Pembakaran Mapolsek Tabir Dipicu Provokasi Penangkapan Ibu-Ibu
A
A
A
MERANGIN - Mapolsek Tabir yang berlokasi di Desa Rantau Panjang, Kabupaten Merangin, Jambi, diserang dan dibakar warga, pada Sabtu 27 Agustus 2016 malam.
Hingga Minggu siang, di lokasi masih terlihat ratusan polisi bersenjata lengkap berjaga-jaga. Selain itu, terlihat serpihan kaca, tumpukan batu, dan kayu bekas kerusuhan.
Meski demikian, situasi sudah terkendali. Menyikapi aksi massa tersebut, Kapolda Jambi Brigjen Pol Yazid Fanani, langsung mendatangi lokasi mapolsek.
Dia menyebutkan, akan menindak tegas provokator penyerangan dan pembakaran hingga tuntas sesuai aturan berlaku. "Provokator akan ditindak dan diproses, sesuai dengan aturan yang berlaku," katanya, Minggu (28/6/2016).
Dia melanjutkan, permasalahan pembakaran mapolsek itu dipicu oleh provokator. “Yang nangkap Polres Merangin. Masa nanya ke polsek langsung anarkis, tidak mau di mediasi lagi. Anggota polsek mana tahu," katanya.
Sedangkan untuk beberapa orang pelaku yang berhasil ditangkap karena diduga sebagai provokator masih terus dimintai keterangan dan diproses sesuai hukum yang berlaku.
"Proses hukum tetap kita jalani sesuai aturan. Sedangkan untuk provokator lainnya tetap akan kita selidiki," tegasnya.
Usai melihat mapolsek yang terbakar, rombongan kapolda, beserta Bupati Merangin, Kapolres Merangin, dan Dandim 0420 Sarko langsung bergerak ke kantor Camat Tabir, bersama dengan sejumlah tokoh masyarakat Tabir.
Di tempat tersebut, mereka langsung menggelar pertemuan. Kapolda memaparkan, ada bukti penangkapan emas ilegal (PETI) yang dilakukan pihak Polres Merangin.
"Ini sangat disayangkan. Dari isuisu yang dikembangkan di tengah masyarakat bahwa seorang ibu-ibu ditangkap. Padahal faktanya berbeda. Kita sudah kehilangan aset negara. Rumah kita sendiri," jelasnya.
Ditambahkan dari, dari yang ditangkap 17 gram, ditambah ada merkuri, air raksa, dan pemodal juga ditangkap. Saat mendengar paparan itu, terlihat masyarakat tercengang.
Terpisah, Bupati Merangin Alharis mengatakan, dari dialog yang dilakukan dengan kapolda, pada dasarnya masyarakat Tabir yang agamis tidak menghendaki terjadinya pembakaran aset negara tersebut.
"Para tokoh masyarakat juga sangat menyayangkan hal itu terjadi, sehigga bangunan tua Polsek Tabir jadi hancur berantakan. Kalau sudah hancur begini, tentu yang rugi juga masyarakat," pungkas bupati.
Hingga Minggu siang, di lokasi masih terlihat ratusan polisi bersenjata lengkap berjaga-jaga. Selain itu, terlihat serpihan kaca, tumpukan batu, dan kayu bekas kerusuhan.
Meski demikian, situasi sudah terkendali. Menyikapi aksi massa tersebut, Kapolda Jambi Brigjen Pol Yazid Fanani, langsung mendatangi lokasi mapolsek.
Dia menyebutkan, akan menindak tegas provokator penyerangan dan pembakaran hingga tuntas sesuai aturan berlaku. "Provokator akan ditindak dan diproses, sesuai dengan aturan yang berlaku," katanya, Minggu (28/6/2016).
Dia melanjutkan, permasalahan pembakaran mapolsek itu dipicu oleh provokator. “Yang nangkap Polres Merangin. Masa nanya ke polsek langsung anarkis, tidak mau di mediasi lagi. Anggota polsek mana tahu," katanya.
Sedangkan untuk beberapa orang pelaku yang berhasil ditangkap karena diduga sebagai provokator masih terus dimintai keterangan dan diproses sesuai hukum yang berlaku.
"Proses hukum tetap kita jalani sesuai aturan. Sedangkan untuk provokator lainnya tetap akan kita selidiki," tegasnya.
Usai melihat mapolsek yang terbakar, rombongan kapolda, beserta Bupati Merangin, Kapolres Merangin, dan Dandim 0420 Sarko langsung bergerak ke kantor Camat Tabir, bersama dengan sejumlah tokoh masyarakat Tabir.
Di tempat tersebut, mereka langsung menggelar pertemuan. Kapolda memaparkan, ada bukti penangkapan emas ilegal (PETI) yang dilakukan pihak Polres Merangin.
"Ini sangat disayangkan. Dari isuisu yang dikembangkan di tengah masyarakat bahwa seorang ibu-ibu ditangkap. Padahal faktanya berbeda. Kita sudah kehilangan aset negara. Rumah kita sendiri," jelasnya.
Ditambahkan dari, dari yang ditangkap 17 gram, ditambah ada merkuri, air raksa, dan pemodal juga ditangkap. Saat mendengar paparan itu, terlihat masyarakat tercengang.
Terpisah, Bupati Merangin Alharis mengatakan, dari dialog yang dilakukan dengan kapolda, pada dasarnya masyarakat Tabir yang agamis tidak menghendaki terjadinya pembakaran aset negara tersebut.
"Para tokoh masyarakat juga sangat menyayangkan hal itu terjadi, sehigga bangunan tua Polsek Tabir jadi hancur berantakan. Kalau sudah hancur begini, tentu yang rugi juga masyarakat," pungkas bupati.
(san)