EO Bawa Kabur Uang, Ratusan Siswa SDN Gagal Study Tour

EO Bawa Kabur Uang, Ratusan Siswa SDN Gagal Study Tour
A
A
A
BEKASI - Ratusan siswa kelas VI SD Negeri 03 Jatirasa, Jatiasih, Kota Bekasi. gagal melaksanakan study tour ke Taman Matahari, Puncak, Bogor. Pasalnya, uang yang dipercayakan kepada penyelenggara acara (event organizer) CV Pelangi dibawa kabur entak kemana.
Salah seorang orangtua siswa Rini Hastiawati (35) mengatakan, rencananya hari ini siswa kelas VI melaksanakan study tour ke Puncak. Namun ditunggu hingga pukul 10.00 WIB, pihak penyelenggara acara tak menunjukkan batang hidungnya ke sekolah.
Menurut Rini, perwakilan Komite Sekolah sempat menelpon dan menyambangi kantor CV Pelangi di Jakarta. Namun, kantor sudah dalam keadaan tutup."Kasihan anak-anak mereka sudah senang banget mau study tour tapi batal. Ini kan namanya penipuan, makanya kami orangtua murid lapor ke Polsek Jatiasih," kata Rini kepada wartawan di Mapolsek Jatiasih, Kota Bekasi, Rabu (25/5/2016) siang.
Guru kelas VI SDN Jatirasa 03 Anisa mengatakan, seluruh peserta telah menyetorkan uang keberangkatan dengan total Rp65 juta. Uang itu dikumpulkan dari 160 peserta study tour yang terdiri dari siswa kelas VI, guru dan para orangtua murid.
Anisa menyesalkan dengan dugaan penipuan ini, karena keinginan siswa untuk bisa berangkat study tour sangat besar. Apalagi uang keberangkatan sebesar Rp400.000 per orang, ini dikumpulkan para siswa dengan cara menabung sebesar Rp500-1.000 per hari.
”Kasihan anak-anak sudah susah payah menabung, uangnya malah di bawa kabur,” kata Anisa. Kapolsek Jatiasih Kompol Aslan Sulastomo mengatakan, saat ini penyidik telah memeriksa tiga panitia yang seluruhnya adalah komite sekolah dalam kegiatan ini. Berdasarkan penyelidikan ini, para orangtua bisa menggunakan jasa F (CV Pelangi) dari salah seorang warga berinisial JCS.
Saksi berinisial JCS ini, kemudian merekomendasikan F ke salah satu orangtua korban agar menggunakan jasanya dalam mengadakan kegiatan study tour.“Saksi JCS kebetulan kenal dengan salah seorang orangtua murid. Begitu tahu siswa di sana mau study tour,” katanya.
Kemudian, kata dia, JCS langsung merekomendasikan agar orangtua siswa menggunakan jasa F. Menurut dia, pihaknya berencana akan memeriksa JCS untuk mengungkap keberadaan F. Namun dari penyelidikan sementara itu terungkap, bahwa JCS baru mengenal F sejak dua tahun terakhir.
“Selama ini JCS bertemu dengan F di luar, tidak pernah di kantor pelaku. Ini aneh, kok dia bisa merekomendasikan orangtua siswa ke F, tapi dia sendiri tak tahu soal perusahaan F,” ungkapnya. Aslan menjelaskan, pihak orangtua siswa telah menyetorkan uang sebesar Rp39 juta dengan lima tahapan.
Tahap pertama hingga ketiga orangtua siswa menyetor Rp10 juta tunai, lalu tahap keempat Rp6 juta tunai dan terakhir tahap kelima Rp 3 juta lewat transfer.”Kalau dihitung, ada 153 siswa yang gagal berangkat hari ini untuk study tour,” tegasnya.
Salah seorang orangtua siswa Rini Hastiawati (35) mengatakan, rencananya hari ini siswa kelas VI melaksanakan study tour ke Puncak. Namun ditunggu hingga pukul 10.00 WIB, pihak penyelenggara acara tak menunjukkan batang hidungnya ke sekolah.
Menurut Rini, perwakilan Komite Sekolah sempat menelpon dan menyambangi kantor CV Pelangi di Jakarta. Namun, kantor sudah dalam keadaan tutup."Kasihan anak-anak mereka sudah senang banget mau study tour tapi batal. Ini kan namanya penipuan, makanya kami orangtua murid lapor ke Polsek Jatiasih," kata Rini kepada wartawan di Mapolsek Jatiasih, Kota Bekasi, Rabu (25/5/2016) siang.
Guru kelas VI SDN Jatirasa 03 Anisa mengatakan, seluruh peserta telah menyetorkan uang keberangkatan dengan total Rp65 juta. Uang itu dikumpulkan dari 160 peserta study tour yang terdiri dari siswa kelas VI, guru dan para orangtua murid.
Anisa menyesalkan dengan dugaan penipuan ini, karena keinginan siswa untuk bisa berangkat study tour sangat besar. Apalagi uang keberangkatan sebesar Rp400.000 per orang, ini dikumpulkan para siswa dengan cara menabung sebesar Rp500-1.000 per hari.
”Kasihan anak-anak sudah susah payah menabung, uangnya malah di bawa kabur,” kata Anisa. Kapolsek Jatiasih Kompol Aslan Sulastomo mengatakan, saat ini penyidik telah memeriksa tiga panitia yang seluruhnya adalah komite sekolah dalam kegiatan ini. Berdasarkan penyelidikan ini, para orangtua bisa menggunakan jasa F (CV Pelangi) dari salah seorang warga berinisial JCS.
Saksi berinisial JCS ini, kemudian merekomendasikan F ke salah satu orangtua korban agar menggunakan jasanya dalam mengadakan kegiatan study tour.“Saksi JCS kebetulan kenal dengan salah seorang orangtua murid. Begitu tahu siswa di sana mau study tour,” katanya.
Kemudian, kata dia, JCS langsung merekomendasikan agar orangtua siswa menggunakan jasa F. Menurut dia, pihaknya berencana akan memeriksa JCS untuk mengungkap keberadaan F. Namun dari penyelidikan sementara itu terungkap, bahwa JCS baru mengenal F sejak dua tahun terakhir.
“Selama ini JCS bertemu dengan F di luar, tidak pernah di kantor pelaku. Ini aneh, kok dia bisa merekomendasikan orangtua siswa ke F, tapi dia sendiri tak tahu soal perusahaan F,” ungkapnya. Aslan menjelaskan, pihak orangtua siswa telah menyetorkan uang sebesar Rp39 juta dengan lima tahapan.
Tahap pertama hingga ketiga orangtua siswa menyetor Rp10 juta tunai, lalu tahap keempat Rp6 juta tunai dan terakhir tahap kelima Rp 3 juta lewat transfer.”Kalau dihitung, ada 153 siswa yang gagal berangkat hari ini untuk study tour,” tegasnya.
(whb)