Gajah Pembunuh Dokter Cantik Pernah Tewaskan Pawangnya

Rabu, 11 Mei 2016 - 19:50 WIB
Gajah Pembunuh Dokter Cantik Pernah Tewaskan Pawangnya
Gajah Pembunuh Dokter Cantik Pernah Tewaskan Pawangnya
A A A
SLAWI - Gajah yang mengamuk hingga menewaskan dokter cantik di Taman Satwa Waduk Gajah Mungkur Kabupaten Wonogiri ternyata pernah menewaskan pawangnya beberapa tahun lalu. Kedua gajah tersebut sebelumnya merupakan milik seorang pengusaha Kabupaten Tegal, Sastoro.

Pria yang dikenal sebagai pengusaha warteg ini diketahui pernah memiliki dua ekor gajah yang dipelihara di kompleks hotel miliknya di obyek wisata pemandian air panas Guci, Kabupaten Tegal. Kedua ekor gajah itu baru April lalu diserahkan ke BKSDA Jawa Tengah.

Kepala UPTD Obyek Wisata Guci Abdul Haris mengatakan, gajah yang disebut dibawa dari Guci tersebut adalah milik pribadi.

"Memang sebelumnya ada gajah di Guci tapi itu milik pribadi. Yang punya namanya Pak Sastoro. Dia juga pemilik hotel Guci Indah," kata Haris saat dihubungi, Rabu (10/5/2016).

Haris juga mengaku pernah mendengar informasi jika dua gajah tersebut sudah dibawa oleh BKSDA. Namun apakah gajah yang dibawa tersebut merupakan gajah yang mengamuk di Wonogiri dia tidak dapat memastikannya. "Itu dibawanya kalau tidak salah setengah bulan yang lalu," ujar dia.

Menurut Haris, Sastoro merupakan warga Desa Rembul, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal namun memiliki sejumlah tempat tinggal di kota lain itu sudah lama memiliki dua ekor gajah. "Dia memang sudah lama memelihara gajah, sudah tahunan," ungkapnya.

Dari informasi yang dihimpun, salah satu dari dua gajah yang dipelihara Sastoro pernah mengamuk pada 2006 lalu. Saat itu amukan hewan yang memiliki belalai panjang tersebut menewaskan seorang pawang yang ditugaskan untuk merawat.

Petugas BKSDA Jawa Tengah Agung Nur Sasongko membenarkan terdapat dua ekor gajah yang diserahkan ke Kementerian Lingkungan Hidup melalui BKSDA Jateng dari Guci. Keduanya merupakan pasangan gajah dengan gajah jantan memiliki berat sekitar 3,5 ton, dan gajah betina memiliki berat sekitar 2,5-3 ton.

"Gajah itu sebenarnya bukan milik pribadi tapi milik negara hanya waktu itu sementara dikelola oleh calon lembaga konservasi di Guci yang pengelolanya Pak Sastoro," paparnya saat dihubungi.

Menurut Agung, dua ekor gajah tersebut diserahkan ke BKSDA Jateng sekitar April lalu dari kandangnya di Hotel Indah Guci. Setelah diserahkan, kedua gajah selanjutnya dibawa ke Semarang.

"Waktu penyerahan kembali ke negara itu kebetulan saya yang ditugasi di sana. Setelah dibawa ke Semarang, saya kurang tahu selanjutnya dibawa ke mana karena itu kewenangan balai," ujar Agung.

Agung menyebut selama di Guci kedua ekor gajah tersebut memiliki kondisi sehat dan tenang. Dia mengaku tidak pernah mendapati keduanya mengamuk. "Setahu saya sejak ditugaskan di sana sejak 2010 sampai sekarang tidak pernah mengamuk," ucapnya.

Adapun terkait peristiwa yang terjadi di Taman Satwa Wonogiri Agung menduga saat itu gajah mengamuk karena dalam tahap mengenali lingkungan barunya. "Gajah itu kan memiliki sifat protektif. Pasti ada pemicu sehingga sampai mengamuk," kata dia.

Sementara itu, Sastoro hingga kemarin belum dapat dikonfirmasi terkait hal ini. Saat KORAN SINDO coba menghubungi nomor telepon Hotel Guci Indah, seorang perempuan yang mengangkat telepon menyebut jika nomor yang dihubungi salah sambung.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8580 seconds (0.1#10.140)