Nelayan Cirebon Gelar Ritual Sedekah Laut
A
A
A
CIREBON - Ratusan nelayan di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, menggelar ritual sedekah laut, Selasa (6/12/2016) pagi. Ritual yang disebut nadran itu digelar dengan melarung sejumlah makanan dan sesaji ke tengah laut, sebagai bentuk ungkapan syukur atas hasil laut yang melimpah.
Diawali dengan ritual di pesisir pantai, sejumlah tokoh masyarakat Desa Suranenggala, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon, melakukan sedekah laut. Ritual di tepi pantai ini dilakukan untuk kelancaran prosesi ritual sedekah laut atau yang dikenal dengan nadran.
Di bawah rintik hujan, nadran kemudian digelar dengan mengarak miniatur perahu menuju sungai tempat sandarnya perahu nelayan. Ratusan perahu yang membawa ribuan nelayan dan keluarganya langsung bergerak mengiringi perahu yang membawa sesaji dan makanan yang akan disedekahkan ke tengah laut.
Iring-iringan perahu menuju laut lepas ini kian semarak dengan debur ombak dan aksesori berupa makanan yang melekat di tubuh perahu. Meski di bawah rintik hujan dan angin yang cukup kencang, anak-anak dan ibu-ibu yang mengikuti prosesi ini pun larut dalam acara tahunan tersebut.
Puncaknya, prosesi larung sesaji berupa makanan dan kepala kerbau ke laut lepas tersebut langsung diserbu para nelayan. Mereka terjun ke laut lepas guna merebut makanan dan kain sesaji yang dianggap membawa berkah dan selamat. Masing-masing perahu nelayan biasanya menerjunkan warganya untuk ambil bagian merebut sesaji.
Wawan, panitia nadran, mengatakan bahwa ritual ini dilakukan sebagai sebuah ungkapan rasa syukur atas limpahan berkah dari Tuhan. Dengan tradisi pesta laut nadran, nelayan berharap hasil tangkapan nelayan ikan akan meningkat dari tahun-tahun sebelumnya.
Diawali dengan ritual di pesisir pantai, sejumlah tokoh masyarakat Desa Suranenggala, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon, melakukan sedekah laut. Ritual di tepi pantai ini dilakukan untuk kelancaran prosesi ritual sedekah laut atau yang dikenal dengan nadran.
Di bawah rintik hujan, nadran kemudian digelar dengan mengarak miniatur perahu menuju sungai tempat sandarnya perahu nelayan. Ratusan perahu yang membawa ribuan nelayan dan keluarganya langsung bergerak mengiringi perahu yang membawa sesaji dan makanan yang akan disedekahkan ke tengah laut.
Iring-iringan perahu menuju laut lepas ini kian semarak dengan debur ombak dan aksesori berupa makanan yang melekat di tubuh perahu. Meski di bawah rintik hujan dan angin yang cukup kencang, anak-anak dan ibu-ibu yang mengikuti prosesi ini pun larut dalam acara tahunan tersebut.
Puncaknya, prosesi larung sesaji berupa makanan dan kepala kerbau ke laut lepas tersebut langsung diserbu para nelayan. Mereka terjun ke laut lepas guna merebut makanan dan kain sesaji yang dianggap membawa berkah dan selamat. Masing-masing perahu nelayan biasanya menerjunkan warganya untuk ambil bagian merebut sesaji.
Wawan, panitia nadran, mengatakan bahwa ritual ini dilakukan sebagai sebuah ungkapan rasa syukur atas limpahan berkah dari Tuhan. Dengan tradisi pesta laut nadran, nelayan berharap hasil tangkapan nelayan ikan akan meningkat dari tahun-tahun sebelumnya.
(zik)