Pelajar Ciamis Aksi Tolak Hari Valentine
A
A
A
CIAMIS - Ratusan pelajar Ciamis dari berbagai Ikatan Remaja Masjid (IRMA) di setiap sekolah SMP, SMA, Se Kabupaten Ciamis melaksanakan aksi tolak hari valentine 14 Februari. Mereke menggelar tablig Akbar dan tandatangan penolakan bersama di Masjid Agung Ciamis, Sabtu (11/2/2017).
"Kita ingin menyuarakan sebenarnya valentine itu tidak boleh dilaksanakan karena merupakan budaya luar. Islam melarang itu, kegiatannya dengan tablig Akbar," ungkap Korlap Aksi yang juga pengurus IRMA Masjid Agung Ciamis, Asep Nurul Huda.
Dalam tablig Akbar tersebut para pelajar di Ciamis diberikan pemahaman dan menyadarkan bahwa tidak boleh merayakan valentine. Lebih jauh lagi mengingatkan bahwa janganlah mendekati zina.
"Dilaksanakan sekarang sebagai antisipasi untuk tanggal 14 Februari tidak ada lagi yang merayakan valentine, khususnya di Ciamis. Karena konotasinya valentine itu negatif," katanya.
Menurut Asep Nurul Huda, saat perayaan hari valentine dari tahun ke tahun apotek-apotek akan kehabisan alat kontrasepsi karena banyak yang membeli dari kalangan remaja.
"Alhamdulillah responnya sangat positif, ada beberapa yang belum tahu bahwa valentine itu haram dan kaget. Namun setelah tahu mereka tidak ingin lagi merayakan valentine day," jelasnya.
Rencananya, IRMA di Kabupaten Ciamis akan mencanangkan Hari Gerakan Menutup Aurat (Gemar) di tanggal 14 Februari. Latar belakangnya, melihat kondisi saat ini para remaja di Indonesia sudah tidak peduli lagi dengan auratnya.
"Kami akan ambil tanggal 14 Februari sebagai hari gerakan menutup aurat, sekaligus membelokan hari valentine agar para remaja khususnya di Ciamis untuk kembali menutup aurat," pungkasnya.
Sementara itu, salah seorang pelajar SMPN 6 Ciamis Han Han Febriana mengaku menyambut positif aksi tolak hari valentine ini.
Karena menurutnya hari valentine itu tidak ada dalam sejarah umat Islam. Kebanyakan para remaja merayakan hari valentine karena terbawa dan ikut-ikutan.
"Dengan aksi ini sangat bagus untuk memberitahukan kepada remaja-remaja lainnya bahwa hari valentine itu tidak boleh dirayakan," tandasnya.
"Kita ingin menyuarakan sebenarnya valentine itu tidak boleh dilaksanakan karena merupakan budaya luar. Islam melarang itu, kegiatannya dengan tablig Akbar," ungkap Korlap Aksi yang juga pengurus IRMA Masjid Agung Ciamis, Asep Nurul Huda.
Dalam tablig Akbar tersebut para pelajar di Ciamis diberikan pemahaman dan menyadarkan bahwa tidak boleh merayakan valentine. Lebih jauh lagi mengingatkan bahwa janganlah mendekati zina.
"Dilaksanakan sekarang sebagai antisipasi untuk tanggal 14 Februari tidak ada lagi yang merayakan valentine, khususnya di Ciamis. Karena konotasinya valentine itu negatif," katanya.
Menurut Asep Nurul Huda, saat perayaan hari valentine dari tahun ke tahun apotek-apotek akan kehabisan alat kontrasepsi karena banyak yang membeli dari kalangan remaja.
"Alhamdulillah responnya sangat positif, ada beberapa yang belum tahu bahwa valentine itu haram dan kaget. Namun setelah tahu mereka tidak ingin lagi merayakan valentine day," jelasnya.
Rencananya, IRMA di Kabupaten Ciamis akan mencanangkan Hari Gerakan Menutup Aurat (Gemar) di tanggal 14 Februari. Latar belakangnya, melihat kondisi saat ini para remaja di Indonesia sudah tidak peduli lagi dengan auratnya.
"Kami akan ambil tanggal 14 Februari sebagai hari gerakan menutup aurat, sekaligus membelokan hari valentine agar para remaja khususnya di Ciamis untuk kembali menutup aurat," pungkasnya.
Sementara itu, salah seorang pelajar SMPN 6 Ciamis Han Han Febriana mengaku menyambut positif aksi tolak hari valentine ini.
Karena menurutnya hari valentine itu tidak ada dalam sejarah umat Islam. Kebanyakan para remaja merayakan hari valentine karena terbawa dan ikut-ikutan.
"Dengan aksi ini sangat bagus untuk memberitahukan kepada remaja-remaja lainnya bahwa hari valentine itu tidak boleh dirayakan," tandasnya.
(sms)