Bangunan Sekolah di Karawang Kembali Ambruk
A
A
A
KARAWANG - Bangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Ciptamargi II di Dusun Cilenjoh, Desa Ciptamargi, Kecamatan Cilebar, ambruk pada Rabu (1/2/2017). Sejumlah ruang kelas yang terdiri dari enam kelas rusak berat akibat atap bangunan ambruk.
Ambruknya bangunan sekolah menambah daftar robohnya bangunan sekolah di Karawang. Sebelumnya bangunan di SMK I Karawang dan SMP I Telukjambe Timur juga ambruk. Diduga bangunan SDN Ciptamargi II ini ambruk karena dibangun tidak sesuai dengan spesifikasi.
"Bangunan sekolah ini ambruk sekitar pukul 04.00 WIB saat warga masih tidur. Warga sekitar terbangun karena mendengar suara gemuruh dari sekolah ini dan mereka langsung melaporkan kepada saya," kata Kepala Sekolah SDN Ciptamargi II, Rahmat kepada wartawan.
Menurut Rahmat, kondisi bangunan sekolah SDN Ciptamargi II memang memprihatinkan dan bisa mengancam siswa atau guru yang sedang melakukan kegiatan belajar mengajar. Untungnya saat peristiwa ini terjadi tidak ada kegiatan belajar mengajar di sekolah.
"Coba kalau peristiwa ini terjadi saat jam sekolah bisa membahayakan siswa dan guru," katanya.
Rahmat mengaku kontruksi bangunan tidak layak bahkan berbahaya buat siswa ataupun guru. Alasannya atap atau genting terbuat dari tanah liat sedangkan rangka penahannya terbuat dari baja ringan.
Akibatnya ketika hujan terus menerus atap genting menjadi lebih berat sehingga rangka penahan genting tidak mampu untuk menahan sehingga ambruk. Apalagi dinding bangunan banyak yang retak-retak hampir di sekeliling bangunan sekolah. "Kondisinya memang sudah tidak layak untuk kegiatan belajar mengajar," katanya.
Rahmat mengaku sudah melaporkan kondisi bangunan sekolah ini kepada UPTD setempat tapi tidak ditanggapi hingga bangunan ini ambruk. Laporan itu sudah disampaikan tiga bulan lalu agar Disdikpora segera memperbaiki sekolah.
"Sekolah ini dibangun tahun 2012 lalu tapi kontruksinya saya rasa tidak pas karena rangkinya dari baja ringan tapi atapnya dari genting tanah liat," timpalnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Karawang Dadan Sugardan mengatakan, pihaknya akan segera memperbaiki sekolah tersebut. Anggaran untuk perbaikan sekolah itu rencananya akan menggunakan dana CSR.
Hanya saja dia belum bisa memastikan kapan anggaran tersebut bisa turun dan jumlah biaya perbaikan. "Kalau soal ini kita masih pelajari dulu apakah menggunakan dana CSR atau darimana saya belum tahu," timpalnya.
Dadan juga mengakui jika kontruksi bangunan sekolah tidak sesuai dengan spesifikasi yang ada. Dan itu terjadi di sejumlah sekolah yang akhirnya banyak yang ambruk seperti di SMK I Karawang, SMP I Telukjambe Timur.
Pihaknya akan melakukan pemetaan sekolah mana saja yang kontruksinya tidak sesuai spesifikasi. "Kita akan mendata sekolah mana saja yang kontruksinya tidak sesuai," tandasnya.
Ambruknya bangunan sekolah menambah daftar robohnya bangunan sekolah di Karawang. Sebelumnya bangunan di SMK I Karawang dan SMP I Telukjambe Timur juga ambruk. Diduga bangunan SDN Ciptamargi II ini ambruk karena dibangun tidak sesuai dengan spesifikasi.
"Bangunan sekolah ini ambruk sekitar pukul 04.00 WIB saat warga masih tidur. Warga sekitar terbangun karena mendengar suara gemuruh dari sekolah ini dan mereka langsung melaporkan kepada saya," kata Kepala Sekolah SDN Ciptamargi II, Rahmat kepada wartawan.
Menurut Rahmat, kondisi bangunan sekolah SDN Ciptamargi II memang memprihatinkan dan bisa mengancam siswa atau guru yang sedang melakukan kegiatan belajar mengajar. Untungnya saat peristiwa ini terjadi tidak ada kegiatan belajar mengajar di sekolah.
"Coba kalau peristiwa ini terjadi saat jam sekolah bisa membahayakan siswa dan guru," katanya.
Rahmat mengaku kontruksi bangunan tidak layak bahkan berbahaya buat siswa ataupun guru. Alasannya atap atau genting terbuat dari tanah liat sedangkan rangka penahannya terbuat dari baja ringan.
Akibatnya ketika hujan terus menerus atap genting menjadi lebih berat sehingga rangka penahan genting tidak mampu untuk menahan sehingga ambruk. Apalagi dinding bangunan banyak yang retak-retak hampir di sekeliling bangunan sekolah. "Kondisinya memang sudah tidak layak untuk kegiatan belajar mengajar," katanya.
Rahmat mengaku sudah melaporkan kondisi bangunan sekolah ini kepada UPTD setempat tapi tidak ditanggapi hingga bangunan ini ambruk. Laporan itu sudah disampaikan tiga bulan lalu agar Disdikpora segera memperbaiki sekolah.
"Sekolah ini dibangun tahun 2012 lalu tapi kontruksinya saya rasa tidak pas karena rangkinya dari baja ringan tapi atapnya dari genting tanah liat," timpalnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Karawang Dadan Sugardan mengatakan, pihaknya akan segera memperbaiki sekolah tersebut. Anggaran untuk perbaikan sekolah itu rencananya akan menggunakan dana CSR.
Hanya saja dia belum bisa memastikan kapan anggaran tersebut bisa turun dan jumlah biaya perbaikan. "Kalau soal ini kita masih pelajari dulu apakah menggunakan dana CSR atau darimana saya belum tahu," timpalnya.
Dadan juga mengakui jika kontruksi bangunan sekolah tidak sesuai dengan spesifikasi yang ada. Dan itu terjadi di sejumlah sekolah yang akhirnya banyak yang ambruk seperti di SMK I Karawang, SMP I Telukjambe Timur.
Pihaknya akan melakukan pemetaan sekolah mana saja yang kontruksinya tidak sesuai spesifikasi. "Kita akan mendata sekolah mana saja yang kontruksinya tidak sesuai," tandasnya.
(sms)