Kembangkan Metode Perkalian, Siswa SMA BOSA Yogyakarta Raih Perak
A
A
A
YOGYAKARTA - Dua siswa SMA BOPKRI I (BOSA) Yogyakarta berhasil meraih medali perak pada Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) regional DIY pada Sabtu (18/6/2016). Prestasi tersebut diperoleh di kategori sains dasar bidang Matematika, setelah mereka berhasil melakukan penelitian pengembangan metode perkalian yang tidak awam digunakan.
Mereka adalah siswa kelas 11 IPA atas nama Brigitta Nathasya Luniasmara dan Amandus Michael Martin. Karya penelitian mereka berjudul Kotak Perkalian Ajaib Solusi Perkalian Langsung N Bilangan Berdigit R atau yang mereka singkat KPA SOPER LANGANBER.
"Metode ini sendiri menggunakan metode gelosia. Pada intinya sama dengan cara metode perkalian konvensional yang disusun ke bawah itu. Tapi agar tidak membingungkan, kami buat kotak-kotak," ujar Nathasya.
Ditemui di sekolahnya, Nathasya menuturkan, metode perkalian dengan kotak sebenarnya sudah ada. Menurut studi literatur yang mereka lakukan sebelum penelitian, metode tersebut pernah digunakan oleh ilmuan asal India sebelum abad ke-12. Fakta tersebut mereka dapat dari buku ensiklopedia susunan Dr Wahidin yang terbit tahun 2013.
"Di dalam ensiklopedia bahkan tidak diketahui nama ilmuan penggunanya dulu dan asal usul kenapa metode itu bisa digunakan tidak diketahui juga. Dalam penelitian ini, kami memulai dari mencoba mencari tahu mengapa metode perkalian kotak ini bisa digunakan," ungkapnya.
Michael menambahkan, penelitian mereka terhadap metode perkalian tersebut bahkan sudah diujicobakan. Hasilnya sangat memuaskan, tingkat keakuratan jawaban dan efisiensi waktu pengerjaan soal perkalian sangat baik. Bahkan, mereka telah mengembangkannya untuk dapat membantu memudahkan perkalian langsung beberapa bilangan sekaligus dengan digit berapa pun.
"Kami cukup yakin metode ini bisa membuat para siswa lebih efektif dan efisien saat ujian. Hemat waktunya bisa sampai 4-5 menit untuk perkalian digit lima ke atas. Untuk siswa yang jenjangnya lebih rendah seperti SD dan SMP, metode ini cukup menyenangkan sehingga tidak membuat mereka merasa Matematika itu susah dan rumit," paparnya.
Michael pun mengungkapkan, mereka memiliki rencana menyebarluaskan hasil penelitian mereka untuk digunakan oleh para siswa lain di berbagai jenjang. Hal itu juga yang menjadi masukan dari para juri OPSI pada mereka.
Mereka adalah siswa kelas 11 IPA atas nama Brigitta Nathasya Luniasmara dan Amandus Michael Martin. Karya penelitian mereka berjudul Kotak Perkalian Ajaib Solusi Perkalian Langsung N Bilangan Berdigit R atau yang mereka singkat KPA SOPER LANGANBER.
"Metode ini sendiri menggunakan metode gelosia. Pada intinya sama dengan cara metode perkalian konvensional yang disusun ke bawah itu. Tapi agar tidak membingungkan, kami buat kotak-kotak," ujar Nathasya.
Ditemui di sekolahnya, Nathasya menuturkan, metode perkalian dengan kotak sebenarnya sudah ada. Menurut studi literatur yang mereka lakukan sebelum penelitian, metode tersebut pernah digunakan oleh ilmuan asal India sebelum abad ke-12. Fakta tersebut mereka dapat dari buku ensiklopedia susunan Dr Wahidin yang terbit tahun 2013.
"Di dalam ensiklopedia bahkan tidak diketahui nama ilmuan penggunanya dulu dan asal usul kenapa metode itu bisa digunakan tidak diketahui juga. Dalam penelitian ini, kami memulai dari mencoba mencari tahu mengapa metode perkalian kotak ini bisa digunakan," ungkapnya.
Michael menambahkan, penelitian mereka terhadap metode perkalian tersebut bahkan sudah diujicobakan. Hasilnya sangat memuaskan, tingkat keakuratan jawaban dan efisiensi waktu pengerjaan soal perkalian sangat baik. Bahkan, mereka telah mengembangkannya untuk dapat membantu memudahkan perkalian langsung beberapa bilangan sekaligus dengan digit berapa pun.
"Kami cukup yakin metode ini bisa membuat para siswa lebih efektif dan efisien saat ujian. Hemat waktunya bisa sampai 4-5 menit untuk perkalian digit lima ke atas. Untuk siswa yang jenjangnya lebih rendah seperti SD dan SMP, metode ini cukup menyenangkan sehingga tidak membuat mereka merasa Matematika itu susah dan rumit," paparnya.
Michael pun mengungkapkan, mereka memiliki rencana menyebarluaskan hasil penelitian mereka untuk digunakan oleh para siswa lain di berbagai jenjang. Hal itu juga yang menjadi masukan dari para juri OPSI pada mereka.
(zik)