Waspada! Jalur Pantura Surabaya-Probolinggo Rusak Berat
A
A
A
PASURUAN - Para pengguna jalan yang melintas di jalur pantura Surabaya-Probolinggo hendaknya selalu waspada saat melintas di ruas jalan Bangil-Kraton. Jalan raya pos peninggalan Gubernur Jenderal Willem Daendels kondisinya semakin rusak berat pascaditerjang banjir sepekan terakhir.
Kerusakan jalan ini terjadi mulai ruas Pasar Mebel, Bukir, Kota Pasuruan hingga perlintasan kereta api di Latek, Bangil. Pada sejumlah badan jalan, terdapat lubang menganga dan bergelombang sepanjang 4 km.
Pada malam hari atau seusai turun hujan, jalan rusak ini tertutup air yang sangat membahayakan pengguna jalan, khususnya pengendara sepeda motor.
"Sudah cukup banyak pengendara sepeda motor yang terjatuh setelah terjebak di jalan berlubang. Masyarakat sudah sering protes ke Pemkot Pasuruan. Tapi karena jalan itu bukan kewenangan pemkot, sehingga terus dibiarkan saja," kata Winarto, warga Bukir, Kota Pasuruan, Senin (16/1/2017).
Menurutnya, kondisi jalan rusak pada ruas Bukir-Kraton-Bangil ini kerap terjadi sepanjang tahun. Perbaikan jalan yang lebih dominan tambal sulam, semakin cepat rusak karena menjadi tumpuan arus lalu lintas kendaraan bermuatan berat. Jalan semakin terkelupas karena tergerus air pada saat musim hujan tiba.
"Jalan pantura ini sudah langganan rusak. Pemerintah tidak cepat tanggap memperbaiki jalan rusak, padahal korban sudah banyak berjatuhan," kata Supardi, seorang warga Kraton.
Wakil Gubernur (Wagub) Jatim Saifullah Yusuf yang melakukan inspeksi mendadak (sidak) pada ruas jalur pantura tersebut, meminta agar Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional segera melakukan perbaikan jalan-jalan yang rusak. Hal ini untuk mengantisipasi makin banyaknya korban berjatuhan saat melintasi jalan rusak tersebut.
Menurutnya, kerusakan jalan ini terjadi karena beberapa faktor, di antaranya, muatan berlebih kendaraan yang melintas, struktur jalan yang tidak seimbang, dan genangan air yang menggerus konstruksi badan jalan. Meski bukan kewenangan pemerintah daerah, pihaknya tidak akan tinggal diam.
Sementara itu, PPK Pemelihara Jalan Nasional (PJN) Purnyoto mengatakan, pada tahap awal, pihaknya akan melakukan perbaikan jalan rusak dengan sistem tambal sulam. Pada beberapa bagian badan jalan yang berlubang akan dilakukan penambalan dengan batu dan aspal.
"Jalan-jalan berlubang sudah mulai dilakukan penambalan. Sementara perbaikan jalan secara permanen telah dianggarkan pada tahun ini," kata Purnyoto.
Kerusakan jalan ini terjadi mulai ruas Pasar Mebel, Bukir, Kota Pasuruan hingga perlintasan kereta api di Latek, Bangil. Pada sejumlah badan jalan, terdapat lubang menganga dan bergelombang sepanjang 4 km.
Pada malam hari atau seusai turun hujan, jalan rusak ini tertutup air yang sangat membahayakan pengguna jalan, khususnya pengendara sepeda motor.
"Sudah cukup banyak pengendara sepeda motor yang terjatuh setelah terjebak di jalan berlubang. Masyarakat sudah sering protes ke Pemkot Pasuruan. Tapi karena jalan itu bukan kewenangan pemkot, sehingga terus dibiarkan saja," kata Winarto, warga Bukir, Kota Pasuruan, Senin (16/1/2017).
Menurutnya, kondisi jalan rusak pada ruas Bukir-Kraton-Bangil ini kerap terjadi sepanjang tahun. Perbaikan jalan yang lebih dominan tambal sulam, semakin cepat rusak karena menjadi tumpuan arus lalu lintas kendaraan bermuatan berat. Jalan semakin terkelupas karena tergerus air pada saat musim hujan tiba.
"Jalan pantura ini sudah langganan rusak. Pemerintah tidak cepat tanggap memperbaiki jalan rusak, padahal korban sudah banyak berjatuhan," kata Supardi, seorang warga Kraton.
Wakil Gubernur (Wagub) Jatim Saifullah Yusuf yang melakukan inspeksi mendadak (sidak) pada ruas jalur pantura tersebut, meminta agar Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional segera melakukan perbaikan jalan-jalan yang rusak. Hal ini untuk mengantisipasi makin banyaknya korban berjatuhan saat melintasi jalan rusak tersebut.
Menurutnya, kerusakan jalan ini terjadi karena beberapa faktor, di antaranya, muatan berlebih kendaraan yang melintas, struktur jalan yang tidak seimbang, dan genangan air yang menggerus konstruksi badan jalan. Meski bukan kewenangan pemerintah daerah, pihaknya tidak akan tinggal diam.
Sementara itu, PPK Pemelihara Jalan Nasional (PJN) Purnyoto mengatakan, pada tahap awal, pihaknya akan melakukan perbaikan jalan rusak dengan sistem tambal sulam. Pada beberapa bagian badan jalan yang berlubang akan dilakukan penambalan dengan batu dan aspal.
"Jalan-jalan berlubang sudah mulai dilakukan penambalan. Sementara perbaikan jalan secara permanen telah dianggarkan pada tahun ini," kata Purnyoto.
(zik)