Dahulu Angkat Senjata, Kini Menembus Gunung demi Mencari Air

Minggu, 09 Oktober 2016 - 13:41 WIB
Dahulu Angkat Senjata, Kini Menembus Gunung demi Mencari Air
Dahulu Angkat Senjata, Kini Menembus Gunung demi Mencari Air
A A A
TASIKMALAYA - PERAWAKANNYA kecil dan kurus. Keriput menghiasi wajah pria berusia 86 tahun yang merupakan seorang veteran ini. Dialah Harun, warga Kampung Malaganti, Desa Sukaharja, Kecamatan Sariwangi, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

Saat muda, Harun mengangkat senjata berjuang demi kemerdekaan Republik Indonesia dari penjajah Belanda dan Jepang. Dia juga memerangi kelompok DI/TII yang banyak mengancam keselamatan warga serta negara Republik Indonesia.

Meski tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah seperti layaknya para veteran lainnya, suami dari almarhumah Omah ini tetap berjuang demi kesejahteraan dan kemaslahatan masyarakat.

Bersama temannya, Iyod, Uja, serta Atang, dia merintis pembuatan tiga saluran air dari kaki Gunung Galunggung untuk dialirkan ke sawah yang berada di wilayah Kecamatan Sariwangi. Kini, Iyod dan Uja telah meninggal.

"Niat saya hanya satu, ibadah saja untuk kepentingan masyarakat yang lahan sawahnya membutuhkan air. Karena saya sendiri tidak memiliki sawah apalagi kolam ikan, karena hanya untuk sekadar mendapatkan beras sekalipun saya harus bekerja terlebih dahulu menjadi buruh tani. Semuanya saya kerjakan dengan ikhlas, tanpa pamrih, yang terpenting anak cucu saya bisa merasakan apa yang saya perbuat," tutur Harun.

Harun mengatakan, kawasan hutan di kaki Gunung Galunggung tersebut dikenal angker dan masih dihuni banyak binatang buas. Suatu waktu dirinya sempat harus berhadapan dengan macan kumbang atau macan tutul yang turun untuk minum di mata air tersebut. Dia pun harus merelakan kehilangan sahabatnya, Kanta, yang tewas tertimbun longsoran tanah pada saat menggali terowongan saluran air dengan menembus gunung.

"Kalau orang lain memang mengatakan saya gila dan melakukan perbuatan yang mustahil, tetapi ketika air sudah mengalir dan lahan sawah mereka teraliri air, mereka diam dan hanya berebut memanfaatkan airnya," kata Harun.

Menurut Ketua Paguyuban Cinila Sariwangi Supriyadi, Harun adalah generasi pertama yang membuat saluran air di daerah tersebut. Semangat dan tekadnya menginspirasi dirinya dan anggota paguyuban lainnya.

"Tidak ada yang tidak mungkin apabila memang memiliki tekad yang kuat. Kami sudah tidak peduli lagi apa kata orang lain. Makanya kami terus bekerja dan membentuk sebuah paguyuban, tujuannya agar para pejuang masyarakat ini bisa mendapatkan perhatian yang lebih layak. Bahkan kami sangat ingin mewujudkan keinginan Bah Harun untuk bisa bertemu Presiden Joko Widodo," ujar Supriyadi.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5931 seconds (0.1#10.140)