Panitia Diksar Mapala UII Yogyakarta Mengaku Bersalah
A
A
A
YOGYAKARTA - Panitia Pendidikan Dasar (Diksar) Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Unisi Yogyakarta merasa bersalah atas kematian tiga mahasiswa UII Yogyakarta. Mereka siap mempertanggungjawabkan secara hukum atas musibah yang terjadi.
Ketua Mapala Unisi Yogyakarta, Imam Nooriski menyesalkan musibah luar biasa ini terjadi. Tewasnya tiga mahasiswa ini tidak ada yang menginginkan terjadi, termasuk pengurus, keluarga besar Mapala Unisi dan seluruh civitas kampus.
"Tentu rasa bersalah itu ada pada pundak kami, karena semua ini terjadi di dalam kepengurusan Mapala Unisi saat ini," katanya dalam keterangan pers, Jum'at (27/1/2017).
Imam menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya pada kedua orangtua almarhum dan seluruh keluarga besarnya.
Permohonan maaf juga disampaikan kepada seluruh keluarga besar Universitas Islam Indonesia, segenap civitas akademik, alumni, dan seluruh rekan mahasiawa karena perbuatan kami yang mencoreng nama baik almamater ini.
"Kami pengurus Mapala Unisi mohon maaf baru saat ini memberi penjelasan dan klarifikasi ke teman-teman media, terkait musibah yang menimpa kami dan almarhum," katanya.
Ketika musibah ini terjadi, organisasi yang bernaung dibawah rektorat itu langsung melakukan koordinasi secara cepat. Hasilnya, disepakati informasi yang akan disampaikan kepada masyarakat dan media hanya satu pintu.
"Terkait musibah ini hanya akan disampaikan Humas Universitas agar tidak terjadi kesimpangsiuran berita dan kesalahpahaman penyampaian," katanya.
Pihak kampus merespon cepat dengan membentuk tim investigasi. Hingga saat ini, tim investigasi masih mencari fakta yang menjadi penyebab musibah ini terjadi. Saat ini tim masih bekerja, dia meminta masyarakat bersabar menunggu hasilnya.
"Saya tegaskan, saya menyerahkan sepenuhnya proses ini pada tim investigasi yang dibentuk dan menerima dengan lapang dada apapun hasil yang didapat," katanya.
"Jika nantinya tim menemukan kejanggalan dengan adanya kekerasan fisik, sehingga menyebabkan korban jiwa, saya selaku Ketua Mapala Unisi dan pengurus siap mempertanggungjawabkan itu semua," katanya.
Jika ini memungkinan untuk dijadikan bukti pidana yang akan dilakukan pihak kepolisian, pihaknya akan bersikap koperatif dan menjunjung tinggi proses hukum tersebut. Civitas kampus juga akan mengawal proses hukum tersebut. (Prabowo)
Ketua Mapala Unisi Yogyakarta, Imam Nooriski menyesalkan musibah luar biasa ini terjadi. Tewasnya tiga mahasiswa ini tidak ada yang menginginkan terjadi, termasuk pengurus, keluarga besar Mapala Unisi dan seluruh civitas kampus.
"Tentu rasa bersalah itu ada pada pundak kami, karena semua ini terjadi di dalam kepengurusan Mapala Unisi saat ini," katanya dalam keterangan pers, Jum'at (27/1/2017).
Imam menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya pada kedua orangtua almarhum dan seluruh keluarga besarnya.
Permohonan maaf juga disampaikan kepada seluruh keluarga besar Universitas Islam Indonesia, segenap civitas akademik, alumni, dan seluruh rekan mahasiawa karena perbuatan kami yang mencoreng nama baik almamater ini.
"Kami pengurus Mapala Unisi mohon maaf baru saat ini memberi penjelasan dan klarifikasi ke teman-teman media, terkait musibah yang menimpa kami dan almarhum," katanya.
Ketika musibah ini terjadi, organisasi yang bernaung dibawah rektorat itu langsung melakukan koordinasi secara cepat. Hasilnya, disepakati informasi yang akan disampaikan kepada masyarakat dan media hanya satu pintu.
"Terkait musibah ini hanya akan disampaikan Humas Universitas agar tidak terjadi kesimpangsiuran berita dan kesalahpahaman penyampaian," katanya.
Pihak kampus merespon cepat dengan membentuk tim investigasi. Hingga saat ini, tim investigasi masih mencari fakta yang menjadi penyebab musibah ini terjadi. Saat ini tim masih bekerja, dia meminta masyarakat bersabar menunggu hasilnya.
"Saya tegaskan, saya menyerahkan sepenuhnya proses ini pada tim investigasi yang dibentuk dan menerima dengan lapang dada apapun hasil yang didapat," katanya.
"Jika nantinya tim menemukan kejanggalan dengan adanya kekerasan fisik, sehingga menyebabkan korban jiwa, saya selaku Ketua Mapala Unisi dan pengurus siap mempertanggungjawabkan itu semua," katanya.
Jika ini memungkinan untuk dijadikan bukti pidana yang akan dilakukan pihak kepolisian, pihaknya akan bersikap koperatif dan menjunjung tinggi proses hukum tersebut. Civitas kampus juga akan mengawal proses hukum tersebut. (Prabowo)
(sms)