Begini Aktivitas Pengikut Dimas Kanjeng saat Berada di Padepokan
A
A
A
PROBOLINGGO - Sosok fenomenal Dimas Kanjeng Taat Pribadi begitu diagungkan santri pengikutnya. Ribuan pendatang dari berbagai daerah di Indonesia seolah 'tersihir' dan terhipnotis kesaktian Dimas Kanjeng yang mampu menggandakan uang dalam waktu tertentu.
Para pengikut yang menginvestasikan uang jutaan rupiah pada saat pertama kali datang rela bergelandangan selama berbulan-bulan hingga tahunan. Mereka rela meninggalkan keluarga dan pekerjaan demi mengejar dan mendapatkan uang berlipat yang dijanjikan Dimas Kanjeng.
Sehari-hari, mereka bergerombol pada camp-camp layaknya tenda pengungsian korban bencana alam. Tenda terpal ini dimodifikasi menyerupai rumah dengan sekat pembatas pemisah laki-laki dan perempuan. Pada setiap ruangan dalam tenda terdapat pigura bergambar Dimas Kanjeng Taat Pribadi yang berpose dengan sejumlah pejabat negara.
"Setelah salat Subuh, olahraga sambil jalan-jalan di sekitar padepokan. Siang istirahat di dalam camp. Sore atau malam hari ikut istigasah di masjid. Saya sudah empat bulan tinggal di camp," kata Lukman (55), asal Gorontalo, Jumat (23/9/2016).
Lukman yang sebelumnya bekerja sebagai pelaut memang sudah biasa meninggalkan keluarga di rumah. Sekali berlayar hingga ke Filipina, ia menghabiskan waktu selama satu bulan di laut. Setelah tergiur investasi penggandaan uang, ia rela meninggalkan pekerjaannya. Mahar uang sebesar Rp5 juta dijanjikan menjadi berlipat Rp500 juta dalam kurun waktu lima tahun.
"Hidup saya berubah total. Minum dan mabuk-mabukan tidak pernah lagi. Salat wajib dan istigasah menjadi kegiatan rutinitas harian. Urusan rumah tangga dan pekerjaan sudah tidak terpikirkan. Istri di rumah ada pekerjaan berdagang," ujar Lukman yang mengenal Dimas Kanjeng dari seorang koleganya.
Para pengikut yang menginvestasikan uang jutaan rupiah pada saat pertama kali datang rela bergelandangan selama berbulan-bulan hingga tahunan. Mereka rela meninggalkan keluarga dan pekerjaan demi mengejar dan mendapatkan uang berlipat yang dijanjikan Dimas Kanjeng.
Sehari-hari, mereka bergerombol pada camp-camp layaknya tenda pengungsian korban bencana alam. Tenda terpal ini dimodifikasi menyerupai rumah dengan sekat pembatas pemisah laki-laki dan perempuan. Pada setiap ruangan dalam tenda terdapat pigura bergambar Dimas Kanjeng Taat Pribadi yang berpose dengan sejumlah pejabat negara.
"Setelah salat Subuh, olahraga sambil jalan-jalan di sekitar padepokan. Siang istirahat di dalam camp. Sore atau malam hari ikut istigasah di masjid. Saya sudah empat bulan tinggal di camp," kata Lukman (55), asal Gorontalo, Jumat (23/9/2016).
Lukman yang sebelumnya bekerja sebagai pelaut memang sudah biasa meninggalkan keluarga di rumah. Sekali berlayar hingga ke Filipina, ia menghabiskan waktu selama satu bulan di laut. Setelah tergiur investasi penggandaan uang, ia rela meninggalkan pekerjaannya. Mahar uang sebesar Rp5 juta dijanjikan menjadi berlipat Rp500 juta dalam kurun waktu lima tahun.
"Hidup saya berubah total. Minum dan mabuk-mabukan tidak pernah lagi. Salat wajib dan istigasah menjadi kegiatan rutinitas harian. Urusan rumah tangga dan pekerjaan sudah tidak terpikirkan. Istri di rumah ada pekerjaan berdagang," ujar Lukman yang mengenal Dimas Kanjeng dari seorang koleganya.
(zik)