” ujarnya.
Akibat serangan harimau tersebut tak hanya pada ternak juga mengakibatkan kepada warganya yang menjadi takut untuk melakukan aktivitas di ladang mereka. "Warga menjadi ketakutan melakukan aktivitas di ladangnya karena setiap saat harimau itu akan muncul,” ujarnya.
Untuk menenangkan warga pihaknya telah melakukan koordinasi dengan aparat kepolisian dan tim BKSDA untuk menangkap harimau yang menjadi momok menakutkan tersebut.
Kepala Kantor Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Kabupaten Agam, Syahrial Tanjung mengungkapkan setelah timnya dari BKSDA turun ke lokasi didapati jejak harimau di lokasi hilangnya ternak warga.
“Agar tidak meresahkan warga kita sudah mengerahkan sejumlah petugas kelokasi. Bahkan satu unit perangkap dengan umpan seekor Kambing sudah dipasang tepatnya di Jorong Kampung Tangah, Palembayan,” ungkapnya, Kamis (23/3/2017).
Kemudian jelas Syahrial, dari hasil pengamatan timnya saat ini diperkirakan harimau tersebut baru berusia tiga tahun, hal itu dibaca dari jejak-jejak kaki harimau tersebut.
“Umur tiga tahun itu merupakan saat anak harimau itu berpisah dengan induknya, saat seperti ini biasanya anak harimau itu mencoba mencari mangsa sendiri,” ujarnya.
Selain memasang penjerat, kata Syahrial petugas juga melakukan patroli di sekitar pemukiman warga tempat berkeliarannya si kucing besar ini. “Ternak warga yang ditambat di sekitar pinggiran hutan juga menjadi salah satu penyebab harimau tersebut masuk ke pemukiman,” ucapnya.
Sementara Camat Palembayan Ade Herlien membenarkan serang binatang buas tersebut telah terjadi satu bulan belakangan ini yang mengakibatkan 13 ekor ternak warga yang terdiri dari sapi dan kambing.
“Harimau ini langsung menerkam ternak warga ini baik yang ada di kandang maupun yang ditambatkan di tepi hutan,” ujarnya.
Akibat serangan harimau tersebut tak hanya pada ternak juga mengakibatkan kepada warganya yang menjadi takut untuk melakukan aktivitas di ladang mereka. "Warga menjadi ketakutan melakukan aktivitas di ladangnya karena setiap saat harimau itu akan muncul,” ujarnya.
Untuk menenangkan warga pihaknya telah melakukan koordinasi dengan aparat kepolisian dan tim BKSDA untuk menangkap harimau yang menjadi momok menakutkan tersebut.
(sms)