Cuaca Ekstrem, Warga di Lokasi Rawan Longsor Harus Lebih Waspada
A
A
A
SEMARANG - Warga yang tinggal di lokasi rawan bencana longsor dan banjir diharapkan meningkatkan kewaspadaan mengingat intensitas hujan di Kota Semarang, Jawa Tengah, semakin tinggi.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan, pemerintah sudah melakukan pemetaan lokasi-lokasi yang dianggap memiliki potensi yang besar terhadap bencana banjir, tanah longsor, dan juga rob.
"Kami terus melakukan pemetaan wilayah yang berpotensi banjir, rob, dan tanah longsor saat musim hujan seperti ini. Dengan demikian, semua SKPD, camat, lurah, RT, RW hingga tokoh masyarakat dapat menginformasikan kepada masyarakat agar lebih waspada dan berhati-hati," katanya saat meninjau lokasi longsor di Lempongsari, Kecamatan Gajahmungkur, Rabu (16/11/2016).
Kota Semarang yang memiliki kontur wilayah perbukitan, dataran rendah, dan laut berpotensi terkena bencana longsor dan banjir. Apalagi, banyak lokasi lereng bukit yang memiliki potensi longsor malah menjadi permukiman.
Dia menyarankan kepada warga yang rumahnya berada di bawah tebing tinggi untuk mengajukan bantuan pembuatan sabuk penahan longsor. Dia juga terus melakukan koordinasi dengan dinas terkait seperti BPBD, PSDA, dan pemangku kepentingan lurah, camat, serta tokoh masyarakat terkait informasi bencana longsor dan banjir di sejumlah wilayah Kota Semarang. Setiap informasi yang diperoleh langsung direspons dengan cepat oleh dinas terkait.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Semarang Iwan Budi Setiawan mengatakan, beberapa daerah rawan longsor khususnya ada di daerah selatan garis tengah mulai dari barat yakni Wonosari, Tambakaji, Gisikdrono, Kembangarum, Simongan, Bongsari, Petompon, Randusari, Lempongsari, Tinjomoyo, Tembalang, Jombang, dan daerah Candi.
"Hingga November 2016 ini telah terjadi sekitar 38 bencana longsor di Kota Semarang, yang cukup parah yakni di Bukitsari, Semarang hingga menelan korban jiwa dua orang anak," ujarnya.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan, pemerintah sudah melakukan pemetaan lokasi-lokasi yang dianggap memiliki potensi yang besar terhadap bencana banjir, tanah longsor, dan juga rob.
"Kami terus melakukan pemetaan wilayah yang berpotensi banjir, rob, dan tanah longsor saat musim hujan seperti ini. Dengan demikian, semua SKPD, camat, lurah, RT, RW hingga tokoh masyarakat dapat menginformasikan kepada masyarakat agar lebih waspada dan berhati-hati," katanya saat meninjau lokasi longsor di Lempongsari, Kecamatan Gajahmungkur, Rabu (16/11/2016).
Kota Semarang yang memiliki kontur wilayah perbukitan, dataran rendah, dan laut berpotensi terkena bencana longsor dan banjir. Apalagi, banyak lokasi lereng bukit yang memiliki potensi longsor malah menjadi permukiman.
Dia menyarankan kepada warga yang rumahnya berada di bawah tebing tinggi untuk mengajukan bantuan pembuatan sabuk penahan longsor. Dia juga terus melakukan koordinasi dengan dinas terkait seperti BPBD, PSDA, dan pemangku kepentingan lurah, camat, serta tokoh masyarakat terkait informasi bencana longsor dan banjir di sejumlah wilayah Kota Semarang. Setiap informasi yang diperoleh langsung direspons dengan cepat oleh dinas terkait.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Semarang Iwan Budi Setiawan mengatakan, beberapa daerah rawan longsor khususnya ada di daerah selatan garis tengah mulai dari barat yakni Wonosari, Tambakaji, Gisikdrono, Kembangarum, Simongan, Bongsari, Petompon, Randusari, Lempongsari, Tinjomoyo, Tembalang, Jombang, dan daerah Candi.
"Hingga November 2016 ini telah terjadi sekitar 38 bencana longsor di Kota Semarang, yang cukup parah yakni di Bukitsari, Semarang hingga menelan korban jiwa dua orang anak," ujarnya.
(zik)