Balita yang Digigit Anjing Liar Meninggal Dunia
A
A
A
PALEMBANG - Setelah membaik dan diperbolehkan pulang dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Palembang Bari, Abdi Galang Pratama (4,5) yang merupakan korban gigitan dan terkaman anjing liar, akhirnya meninggal dunia, Rabu (19/10/2016) malam. Meninggalnya Abdi diduga akibat dampak dari gigitan anjing liar tersebut.
Ditemui di rumah duka di Kompleks Perumahan Ogan Permata Indah (OPI) Jalan Anggrek II Blok K 2, Yustini (22), ibunda korban mengatakan, sebelum meninggal dunia, korban sempat mengalami demam tinggi pada Rabu (19/10/2016) pagi.
Saat itu, Yustini melakukan pertolongan pertama denga cara mengompres tubuh Abdi. "Satu minggu anak saya dirawat di rumah sakit, setelah itu diperbolehkan pulang. Keadaannya terus membaik dan anak saya sempat main seperti biasanya. Tapi hari Rabu kemarin, anak saya mengalami panas tinggi yang tak kunjung turun," jelas Yustini, Kamis (20/10/2016).
Tidak hanya mengalami demam tinggi, balita itu juga mengalami kejang-kejang. Yustini akhirnya kembali membawa anaknya ke RSUD Palembang Bari untuk dilakukan perawatan medis.
"Langsung dibawa ke rumah sakit. Dilakukan tindakan dan perawatan oleh dokter, namun anak saya akhirnya meninggal dunia," jelasnya dengan mata berkaca-kaca.
Yustini menjelaskan, balita itu meninggal tepat 14 hari setelah diterkam dan dicabik-cabik seekor anjing liar di kawasan tempat tinggalnya pada Rabu (5/10/2016).
Saat itu, korban mengalami luka robek di bagian dahi hingga mengenai mata kirinya.
"Saya tidak menyangka kalau sampai seperti ini. Kita harap pemerintah cepat menanggapinya agar tidak ada anak-anak lain yang jadi korban. Ini sudah meresahkan kami," tuturnya.
Jenazah korban dibawa menuju Desa Meranjat, Kabupaten Ilir untuk dikebumikan.
Ditemui di rumah duka di Kompleks Perumahan Ogan Permata Indah (OPI) Jalan Anggrek II Blok K 2, Yustini (22), ibunda korban mengatakan, sebelum meninggal dunia, korban sempat mengalami demam tinggi pada Rabu (19/10/2016) pagi.
Saat itu, Yustini melakukan pertolongan pertama denga cara mengompres tubuh Abdi. "Satu minggu anak saya dirawat di rumah sakit, setelah itu diperbolehkan pulang. Keadaannya terus membaik dan anak saya sempat main seperti biasanya. Tapi hari Rabu kemarin, anak saya mengalami panas tinggi yang tak kunjung turun," jelas Yustini, Kamis (20/10/2016).
Tidak hanya mengalami demam tinggi, balita itu juga mengalami kejang-kejang. Yustini akhirnya kembali membawa anaknya ke RSUD Palembang Bari untuk dilakukan perawatan medis.
"Langsung dibawa ke rumah sakit. Dilakukan tindakan dan perawatan oleh dokter, namun anak saya akhirnya meninggal dunia," jelasnya dengan mata berkaca-kaca.
Yustini menjelaskan, balita itu meninggal tepat 14 hari setelah diterkam dan dicabik-cabik seekor anjing liar di kawasan tempat tinggalnya pada Rabu (5/10/2016).
Saat itu, korban mengalami luka robek di bagian dahi hingga mengenai mata kirinya.
"Saya tidak menyangka kalau sampai seperti ini. Kita harap pemerintah cepat menanggapinya agar tidak ada anak-anak lain yang jadi korban. Ini sudah meresahkan kami," tuturnya.
Jenazah korban dibawa menuju Desa Meranjat, Kabupaten Ilir untuk dikebumikan.
(zik)