Kembar Siam Nayza-Citra Bakal Dempet Seumur Hidup
A
A
A
SURABAYA - Harapan orangtua bayi kembar siam asal Kediri, Citra Fazira Ramadhan dan Neyza Fazira Ramadhan untuk melihat mereka pisah akhirnya kandas. Tim dokter RSUD dr Soetomo Surabaya menyatakan bahwa bayi kembar siam berusia 3 tahun itu tidak bisa dipisahkan seumur hidupnya.
Hal ini disampaikan tim dokter setelah melakukan pemeriksaan CT Cardiac, Kamis (30/6/2016). Hasilnya diketahui bahwa jantung Neyza dan Citra gabung menjadi satu. Dokter spesialis jantung anak dr Mahrus A Rahman mengatakan, bahwa jantung Neyza dan Citra mengalami kelainan, yaitu menyatunya serambi jantung.
“Karena menyatu maka diputuskan sulit untuk dipisahkan, jika memaksa untuk dipisahkan maka akan terjadi pendarahan karena ada jalur jalur darah yang harus dipotong. Resikonya cukup besar,” katanya.
Dia menceritakan, Neyza dan Citra ini terakhir diperiksa sekitar 17 bulan lalu sebelum akhirnya kembali diperiksa karena kondisinya menurun.
Sebelumnya memang sudah diketahui jika jantung kedua anak ini menyatu, namun masih melihat perkembangan lebih lanjut apakah nantinya bisa dipisahkan atau tidak.
Akan tetapi, berdasarkan pemeriksaan akhirnya kemarin, jantung kedua anak ini tidak bisa dipisahkan.
Sehingga Neyza dan Citra akan dempet seumur hidup mereka. “Serambi jantung kiri dan kanan berhubungan, sedangkan di luarnya ada bagian jantung yang lain. Jadi tidak gampang dipisahkan, lebih aman dibiarkan saja,” timpalnya.
Selain bagian serambi jantung yang menyatu, posisi jantung juga terbalik, serambi yang pada umumnya berada di atas ini berada di bawah, demikian juga dengan bilik jantung yang seharusnya bawah malah berada di atas.
Ketika dilakukan pemisahaan dan posisi jantung dikembalikan pada posisi normal sangat sulit dilakukan. Sebab akan merubah jaringan jaringan pembuluh darah yang sudah ada.
Lebih lanjut dijelaskan, ada beberapa resiko ketika dilakukan pemisahaan terhadap jantung Neyza dan Citra.
Resiko pertama adalah beban operasi yang akan menjadi sangat susah ketika harus memotong serambi jantung yang menjadi satu.
Jika salah memotong, maka jantung akan berhenti mendadak. Kemudian kondisi kedua jantung yang selama ini saling bekerjasama memompa aliran darah sehingga beban kerja lebih ringan dikhawatir tidak akan bisa bekerja maksimal ketika dipisah dan harus bekerja sendiri-sendiri.
Resiko kedua adalah pada kondisi dada, dimana dada Neyza dan Citra ini tulangnya tidak normal karena tidak punya tulang utama yang berfungsi untuk menjaga kembang kempis dada saat bernafas.
Kondisi dada yang tidak normal ini akan mengganggu pernafasan mereka. Sekali lagi, dengan berbagai pertimbangan kondisi kembar siam ini maka lebih baik tidak dilakukan operasi pemisahan.
Spesialis anak Dr Agus Harianto mengungkapkan, meski kedua anak kembar siam ini tidak bisa dipisahkan, namun pihak tim dokter kembang siam tidak akan lepas tangan. Neyza dan Citra akan tetap mendapat pemantauan dan perawatan seumur hidupnya.
“Keputusannya adalah meminta pada anak kembar siam ini untuk control setiap 3 sampai 6 bulan sekali,” kata Agus.
Disatu sisi, dari hasil pemeriksaan kemarin juga diketahui bahwa terjadi ketidak seimbangan pertumbuhan antara Neyza dan Citra, dimana postur tubuh Citra lebih kecil dibandingkan Neyza.
Sehingga ketika berdiri, Citra menjadi beban bagi Neyza dan menimbulkan rasa sakit. Untuk itu tim dokter akan membuatkan sepatu khusus buat Citra sehingga tinggi badannya bisa seimbang dengan Neyza.
“Neyza dan Citra ini dibawa ke RS dr Soetomo karena kondisinya sempat turun, keduanya biru. Kemungkinan hal itu disebabkan oleh darah yang campur antara darah kotor dan tidak. Kondisi ini akan dialami mereka terus menerus,” ujarnya.
Untuk itu, tim dokter akan berusaha supaya kondisi tersebut bisa membaik. Tim dokter juga akan berusaha memberikan asupan vitamin, vaksin, dan anti infeksi secara rutin pada Neyza dan Citra, sehingga perkembangan mereka berjalan baik. .
Ibu Neyza dan Citra, Endik Indah Wati mengaku pasrah dengan kondisi kedua anaknya jika memang tidak bisa dipisahkan. Padahal mereka sangat berharap kedua anaknya ini bisa dipisahkan dan mereka hidup normal seperti anak anak yang lain. “Tapi kalau memang tidak bisa dipisahkan mau bagaimana lagi, kami pasrah,” kata Indah Wati.
Seperti yang diketahui, Neyza dan Citra mengalami kelainan jantung kompleks. Yakni, VSD (ventricular septal defect) besar atau kebocoran pada bilik jantung, penyempitan pembuluh darah arteri pulmonalis (pulmonal stenosis), aorta yang membesar (hipertrofi ventrikal), pembesaran aorta (overriding aorta), serta kebocoran serambi.
Berdasar hasil pemeriksaan pada Neyza, ditemukan bilik jantung yang menyatu (functional single ventricle) dan kebocoran serambi (atrial septal defect).
Hal ini disampaikan tim dokter setelah melakukan pemeriksaan CT Cardiac, Kamis (30/6/2016). Hasilnya diketahui bahwa jantung Neyza dan Citra gabung menjadi satu. Dokter spesialis jantung anak dr Mahrus A Rahman mengatakan, bahwa jantung Neyza dan Citra mengalami kelainan, yaitu menyatunya serambi jantung.
“Karena menyatu maka diputuskan sulit untuk dipisahkan, jika memaksa untuk dipisahkan maka akan terjadi pendarahan karena ada jalur jalur darah yang harus dipotong. Resikonya cukup besar,” katanya.
Dia menceritakan, Neyza dan Citra ini terakhir diperiksa sekitar 17 bulan lalu sebelum akhirnya kembali diperiksa karena kondisinya menurun.
Sebelumnya memang sudah diketahui jika jantung kedua anak ini menyatu, namun masih melihat perkembangan lebih lanjut apakah nantinya bisa dipisahkan atau tidak.
Akan tetapi, berdasarkan pemeriksaan akhirnya kemarin, jantung kedua anak ini tidak bisa dipisahkan.
Sehingga Neyza dan Citra akan dempet seumur hidup mereka. “Serambi jantung kiri dan kanan berhubungan, sedangkan di luarnya ada bagian jantung yang lain. Jadi tidak gampang dipisahkan, lebih aman dibiarkan saja,” timpalnya.
Selain bagian serambi jantung yang menyatu, posisi jantung juga terbalik, serambi yang pada umumnya berada di atas ini berada di bawah, demikian juga dengan bilik jantung yang seharusnya bawah malah berada di atas.
Ketika dilakukan pemisahaan dan posisi jantung dikembalikan pada posisi normal sangat sulit dilakukan. Sebab akan merubah jaringan jaringan pembuluh darah yang sudah ada.
Lebih lanjut dijelaskan, ada beberapa resiko ketika dilakukan pemisahaan terhadap jantung Neyza dan Citra.
Resiko pertama adalah beban operasi yang akan menjadi sangat susah ketika harus memotong serambi jantung yang menjadi satu.
Jika salah memotong, maka jantung akan berhenti mendadak. Kemudian kondisi kedua jantung yang selama ini saling bekerjasama memompa aliran darah sehingga beban kerja lebih ringan dikhawatir tidak akan bisa bekerja maksimal ketika dipisah dan harus bekerja sendiri-sendiri.
Resiko kedua adalah pada kondisi dada, dimana dada Neyza dan Citra ini tulangnya tidak normal karena tidak punya tulang utama yang berfungsi untuk menjaga kembang kempis dada saat bernafas.
Kondisi dada yang tidak normal ini akan mengganggu pernafasan mereka. Sekali lagi, dengan berbagai pertimbangan kondisi kembar siam ini maka lebih baik tidak dilakukan operasi pemisahan.
Spesialis anak Dr Agus Harianto mengungkapkan, meski kedua anak kembar siam ini tidak bisa dipisahkan, namun pihak tim dokter kembang siam tidak akan lepas tangan. Neyza dan Citra akan tetap mendapat pemantauan dan perawatan seumur hidupnya.
“Keputusannya adalah meminta pada anak kembar siam ini untuk control setiap 3 sampai 6 bulan sekali,” kata Agus.
Disatu sisi, dari hasil pemeriksaan kemarin juga diketahui bahwa terjadi ketidak seimbangan pertumbuhan antara Neyza dan Citra, dimana postur tubuh Citra lebih kecil dibandingkan Neyza.
Sehingga ketika berdiri, Citra menjadi beban bagi Neyza dan menimbulkan rasa sakit. Untuk itu tim dokter akan membuatkan sepatu khusus buat Citra sehingga tinggi badannya bisa seimbang dengan Neyza.
“Neyza dan Citra ini dibawa ke RS dr Soetomo karena kondisinya sempat turun, keduanya biru. Kemungkinan hal itu disebabkan oleh darah yang campur antara darah kotor dan tidak. Kondisi ini akan dialami mereka terus menerus,” ujarnya.
Untuk itu, tim dokter akan berusaha supaya kondisi tersebut bisa membaik. Tim dokter juga akan berusaha memberikan asupan vitamin, vaksin, dan anti infeksi secara rutin pada Neyza dan Citra, sehingga perkembangan mereka berjalan baik. .
Ibu Neyza dan Citra, Endik Indah Wati mengaku pasrah dengan kondisi kedua anaknya jika memang tidak bisa dipisahkan. Padahal mereka sangat berharap kedua anaknya ini bisa dipisahkan dan mereka hidup normal seperti anak anak yang lain. “Tapi kalau memang tidak bisa dipisahkan mau bagaimana lagi, kami pasrah,” kata Indah Wati.
Seperti yang diketahui, Neyza dan Citra mengalami kelainan jantung kompleks. Yakni, VSD (ventricular septal defect) besar atau kebocoran pada bilik jantung, penyempitan pembuluh darah arteri pulmonalis (pulmonal stenosis), aorta yang membesar (hipertrofi ventrikal), pembesaran aorta (overriding aorta), serta kebocoran serambi.
Berdasar hasil pemeriksaan pada Neyza, ditemukan bilik jantung yang menyatu (functional single ventricle) dan kebocoran serambi (atrial septal defect).
(sms)