Cari King Cobra 6 Meter, Pawang Ular Datangi Muara Nusawiru
A
A
A
PANGANDARAN - Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH) Kabupaten Pangandaran langsung mendatangkan pawang ular menindaklanjuti laporan keresahan warga terkait penampakan King Cobra di rumpun Pohon Dahon Muara Nusawiru, Desa Kondangjajar, Kecamatan Cijulang.
Penyisiran ular raksasa tersebut dilakukan bersama dengan warga setempat, aparatur desa, pihak kecamatan dan BPLH, namun penelusuran belum membuahkan hasil.
Undang Jabrig salah satu pawang ular mengatakan, berdasarkan pengalamannya, ular jenis King Cobra tidak menetap di suatu tempat dan sangat sulit untuk ditemukan karena mereka biasanya tidak memiliki sarang tetap. “Bisa saja ular tersebut muncul lagi dalam kurun waktu yang tidak bisa diprediksi,” kata Undang.
Sementara Pemilik Kebun Dahon Didi mengatakan, King Cobra berukuran 6 meter menampakan diri karena diduga habitatnya terganggu oleh suara bising mesin pesawat di Bandara Nusawiru.
“Sebelum ada Bandara di Nusawiru ular itu belum pernah muncul, namun kami sering mendengar warga sekitar resah lantaran sering terjadi penampakan ular berukuran hampir 6 meter dengan lingkaran badan 50 centimeter,” kata Didi.
Didi menambahkan, sejak seringnya muncul King Cobra masyarakat ketakutan lewat ke lokasi rumpun pohon dahon, bahkan salah satu warga ada yang sampai sakit lantaran takut setelah melihat penampakan ular raksasa itu.
Sementara Kepala Bidang Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) BPLH Erik Krisnayudha Astrawijaya Saputra mengimbau kepada warga setempat untuk tidak cemas atau takut yang berlebihan.
“Ular tersebut tidak akan menyerang kalau tidak diganggu dan ular tersebut akan tetap hidup pada habitatnya,” kata Erik.
Erik menambahkan, pihaknya akan bekerjasaman dengan pemerintah desa setempat untuk membersihkan lokasi tersebut agar masyarakat yang lewat ke lokasi itu nyaman dan tidak diintai ular.
Penyisiran ular raksasa tersebut dilakukan bersama dengan warga setempat, aparatur desa, pihak kecamatan dan BPLH, namun penelusuran belum membuahkan hasil.
Undang Jabrig salah satu pawang ular mengatakan, berdasarkan pengalamannya, ular jenis King Cobra tidak menetap di suatu tempat dan sangat sulit untuk ditemukan karena mereka biasanya tidak memiliki sarang tetap. “Bisa saja ular tersebut muncul lagi dalam kurun waktu yang tidak bisa diprediksi,” kata Undang.
Sementara Pemilik Kebun Dahon Didi mengatakan, King Cobra berukuran 6 meter menampakan diri karena diduga habitatnya terganggu oleh suara bising mesin pesawat di Bandara Nusawiru.
“Sebelum ada Bandara di Nusawiru ular itu belum pernah muncul, namun kami sering mendengar warga sekitar resah lantaran sering terjadi penampakan ular berukuran hampir 6 meter dengan lingkaran badan 50 centimeter,” kata Didi.
Didi menambahkan, sejak seringnya muncul King Cobra masyarakat ketakutan lewat ke lokasi rumpun pohon dahon, bahkan salah satu warga ada yang sampai sakit lantaran takut setelah melihat penampakan ular raksasa itu.
Sementara Kepala Bidang Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) BPLH Erik Krisnayudha Astrawijaya Saputra mengimbau kepada warga setempat untuk tidak cemas atau takut yang berlebihan.
“Ular tersebut tidak akan menyerang kalau tidak diganggu dan ular tersebut akan tetap hidup pada habitatnya,” kata Erik.
Erik menambahkan, pihaknya akan bekerjasaman dengan pemerintah desa setempat untuk membersihkan lokasi tersebut agar masyarakat yang lewat ke lokasi itu nyaman dan tidak diintai ular.
(sms)