Jelang Natal, Pengamanan Perbatasan Sulsel-Sulteng Diperketat
A
A
A
MAKASSAR - Aparat keamanan terus melakukan penjagaan menjelang perayaan 2016 Natal dan Tahun Baru 2017. Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Selatan memperketat pengamanan di daerah perbatasan.
Polda Sulsel mengerahkan personel melakukan razia kendaraan yang menyeberang di daerah perbatasan, khususnya dengan Poso, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), yang diketahui basis terakhir kelompok teroris Santoso.
Menurut Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Sulsel Kombes Pol Dicky Sondany, semua daerah di Indonesia termasuk Sulsel masuk daftar rawan gangguan teror. Apalagi, Sulsel merupakan provinsi yang berbatasan langsung Sulteng.
"Semua daerah Indonesia rawan gangguan teror. Sulsel rawan karena berdekatan dengan Sulteng terutama Poso yang menjadi sarang teroris kelompok Santoso," jelas Dicky saat dihubungi KORAN SINDO, Jumat (23/12/2016).
Dicky menambahkan, Polda Sulsel sudah menginstruksikan Kepolisian Resor (Polres) Luwu Timur yang berbatasan Sulteng untuk memperketat pengaman dan penjagaan jalur transportasi, khususnya darat. Personel Operasi Lilin juga ditugasi melakukan razia kendaraan yang menyeberang dari Sulteng masuk Sulsel.
"Mengantisipasi masuknya ancaman teror, dilakukan razia di perbatasan. Kami kerahkan anggota Polres Luwu Timur untuk merazia."
Selain jalur darat, kepolisian juga melakukan pengawasan ketat di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin. Peningkatan penjagaan itu juga untuk mengantisipasi ancaman teror maupun gangguan keamanan lainnya menjelang Natal 2016 hingga Tahun Baru 2017.
Selain menambah penempatan anggota TNI dan Polri di Pos Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Polda juga menerjunkan pasukan anjing K-9 dari Unit Satwa Direktorat Samapta Bhayangkara (Dit Sabhara) guna mendeteksi benda berbahaya yang dapat diselundupkan.
Polda Sulsel mengerahkan personel melakukan razia kendaraan yang menyeberang di daerah perbatasan, khususnya dengan Poso, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), yang diketahui basis terakhir kelompok teroris Santoso.
Menurut Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Sulsel Kombes Pol Dicky Sondany, semua daerah di Indonesia termasuk Sulsel masuk daftar rawan gangguan teror. Apalagi, Sulsel merupakan provinsi yang berbatasan langsung Sulteng.
"Semua daerah Indonesia rawan gangguan teror. Sulsel rawan karena berdekatan dengan Sulteng terutama Poso yang menjadi sarang teroris kelompok Santoso," jelas Dicky saat dihubungi KORAN SINDO, Jumat (23/12/2016).
Dicky menambahkan, Polda Sulsel sudah menginstruksikan Kepolisian Resor (Polres) Luwu Timur yang berbatasan Sulteng untuk memperketat pengaman dan penjagaan jalur transportasi, khususnya darat. Personel Operasi Lilin juga ditugasi melakukan razia kendaraan yang menyeberang dari Sulteng masuk Sulsel.
"Mengantisipasi masuknya ancaman teror, dilakukan razia di perbatasan. Kami kerahkan anggota Polres Luwu Timur untuk merazia."
Selain jalur darat, kepolisian juga melakukan pengawasan ketat di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin. Peningkatan penjagaan itu juga untuk mengantisipasi ancaman teror maupun gangguan keamanan lainnya menjelang Natal 2016 hingga Tahun Baru 2017.
Selain menambah penempatan anggota TNI dan Polri di Pos Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Polda juga menerjunkan pasukan anjing K-9 dari Unit Satwa Direktorat Samapta Bhayangkara (Dit Sabhara) guna mendeteksi benda berbahaya yang dapat diselundupkan.
(zik)