Buaya Besar Muncul di Bantaran Sungai Arut, Warga Ketakutan
A
A
A
KOTAWARINGIN BARAT - Seekor buaya muara besar tiba-tiba muncul di bantaran Sungai Arut, Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah sejak Selasa (18/10/2016) hingga pagi tadi di dekat permukiman warga sekitar bantaran sungai. Warga ketakutan dan mencoba memburu buaya dengan tombak.
Buaya pertama kali muncul di RT 10 atau di samping pabrik penggilingan padi Kelurahan Mendawai pada Selasa (18/10/2016) sekitar pukul 16.30 WIB. Karena khawatir terhadap keselamatan warga, puluhan warga memburu buaya tersebut dengan menggunakan tombak.
Warga berkerumun di pinggiran sungai menunggu buaya tersebut muncul ke permukaan sungai. "Sejak Selasa sore buaya itu tiba-tiba muncul. Kita akan buru terus sampai dapat. Karena ini berbahaya bagi warga," kata Udin, warga Kelurahan Mendawai, yang turut serta memburu buaya besar itu, Rabu (19/10/2016) pagi.
Menurut warga yang melihat saat buaya itu muncul, panjang buaya sekitar 3 meter dengan tubuh yang cukup besar. Buaya muara tersebut sekitar 15 menit menampakkan diri seolah memberikan kesempatan kepada ratusan warga untuk menontonnya pada Selasa sore.
"Besar sekali. Anak-anak sini yang pertama kali melihat. Ngeri pokoknya," ujar Unang di bantaran sungai.
Terpisah, Mahmuda, Polhut BKSDA SKW II Pangkalan Bun mengatakan, untuk mengevakuasi buaya tersebut dari kawasan padat penduduk sangat sulit dilakukan mengingat BKSDA tidak mempunyai peralatan yang memadai.
"Ini seperti di Sampit kejadiannya. Kita tidak bisa berbuat apa-apa selain memberikan imbauan kepada warga untuk berhati-hati dan menghindari aktivitas di sungai," kata Mahmuda di kawasan Sungai Arut.
Ia menduga, kemunculan buaya tersebut diakibatkan rusaknya habitat buaya. "Ini pertanda habitat aslinya rusak sehingga ketersediaan makanan tidak ada sehingga buaya tersebut keluar dari kawasannya."
Buaya pertama kali muncul di RT 10 atau di samping pabrik penggilingan padi Kelurahan Mendawai pada Selasa (18/10/2016) sekitar pukul 16.30 WIB. Karena khawatir terhadap keselamatan warga, puluhan warga memburu buaya tersebut dengan menggunakan tombak.
Warga berkerumun di pinggiran sungai menunggu buaya tersebut muncul ke permukaan sungai. "Sejak Selasa sore buaya itu tiba-tiba muncul. Kita akan buru terus sampai dapat. Karena ini berbahaya bagi warga," kata Udin, warga Kelurahan Mendawai, yang turut serta memburu buaya besar itu, Rabu (19/10/2016) pagi.
Menurut warga yang melihat saat buaya itu muncul, panjang buaya sekitar 3 meter dengan tubuh yang cukup besar. Buaya muara tersebut sekitar 15 menit menampakkan diri seolah memberikan kesempatan kepada ratusan warga untuk menontonnya pada Selasa sore.
"Besar sekali. Anak-anak sini yang pertama kali melihat. Ngeri pokoknya," ujar Unang di bantaran sungai.
Terpisah, Mahmuda, Polhut BKSDA SKW II Pangkalan Bun mengatakan, untuk mengevakuasi buaya tersebut dari kawasan padat penduduk sangat sulit dilakukan mengingat BKSDA tidak mempunyai peralatan yang memadai.
"Ini seperti di Sampit kejadiannya. Kita tidak bisa berbuat apa-apa selain memberikan imbauan kepada warga untuk berhati-hati dan menghindari aktivitas di sungai," kata Mahmuda di kawasan Sungai Arut.
Ia menduga, kemunculan buaya tersebut diakibatkan rusaknya habitat buaya. "Ini pertanda habitat aslinya rusak sehingga ketersediaan makanan tidak ada sehingga buaya tersebut keluar dari kawasannya."
(zik)