Oknum Polisi Dituding Lakukan Kekerasan saat Operasi Zebra
A
A
A
TORAJA UTARA - Hari kedua operasi zebra yang digelar Polres Tana Toraja, Kamis (17/11), diwarnai kekerasan yang dilakukan oleh seorang oknum polisi. Seorang pengendara yang diketahui masih berstatus pelajar mengaku dianiaya oknum polisi tersebut.
Pelajar itu bernama Januar, 16 tahun, dan saat ini duduk di bangku sekolah SMA Katolik Rantepao. Pasca kejadian, Januar pun memberikan keterangan secara resmi di hadapan awak media. Dia menuturkan kronologis tindakan kekerasan yang dialami.
Awalnya, Polres Tana Toraja menggelar operasi zebra, poros Makale-Rantepao tepatnya di depan Lebon. Saat operasi itu berlangsung, Januar, yang dalam perjalanan pulang sekolah, melewati poros tersebut, serta tidak luput dari razia tersebut.
Nahas bagi Januar, kala itu dia menggerutu sendiri sambil mengeluarkan kata-kata tak pantas. Dan umpatan yang tidak dimaksudkan kepada polisi yang bertugas itu pun terdengar oleh sang petugas. Namun, oknum polisi itu salah paham, dia pikir umpatan yang ke luar dari mulut pelajar itu ditujukan kepadanya.
Berdasar keterangan korban, oknum polisi tersebut naik pitam dan langsung melayangkan bogem mentah yang mendarat di wajahnya. Tidak sampai di situ saja, oknum polisi itu juga menendang perut korban sedikitnya enam kali hingga pelajar itu roboh.
Akibat amukan oknum polisi tersebut, korban pun mengalami memar di bagian pipi sebelah kiri, serta mengalami luka di bagian bibir dan bekas tendangan oknum polisi itu masih terlihat jelas.
Januar sangat menyayangkan sikap oknum polisi itu, karena setahu dirinya, polisi memiliki paradigma sebagai pelindung, pengayom dan memberi rasa aman kepada masyarakat. Namun, ternyata paradigma itu belum sepenuhnya dilakukan oleh seluruh aparat kepolisian.
"Tidak ada maksud saya mengumpat petugas, saya hanya menyesali dan mengumpat diri saya sendiri, tapi oknum polisi itu langsung main tonjok," ujar Januar.
Pelajar itu bernama Januar, 16 tahun, dan saat ini duduk di bangku sekolah SMA Katolik Rantepao. Pasca kejadian, Januar pun memberikan keterangan secara resmi di hadapan awak media. Dia menuturkan kronologis tindakan kekerasan yang dialami.
Awalnya, Polres Tana Toraja menggelar operasi zebra, poros Makale-Rantepao tepatnya di depan Lebon. Saat operasi itu berlangsung, Januar, yang dalam perjalanan pulang sekolah, melewati poros tersebut, serta tidak luput dari razia tersebut.
Nahas bagi Januar, kala itu dia menggerutu sendiri sambil mengeluarkan kata-kata tak pantas. Dan umpatan yang tidak dimaksudkan kepada polisi yang bertugas itu pun terdengar oleh sang petugas. Namun, oknum polisi itu salah paham, dia pikir umpatan yang ke luar dari mulut pelajar itu ditujukan kepadanya.
Berdasar keterangan korban, oknum polisi tersebut naik pitam dan langsung melayangkan bogem mentah yang mendarat di wajahnya. Tidak sampai di situ saja, oknum polisi itu juga menendang perut korban sedikitnya enam kali hingga pelajar itu roboh.
Akibat amukan oknum polisi tersebut, korban pun mengalami memar di bagian pipi sebelah kiri, serta mengalami luka di bagian bibir dan bekas tendangan oknum polisi itu masih terlihat jelas.
Januar sangat menyayangkan sikap oknum polisi itu, karena setahu dirinya, polisi memiliki paradigma sebagai pelindung, pengayom dan memberi rasa aman kepada masyarakat. Namun, ternyata paradigma itu belum sepenuhnya dilakukan oleh seluruh aparat kepolisian.
"Tidak ada maksud saya mengumpat petugas, saya hanya menyesali dan mengumpat diri saya sendiri, tapi oknum polisi itu langsung main tonjok," ujar Januar.
(nug)