Ketika Soekarno Difitnah Amerika dengan Penari Telanjang
A
A
A
PERISTIWA ini terjadi pada tahun 1956, saat Soekarno melakukan kunjungan ke Amerika Serikat. Tiba-tiba, Soekarno mendapat kiriman majalah remaja Amerika yang memasang foto dirinya berseragam militer dengan seorang gadis setengah telanjang.
Dengan memasang gambar mesum itu, majalah remaja Amerika ini telah membuat fitnah keji terhadap Soekarno dengan berusaha mengatakan, "Lihatlah bangsa Indonesia, Presiden kalian yang mesum sedang asyik-asyikan dengan pelacur di Amerika."
Namun, rakyat Indonesia tidak mudah termakan oleh isu murahan seperti itu. Dalam buku Cindy Adams yang berjudul Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, Soekarno menyatakan tindakan Amerika itu sebagai perbuatan yang sangat kotor.
"Ini adalah rekayasa foto dengan menempelkan dua foto menjadi satu agar mengesankan bahwa seorang penari telanjang membuka pakaiannya di muka Presiden Repubik Indonesia. Ini adalah perbuatan kotor," katanya, seperti dikutip dalam halaman 8.
Merasa dipermalukan di muka dunia, Soekarno melaporkan tindakan Amerika itu kepada pemimpinnya Presiden John F Kennedy. Pembicaraan dua pemimpin besar ini dilakukan dengan sangat hangat, di lantai dua kamar tidur pribadi Kennedy.
"Lihatlah, apakah anda tidak menyadari, bahwa sementara anda sendiri menjalin satu hubungan persahabatan dengan negara-negara lain, sering anda merusakkan hubungan itu dengan membiarkan ejekan.. terhadap pemimpin mereka dalam pers anda?"
Saat mendengar keterangan Soekarno, Kennedy tampak mengerti. Namun, dia mengatakan tidak bisa melakukan apa-apa, terutama dalam merintangi kebebasan pers yang kebablasan itu. Apalagi, dia juga kerap mendapatkan perlakuan yang sama dari pers.
Melihat Kennedy yang sangat menyedihkan itu, Soekarno lantas mengambil contoh sebuah kisah di Indonesia, yang mungkin bisa dilakukan di Amerika. Kisah itu berisi tentang kunjungan Wakil Presiden Amerika Serikat Alben Barkley ke Indonesia.
Dalam kunjungan itu, Barkley disambut sebagai seorang negarawan besar oleh Soekarno. Dia bahkan mendapatkan banyak hadiah kecupan manis dari gadis-gadis cantik remaja Indonesia. Mendengar kisah ini, Kennedy merasa sangat senang dan tertawa.
"Sekalipun demikian, tak satu pun surat kabar Indonesia mau memuatnya, karena hal itu mengundang risiko akan mempermalukan seorang negarawan di seluruh dunia.. Kami berkeyakinan perlunya para pemimpin dunia dilindungi di negeri kami," tegasnya.
Sampai di sini, keriangan Kennedy saat mendengar cerita Soekarno berubah. Raut mukanya berubah menjadi sedih, dan berkata dengan pelan, "Anda memang benar sekali, tapi apa yang dapat kulakukan? Bahkan aku juga dikutuk di negeriku sendiri."
Meski demikian, Soekarno terus memburu. Dia kemudian menyerang sistem Amerika yang selalu mengatasnamakan kebebasan, tapi sebenarnya menebar teror. "Ya, itulah sistem anda. Kalau anda dikutuk di rumah sendiri, aku tidak dapat berbuat apa-apa."
Soekarno melanjutkan, "Tetapi kukira aku tidak perlu mendapatkan penghinaan seperti itu di negeri anda, seperti yang dialami oleh kepala negaranya sendiri. Majalah Time dan Life terutama sangat kurang ajar terhadapku."
Dalam salah satu terbitannya, majalah Time menulis, "Soekarno tidak bisa melihat rok tanpa terangsang." Tulisan yang tidak pantas terhadap seorang kepala negara sahabat yang sedang berkunjung itu merupakan suatu penghinaan bagi Indonesia.
Sampai di sini ulasan singkat Cerita Pagi tentang Soekarno yang difitnah Amerika Serikat dengan gadis telanjang diakhiri. Semoga memberikan manfaat kepada pembaca.
Dengan memasang gambar mesum itu, majalah remaja Amerika ini telah membuat fitnah keji terhadap Soekarno dengan berusaha mengatakan, "Lihatlah bangsa Indonesia, Presiden kalian yang mesum sedang asyik-asyikan dengan pelacur di Amerika."
Namun, rakyat Indonesia tidak mudah termakan oleh isu murahan seperti itu. Dalam buku Cindy Adams yang berjudul Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, Soekarno menyatakan tindakan Amerika itu sebagai perbuatan yang sangat kotor.
"Ini adalah rekayasa foto dengan menempelkan dua foto menjadi satu agar mengesankan bahwa seorang penari telanjang membuka pakaiannya di muka Presiden Repubik Indonesia. Ini adalah perbuatan kotor," katanya, seperti dikutip dalam halaman 8.
Merasa dipermalukan di muka dunia, Soekarno melaporkan tindakan Amerika itu kepada pemimpinnya Presiden John F Kennedy. Pembicaraan dua pemimpin besar ini dilakukan dengan sangat hangat, di lantai dua kamar tidur pribadi Kennedy.
"Lihatlah, apakah anda tidak menyadari, bahwa sementara anda sendiri menjalin satu hubungan persahabatan dengan negara-negara lain, sering anda merusakkan hubungan itu dengan membiarkan ejekan.. terhadap pemimpin mereka dalam pers anda?"
Saat mendengar keterangan Soekarno, Kennedy tampak mengerti. Namun, dia mengatakan tidak bisa melakukan apa-apa, terutama dalam merintangi kebebasan pers yang kebablasan itu. Apalagi, dia juga kerap mendapatkan perlakuan yang sama dari pers.
Melihat Kennedy yang sangat menyedihkan itu, Soekarno lantas mengambil contoh sebuah kisah di Indonesia, yang mungkin bisa dilakukan di Amerika. Kisah itu berisi tentang kunjungan Wakil Presiden Amerika Serikat Alben Barkley ke Indonesia.
Dalam kunjungan itu, Barkley disambut sebagai seorang negarawan besar oleh Soekarno. Dia bahkan mendapatkan banyak hadiah kecupan manis dari gadis-gadis cantik remaja Indonesia. Mendengar kisah ini, Kennedy merasa sangat senang dan tertawa.
"Sekalipun demikian, tak satu pun surat kabar Indonesia mau memuatnya, karena hal itu mengundang risiko akan mempermalukan seorang negarawan di seluruh dunia.. Kami berkeyakinan perlunya para pemimpin dunia dilindungi di negeri kami," tegasnya.
Sampai di sini, keriangan Kennedy saat mendengar cerita Soekarno berubah. Raut mukanya berubah menjadi sedih, dan berkata dengan pelan, "Anda memang benar sekali, tapi apa yang dapat kulakukan? Bahkan aku juga dikutuk di negeriku sendiri."
Meski demikian, Soekarno terus memburu. Dia kemudian menyerang sistem Amerika yang selalu mengatasnamakan kebebasan, tapi sebenarnya menebar teror. "Ya, itulah sistem anda. Kalau anda dikutuk di rumah sendiri, aku tidak dapat berbuat apa-apa."
Soekarno melanjutkan, "Tetapi kukira aku tidak perlu mendapatkan penghinaan seperti itu di negeri anda, seperti yang dialami oleh kepala negaranya sendiri. Majalah Time dan Life terutama sangat kurang ajar terhadapku."
Dalam salah satu terbitannya, majalah Time menulis, "Soekarno tidak bisa melihat rok tanpa terangsang." Tulisan yang tidak pantas terhadap seorang kepala negara sahabat yang sedang berkunjung itu merupakan suatu penghinaan bagi Indonesia.
Sampai di sini ulasan singkat Cerita Pagi tentang Soekarno yang difitnah Amerika Serikat dengan gadis telanjang diakhiri. Semoga memberikan manfaat kepada pembaca.
(san)