Kesaksian Dadin Suganda tentang Detik-detik Kebakaran Kapal Zahro Express
A
A
A
BANDUNG BARAT - Dadin Suganda (65), salah satu korban yang selamat dari kebakaran Kapal Zahro Express di Perairan Kepulauan Seribu, Minggu (1/1/2017), menceritakan detik-detik peristiwa mencekam itu.
Menurut Dadin, sebelum kejadian, dia dan istrinya, Eha, duduk di bangku ketiga, tepat di belakang anaknya, Nia Kurniati, yang berada di lantai dasar kapal yang bertingkat dua tersebut. Sementara, dua anaknya yang lain bersama dua menantunya dan cucu-cucunya duduk berderet di sebelah kiri di sampingnya.
Tiba-tiba, dia dikagetkan dengan teriakan salah seorang yang menyuruh para penumpang menggunakan pelampung. "Saya tidak tahu siapa orangnya, tiba-tiba ada yang teriak 'pakai pelampung, pakai pelampung'," katanya, Selasa (3/1/2017).
Beberapa saat kemudian, lanjut Dadin, asap tiba-tiba muncul dari belakang dan dengan cepat menyelimuti seluruh ruangan kapal. Saat itu, kata Dadin, orang-orang berebut untuk berjalan ke bagian depan kapal menghindari tebalnya asap yang datang dari arah belakang kapal.
"Semua orang dorong-dorong berusaha ke depan untuk mendapatkan udara segar, karena ruangan saat itu jadi gelap oleh asap, dan Alhamdulillah saya berhasil ke bagian depan kapal," ungkapnya.
Setelah sampai di bagian depan kapal, lanjut Dadin, dirinya baru bisa bernapas. Di sana juga dirinya sempat melihat salah seorang yang membawa salah satu cucunya, anak dari Nia, dalam keadaan pingsan. Selain itu, ia pun melihat Yeti Herawati, anaknya. (Baca juga: Jenazah Yeti Herawati Korban Kebakaran Kapal Zahro Express Tiba di Lembang).
Dia tidak bisa mengingat lebih banyak selain dirinya bersama Yeti dan cucunya terjatuh ke laut. "Di laut sedikit saya mengingat ada banyak orang yang berenang memakai pelampung," ujarnya.
Dirinya baru sadar kembali setelah berada di sebuah kapal lain yang datang menolong para korban. Di kapal itu dirinya melihat ada dua cucunya yang perempuan. Sementara, istri, menantu, dan anak-anaknya terpisah dengan dirinya. Cucunya yang lain baru terlihat setelah dirinya dan para korban lainnya diistirahatkan di Kantor Perhubungan.
Dadin mengatakan, sebelum kapal berangkat tidak ada sama sekali pemberitahuan dari petugas untuk antisipasi jika terjadi sesuatu. "Sebelum berangkat enggak ada informasi, cuma informasinya pas terjadi kebakaran suruh pakai pelampung," ujarnya.
Menurut Dadin, sebelum kejadian, dia dan istrinya, Eha, duduk di bangku ketiga, tepat di belakang anaknya, Nia Kurniati, yang berada di lantai dasar kapal yang bertingkat dua tersebut. Sementara, dua anaknya yang lain bersama dua menantunya dan cucu-cucunya duduk berderet di sebelah kiri di sampingnya.
Tiba-tiba, dia dikagetkan dengan teriakan salah seorang yang menyuruh para penumpang menggunakan pelampung. "Saya tidak tahu siapa orangnya, tiba-tiba ada yang teriak 'pakai pelampung, pakai pelampung'," katanya, Selasa (3/1/2017).
Beberapa saat kemudian, lanjut Dadin, asap tiba-tiba muncul dari belakang dan dengan cepat menyelimuti seluruh ruangan kapal. Saat itu, kata Dadin, orang-orang berebut untuk berjalan ke bagian depan kapal menghindari tebalnya asap yang datang dari arah belakang kapal.
"Semua orang dorong-dorong berusaha ke depan untuk mendapatkan udara segar, karena ruangan saat itu jadi gelap oleh asap, dan Alhamdulillah saya berhasil ke bagian depan kapal," ungkapnya.
Setelah sampai di bagian depan kapal, lanjut Dadin, dirinya baru bisa bernapas. Di sana juga dirinya sempat melihat salah seorang yang membawa salah satu cucunya, anak dari Nia, dalam keadaan pingsan. Selain itu, ia pun melihat Yeti Herawati, anaknya. (Baca juga: Jenazah Yeti Herawati Korban Kebakaran Kapal Zahro Express Tiba di Lembang).
Dia tidak bisa mengingat lebih banyak selain dirinya bersama Yeti dan cucunya terjatuh ke laut. "Di laut sedikit saya mengingat ada banyak orang yang berenang memakai pelampung," ujarnya.
Dirinya baru sadar kembali setelah berada di sebuah kapal lain yang datang menolong para korban. Di kapal itu dirinya melihat ada dua cucunya yang perempuan. Sementara, istri, menantu, dan anak-anaknya terpisah dengan dirinya. Cucunya yang lain baru terlihat setelah dirinya dan para korban lainnya diistirahatkan di Kantor Perhubungan.
Dadin mengatakan, sebelum kapal berangkat tidak ada sama sekali pemberitahuan dari petugas untuk antisipasi jika terjadi sesuatu. "Sebelum berangkat enggak ada informasi, cuma informasinya pas terjadi kebakaran suruh pakai pelampung," ujarnya.
(zik)