Motif Penembakan Wahyuni IRT di Medan Diduga Persaingan Usaha
A
A
A
MEDAN - Motif penembakan yang menewaskan Indri Wahyuni (31) ibu rumah tangga di Komplek Torganda Blok E Nomor 21, Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan diduga karena persaingan bisnis penjualan mobil dan usaha pengangkutan.
Saiful Rizal (34) mengaku tidak mengenal tiga pelaku yang hingga kini masih misterius tersebut. “Aku tidak pernah berselisih faham dengan siapapun, aku juga tidak mengenal pelaku,” katanya dengan berurai air mata meratapi jenazah istrinya.
Menurut Saiful, selama ini dia bekerja di perusahaan jual beli mobil milik pamannya di Jalan Ringroad dan Jalan Sisingamaraja, Medan. Selain itu, dia juga memiliki usaha pengangkutan dari Aceh ke Medan. “Dugaanku ini karena usaha, sebab mereka (pelaku) berusaha masuk ke dalam rumah saya untuk mengambil harta kami,” ujarnya.
Namun, sambung dia, ketiga pelaku sempat dihalangi istrinya meski mengacungkan senjatanya ke atas dan mengancam akan menembaknya jika berani melawan. “Istri saya memang bilang begini ‘tembak aku saja kalian jangan masuk sembarangan ke dalam rumahku’sambil memegang tangan salah satu diantara pelaku,” katanya mengulangi perkataan istrinya saat menghalau pelaku agar tidak sampai masuk ke dalam rumahnya sebelum ditembak.
Saiful sempat meminta tolong warga sekitar sambil berlari, usai berduel dengan para pelaku yang berusaha menangkap dan melumpuhkannya. “Tanganku sudah sempat diborgol mereka (pelaku), karena itulah aku meminta tolong kepada warga sekitar, disaat itulah mereka menembak pipi tepat dibawah matanya hingga tembus ke leher belakang, melihat istriku tersungkur aku kembali lagi ke halaman rumah untuk menolongnya karena jaraknya masih 50 meter. Sementara pelaku langsung kabur,” paparnya.
Menurut Saiful, dirinya tidak mengenal satupun diantara pelaku dan tidak pernah bertemu sebelumnya. Sebab ketiga pria misterius itu mengenakan pakaian warga biasa. Namun, saat akan melumpuhkan dan menangkapnya, pelaku menyebut dirinya anggota Polisi.
“Katanya mereka (Pelaku) anggota Polisi, tapi aku tak yakin makanya aku melawan. Sebab, saat mobilnya jenis Terios berhenti di depan rumahku dua diantara pria itu turun dengan menenteng senjata yang mirip dengan FN warna hitam dan putih,” ucapnya.
Disebutkan Saiful, senjata jenis FN warna putih ditenteng oleh pelaku berbadan kurus dengan tinggi sekitar 175 cm dengan warna kulit putih sawo matang dan yang warna hitam ditenteng pria berbadan yang lebih pendek dengan postur tubuh hampir sama namun tingginya sekitar 160 cm. Sedangkan satu pelaku lainnya berbadan gemuk, warna kulit hitam dengan tinggi sekitar 170 cm.
“Yang menenteng senjata warna putih itu memakai topi dan berbaju kaos oblong warna merah, sedangkan yang menenteng senjata warna hitam itu memakai baju kaos oblong warna hitam dan yang berbadan gemuk mengenakan kemeja kotak-kotak kebiruan,” kata Saiful.
Saiful menambahkan, jenazah istrinya usai diautopsi di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara, Medan langsung dibawanya ke Aceh dengan menggunakan ambulans RS Adam Malik Medan untuk dimakamkan.
Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Rina Sari Ginting mengatakan, apa yang disebutkan suami korban itu akan segera ditindak lanjuti. Namun, hingga saat ini pihaknya baru memeriksa empat orang saksi. Sedangkan selongsong peluru yang ditemukan di lokasi kejadian sedang dikirim ke Laboratorium Forensik (Labfor) untuk diperiksa dan diuji balistik.
“Jenazah korban sudah selesai diautopsi, tetapi hasilnya belum diketahui. Sedangkan proses penyelidikannya masih memeriksa empat orang saksi. Namun, dari hasil pemeriksaan saksi-saksi itu belum ada yang bisa dipublikasikan, apalagi hasil uji balistik proyektil yang ditemukan di lokasi kejadian belum dikeluarkan,” kata Rina.
Begitu juga dengan motif pelaku, hingga kini masih dalam penyelidikan termasuk identitas pelaku juga masih misterius. “Pelakunya masih belum teridentifikasi dan motifnya akan terungkap jika pelakunya sudah diamankan,” pungkasnya.
Saiful Rizal (34) mengaku tidak mengenal tiga pelaku yang hingga kini masih misterius tersebut. “Aku tidak pernah berselisih faham dengan siapapun, aku juga tidak mengenal pelaku,” katanya dengan berurai air mata meratapi jenazah istrinya.
Menurut Saiful, selama ini dia bekerja di perusahaan jual beli mobil milik pamannya di Jalan Ringroad dan Jalan Sisingamaraja, Medan. Selain itu, dia juga memiliki usaha pengangkutan dari Aceh ke Medan. “Dugaanku ini karena usaha, sebab mereka (pelaku) berusaha masuk ke dalam rumah saya untuk mengambil harta kami,” ujarnya.
Namun, sambung dia, ketiga pelaku sempat dihalangi istrinya meski mengacungkan senjatanya ke atas dan mengancam akan menembaknya jika berani melawan. “Istri saya memang bilang begini ‘tembak aku saja kalian jangan masuk sembarangan ke dalam rumahku’sambil memegang tangan salah satu diantara pelaku,” katanya mengulangi perkataan istrinya saat menghalau pelaku agar tidak sampai masuk ke dalam rumahnya sebelum ditembak.
Saiful sempat meminta tolong warga sekitar sambil berlari, usai berduel dengan para pelaku yang berusaha menangkap dan melumpuhkannya. “Tanganku sudah sempat diborgol mereka (pelaku), karena itulah aku meminta tolong kepada warga sekitar, disaat itulah mereka menembak pipi tepat dibawah matanya hingga tembus ke leher belakang, melihat istriku tersungkur aku kembali lagi ke halaman rumah untuk menolongnya karena jaraknya masih 50 meter. Sementara pelaku langsung kabur,” paparnya.
Menurut Saiful, dirinya tidak mengenal satupun diantara pelaku dan tidak pernah bertemu sebelumnya. Sebab ketiga pria misterius itu mengenakan pakaian warga biasa. Namun, saat akan melumpuhkan dan menangkapnya, pelaku menyebut dirinya anggota Polisi.
“Katanya mereka (Pelaku) anggota Polisi, tapi aku tak yakin makanya aku melawan. Sebab, saat mobilnya jenis Terios berhenti di depan rumahku dua diantara pria itu turun dengan menenteng senjata yang mirip dengan FN warna hitam dan putih,” ucapnya.
Disebutkan Saiful, senjata jenis FN warna putih ditenteng oleh pelaku berbadan kurus dengan tinggi sekitar 175 cm dengan warna kulit putih sawo matang dan yang warna hitam ditenteng pria berbadan yang lebih pendek dengan postur tubuh hampir sama namun tingginya sekitar 160 cm. Sedangkan satu pelaku lainnya berbadan gemuk, warna kulit hitam dengan tinggi sekitar 170 cm.
“Yang menenteng senjata warna putih itu memakai topi dan berbaju kaos oblong warna merah, sedangkan yang menenteng senjata warna hitam itu memakai baju kaos oblong warna hitam dan yang berbadan gemuk mengenakan kemeja kotak-kotak kebiruan,” kata Saiful.
Saiful menambahkan, jenazah istrinya usai diautopsi di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara, Medan langsung dibawanya ke Aceh dengan menggunakan ambulans RS Adam Malik Medan untuk dimakamkan.
Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Rina Sari Ginting mengatakan, apa yang disebutkan suami korban itu akan segera ditindak lanjuti. Namun, hingga saat ini pihaknya baru memeriksa empat orang saksi. Sedangkan selongsong peluru yang ditemukan di lokasi kejadian sedang dikirim ke Laboratorium Forensik (Labfor) untuk diperiksa dan diuji balistik.
“Jenazah korban sudah selesai diautopsi, tetapi hasilnya belum diketahui. Sedangkan proses penyelidikannya masih memeriksa empat orang saksi. Namun, dari hasil pemeriksaan saksi-saksi itu belum ada yang bisa dipublikasikan, apalagi hasil uji balistik proyektil yang ditemukan di lokasi kejadian belum dikeluarkan,” kata Rina.
Begitu juga dengan motif pelaku, hingga kini masih dalam penyelidikan termasuk identitas pelaku juga masih misterius. “Pelakunya masih belum teridentifikasi dan motifnya akan terungkap jika pelakunya sudah diamankan,” pungkasnya.
(sms)