Targetkan Zero Copet, Terminal Tirtonadi Solo Siapkan Satgas
A
A
A
SOLO - Pengelola Terminal Bus Tirtonadi Solo menargetkan zero aksi pencopetan selama arus mudik dan balik Lebaran.
Tim satuan tugas (Satgas) anti copet akan diterjunkan guna menekan tindak kejahatan hingga titik nol.
Kepala Terminal Bus Tirtonadi Eko Susanto mengatakan, satgas anti copet akan beroperasi secara diam-diam.
Selain itu, nantinya juga akan dibuat tenda khusus bagi pencopetan yang tertangkap. Sehingga, masyarakat umum dapat melihat langsung pelaku kejahatan yang berkeliaran di terminal.
Kiat itu telah diterapkan sejak dua tahun lalu dan terbukti mampu menekan angka kejahatan ke titik nol di Terminal Tertonadi. "Kalau masih ada copet beroperasi, saya akan sikat sendiri," tandas Eko Susanto, Senin (20/6/2016) siang.
Aksi kejahatan selama arus mudik dan balik Lebaran menjadi perhatian serius. Jangan sampai masyarakat perantauan yang pulang ke daerah asal dengan membawa uang hasil jerih payah, hilang begitu akibat tindak kejahatan.
Sehingga petugas di lapangan diminta benar-benar memberi jaminan keamanan kepada pemudik. "Dengan demikian, saat di kampung halaman mereka dapat bergembira berkumpul dengan sanak saudara," tandasnya.
Tak kalah penting adalah semua armada angkutan Lebaran harus dipastikan laik jalan. Termasuk sopir dan kru bus dalam keadaan sehat saat menempuh perjalanan.
Sebelum tahun 2014 lalu, masih terjadi aksi kejahatan saat musim mudik dan balik Lebaran di terminal.
Namun sejak disiapkan tenda istirahat copet serta pembentukan satgas anti copet, aksi kejahatan dapat ditekan hingga titik nol.
Sistem manajemen sirkulasi penumpang dengan menerapkan boarding pass sebagaimana di bandara, dinilai mendukung upaya menekan angka kejahatan di dalam terminal. Selain petugas terminal, pengamanan juga melibatkan Kepolisian, TNI dan Satpol PP.
Tim satuan tugas (Satgas) anti copet akan diterjunkan guna menekan tindak kejahatan hingga titik nol.
Kepala Terminal Bus Tirtonadi Eko Susanto mengatakan, satgas anti copet akan beroperasi secara diam-diam.
Selain itu, nantinya juga akan dibuat tenda khusus bagi pencopetan yang tertangkap. Sehingga, masyarakat umum dapat melihat langsung pelaku kejahatan yang berkeliaran di terminal.
Kiat itu telah diterapkan sejak dua tahun lalu dan terbukti mampu menekan angka kejahatan ke titik nol di Terminal Tertonadi. "Kalau masih ada copet beroperasi, saya akan sikat sendiri," tandas Eko Susanto, Senin (20/6/2016) siang.
Aksi kejahatan selama arus mudik dan balik Lebaran menjadi perhatian serius. Jangan sampai masyarakat perantauan yang pulang ke daerah asal dengan membawa uang hasil jerih payah, hilang begitu akibat tindak kejahatan.
Sehingga petugas di lapangan diminta benar-benar memberi jaminan keamanan kepada pemudik. "Dengan demikian, saat di kampung halaman mereka dapat bergembira berkumpul dengan sanak saudara," tandasnya.
Tak kalah penting adalah semua armada angkutan Lebaran harus dipastikan laik jalan. Termasuk sopir dan kru bus dalam keadaan sehat saat menempuh perjalanan.
Sebelum tahun 2014 lalu, masih terjadi aksi kejahatan saat musim mudik dan balik Lebaran di terminal.
Namun sejak disiapkan tenda istirahat copet serta pembentukan satgas anti copet, aksi kejahatan dapat ditekan hingga titik nol.
Sistem manajemen sirkulasi penumpang dengan menerapkan boarding pass sebagaimana di bandara, dinilai mendukung upaya menekan angka kejahatan di dalam terminal. Selain petugas terminal, pengamanan juga melibatkan Kepolisian, TNI dan Satpol PP.
(nag)