Ayah Dianiaya Dua Oknum Polisi hingga Tewas, Anak Lapor Propam

Ayah Dianiaya Dua Oknum Polisi hingga Tewas, Anak Lapor Propam
A
A
A
PEKANBARU - Tidak terima ayahnya, Indra Gamal (55) dianiaya hingga tewas, Wan Polo Saputra (26) melaporkan dua anggota Polres Inhil ke pihak Propam.
"Kita sudah laporkan kasus penganiyaan yang menyebabkan ayah saya meninggal dunia ke Propam Polres Inhil," ucap Wan Polo Saputra (26), ucap juru bicara keluarga almarhum Indra Kamis 11 Agustus 2016.
Hingga saat ini, sebut Wan Polo, pihak keluarga belum mendapat keterangan dari pihak Polres Inhil apa penyebab ayahnya disiksa.
"Saya pernyatakan alasan penganiayaan itu ke pihak Propam saat buat laporan tadi. Karena kami dari keluarga belum tahu alasan penganiayaan itu. Pihak Propam menyatakan akan menyelidiki kasus ini," kata putra dari almarhum Indra.
Dia berharap kepada Kapolres Inhil menindak tegas dua anggotanya, Bripka DH dan Brigadir MP yang menganiaya ayahnya.
"Kita melihat di jasad orangtua saya ada tanda penganiyaan. Kepalanya memar, perutnya bengkak, punggungnya seperti luka bekas hantaman benda tumpul. Ada juga luka lecet dibagian kaki," sebutnya.
Kapolres Inhil AKBP Dolifar Manurung berjanji akan menindak tegas dua anggotanya yang menyalahi prosedur.
"Tindakan yang dilakukan dua anggota itu tidak sesuai SOP (Standart Operating Prosedure). Kedua sudah kita amankan. Statusnya masih terperiksa," sebut Dilofar.
Dia menegaskan, saat itu anggotanya sedang melakukan penangkapan kepada Indra karena diduga terlibat jaringan narkoba. Namun saat ditangkap, korban melakukan perlawanan saat itu.
"Pengakuan dua anggota, saat itu mereka menangkap Indra karena memiliki sabu. Kata anggota kita, saat ditangkap Indra melakukan perlawanan. Jadi anggota berusaha melumpuhkannya. Namun mereka membantah melakukan penganiayaan itu. Kasusnya sedang didalami," pungkasnya.
Seperti diketahui, Indra Gemal tewas setelah dianiaya oleh dua oknum polisi itu pada 5 Agustus 2016 malam.
Lokasinya berada di KM 8, Desa Petalongan Kecamatan Kritang, Inhil. Pada 6 Agustus korban menghembuskan napas terakhir setelah luka yang dideritanya cukup parah.
"Kita sudah laporkan kasus penganiyaan yang menyebabkan ayah saya meninggal dunia ke Propam Polres Inhil," ucap Wan Polo Saputra (26), ucap juru bicara keluarga almarhum Indra Kamis 11 Agustus 2016.
Hingga saat ini, sebut Wan Polo, pihak keluarga belum mendapat keterangan dari pihak Polres Inhil apa penyebab ayahnya disiksa.
"Saya pernyatakan alasan penganiayaan itu ke pihak Propam saat buat laporan tadi. Karena kami dari keluarga belum tahu alasan penganiayaan itu. Pihak Propam menyatakan akan menyelidiki kasus ini," kata putra dari almarhum Indra.
Dia berharap kepada Kapolres Inhil menindak tegas dua anggotanya, Bripka DH dan Brigadir MP yang menganiaya ayahnya.
"Kita melihat di jasad orangtua saya ada tanda penganiyaan. Kepalanya memar, perutnya bengkak, punggungnya seperti luka bekas hantaman benda tumpul. Ada juga luka lecet dibagian kaki," sebutnya.
Kapolres Inhil AKBP Dolifar Manurung berjanji akan menindak tegas dua anggotanya yang menyalahi prosedur.
"Tindakan yang dilakukan dua anggota itu tidak sesuai SOP (Standart Operating Prosedure). Kedua sudah kita amankan. Statusnya masih terperiksa," sebut Dilofar.
Dia menegaskan, saat itu anggotanya sedang melakukan penangkapan kepada Indra karena diduga terlibat jaringan narkoba. Namun saat ditangkap, korban melakukan perlawanan saat itu.
"Pengakuan dua anggota, saat itu mereka menangkap Indra karena memiliki sabu. Kata anggota kita, saat ditangkap Indra melakukan perlawanan. Jadi anggota berusaha melumpuhkannya. Namun mereka membantah melakukan penganiayaan itu. Kasusnya sedang didalami," pungkasnya.
Seperti diketahui, Indra Gemal tewas setelah dianiaya oleh dua oknum polisi itu pada 5 Agustus 2016 malam.
Lokasinya berada di KM 8, Desa Petalongan Kecamatan Kritang, Inhil. Pada 6 Agustus korban menghembuskan napas terakhir setelah luka yang dideritanya cukup parah.
(nag)