Tokoh Kasepuhan Minta Buaya Madasari Dikembalikan ke Tempat Asal
A
A
A
PANGANDARAN - Penemuan buaya di muara Pantai Madasari, Desa Masawah, Kecamatan Cimerak Rabu 31 Juli 2016 pukul 17.00 WIB lalu kini menjadi perbincangan di kalangan para kasepuhan.
Salah satu tokoh masyarakat asal Dusun Bugeul, Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang Didi Suryadi (41) mengatakan, dirinya mendapat mandat dari beberapa kasepuhan untuk menjadi penghubung dengan pihak BKSDA BPLH Kabupaten Pangandaran.
Para kasepuhan tersebut diminta oleh para 'leluhur' untuk mengembalikan buaya yang pernah ditemukan di muara Pantai Madasari lantaran saat ini sedang dicari oleh kedua orangtuanya.
“Saya diminta tolong oleh Ema Icih Kasepuhan Madasari dan Teh Euis dari Kertayasa untuk menjadi mediator penghubung ke pihak BPLH agar mengembalikan buaya ke tempat asalnya,” kata Didi.
Kasepuhan yang datang ke Didi pun mengaku buaya yang ditemukan di muara pantai Madasari itu merupakan buaya dari alam lain yang berasal dari daerah Kalisrayu perbatasan antara daerah Jawa dengan daerah Sunda.
“Saya secara pribadi hanya diberi mandat oleh beberapa kasepuhan agar buaya tersebut dikembalikan ke tempat semula ditemukan,” tambahnya.
Didi menjelaskan, dirinya khawatir apabila buaya yang dimaksud tidak segera dikembalikan akan terjadi hal yang tidak diinginkan di luar nalar logika manusia.
Namun saat ditanya tentang kejadian tersebut, Didi tidak ingin berterus terang lantaran dikhawatirkan menjadi polemik di masyarakat dan khawatir menyesatkan keyakinan aqidah masyarakat.
“Semua kejadian hanya kehendak Allah SWT, namun kita sebagai masyarakat yang memiliki nilai-nilai budaya hendaknya menghargai pendapat beberapa kasepuhan, akan tetapi dikembalikan lagi kepada diri masing-masing dan hanya kepada Allah SWT yang menghendakinya,” jelas Didi.
Sementara Kepala Bidang KSDA BPLH Kabupaten Pangandaran Erik Krisnayudha Astrawijaya Saputra mengatakan, keberadaan buaya tersebut kini sudah berada di Taman Safari Bogor.
“Kami sudah komunikasi dengan pihak KSDA Cagar Alam Pangandaran, berdasarkan keterangan pihak KSDA buaya itu berada di Taman Safari Bogor,” timpalnya.
Salah satu tokoh masyarakat asal Dusun Bugeul, Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang Didi Suryadi (41) mengatakan, dirinya mendapat mandat dari beberapa kasepuhan untuk menjadi penghubung dengan pihak BKSDA BPLH Kabupaten Pangandaran.
Para kasepuhan tersebut diminta oleh para 'leluhur' untuk mengembalikan buaya yang pernah ditemukan di muara Pantai Madasari lantaran saat ini sedang dicari oleh kedua orangtuanya.
“Saya diminta tolong oleh Ema Icih Kasepuhan Madasari dan Teh Euis dari Kertayasa untuk menjadi mediator penghubung ke pihak BPLH agar mengembalikan buaya ke tempat asalnya,” kata Didi.
Kasepuhan yang datang ke Didi pun mengaku buaya yang ditemukan di muara pantai Madasari itu merupakan buaya dari alam lain yang berasal dari daerah Kalisrayu perbatasan antara daerah Jawa dengan daerah Sunda.
“Saya secara pribadi hanya diberi mandat oleh beberapa kasepuhan agar buaya tersebut dikembalikan ke tempat semula ditemukan,” tambahnya.
Didi menjelaskan, dirinya khawatir apabila buaya yang dimaksud tidak segera dikembalikan akan terjadi hal yang tidak diinginkan di luar nalar logika manusia.
Namun saat ditanya tentang kejadian tersebut, Didi tidak ingin berterus terang lantaran dikhawatirkan menjadi polemik di masyarakat dan khawatir menyesatkan keyakinan aqidah masyarakat.
“Semua kejadian hanya kehendak Allah SWT, namun kita sebagai masyarakat yang memiliki nilai-nilai budaya hendaknya menghargai pendapat beberapa kasepuhan, akan tetapi dikembalikan lagi kepada diri masing-masing dan hanya kepada Allah SWT yang menghendakinya,” jelas Didi.
Sementara Kepala Bidang KSDA BPLH Kabupaten Pangandaran Erik Krisnayudha Astrawijaya Saputra mengatakan, keberadaan buaya tersebut kini sudah berada di Taman Safari Bogor.
“Kami sudah komunikasi dengan pihak KSDA Cagar Alam Pangandaran, berdasarkan keterangan pihak KSDA buaya itu berada di Taman Safari Bogor,” timpalnya.
(sms)