Purnawirawan Polri Tertangkap Jual Beli Senjata Ilegal di Jambi

Purnawirawan Polri Tertangkap Jual Beli Senjata Ilegal di Jambi
A
A
A
PALEMBANG - Tim gabungan Satreskrim dan Sat Intelkam Polresta Palembang membekuk seorang pensiunan Polri, lantaran memiliki ribuan amunisi aktif dan dua pucuk senjata api (senpi).
Pelaku berinisial BS (70), berpangkat terakhir AKBP, ditangkap di kediamannya, Jalan Jawa Lorong Mas Indah, RT 22, Kelurahan Kebun Handil, Kecamatan Jelutung, Jambi pada Minggu 24 April 2016.
Informasi yang dihimpun menyebut, pada Jumat 22 April 2016 ada laporan dari warga di Jalan Sultan Syahrir, Kelurahan 5 Ilir, Kecamatan Ilir Timur (IT) II, Palembang yang mendapatkan kiriman paket dari bus antar kota Laju Prima.
Rupanya dua buah kardus tersebut berisikan sedikitnya dua pucuk senpi jenis FN dan dua kardus lainnya berisi 3.800 amunisi kaliber 9 mm dan 50 butir amunisi laras panjang.
Mendapatkan laporan temuan itu, aparat Polresta Palembang langsung melakukan pemeriksaan terhadap barang bukti tersebut. Dari balik kardus yang berisikan amunisi tersebut, polisi menemukan identitas dan alamat tujuan barang.
Saat itu, aparat Polresta Palembang langsung membentuk tim khusus dari Satreskrim dan Sat Intelkam guna melakukan pengejaran terhadap tersangka yang berada di Jambi.
Pengejaran itu dipimpin langsung oleh Kasat Reskrim Polresta Palembang Kompol Maruly Pardede dan Kasat Intelkam Kompol Budi Santoso. Saat tiba di Jambi, petugas memancing pelaku untuk mengambil paket tersebut.
Ketika BS datang di loket bus, petugas gabungan yang telah siap langsung menangkapnya. Tak berhenti sampai di situ, polisi juga menggiring tersangka ke kediamannya untuk melakukan penggeledahan.
Dari penggeledahan di kediaman tersangka, lagi-lagi polisi menemukan barang bukti sebanyak 1.858 butir amunisi berupa amunisi 7.62 x 51 MM (308) sebanyak 50 kotak, 20 butir MU2-TJS, dan peluru pindad 5.56 x 45 MM sebanyak 20 kotak.
Polisi juga menemukan 20 butir MU4-TJ, peluru kaliber 9 x 21 MM sebanyak 9 kotak, 50 butir merk Fiocchi, dua unit teleskop laras panjang, satu buah grendel mosser, satu buah magazen senjata GV, dan satu kotak peluru senapan angin kaliber 4,5 MM.
"Petugas juga mengamankan satu butir peluru 12 GA, delapan butir peluru gas, dan satu buah pejera depan senpi laras panjang," kata Kapolresta Palembang Kombes Pol Tjahyono Prawoto, Senin (25/5/2016).
Dari hasil pemeriksaan polisi, seluruh amunisi tersebut dibeli tersangka BS di Jakarta, untuk jual di Pulau Sumatera.
"Pengakuan tersangka senpi dan ribuan amunisi ini akan dijual lagi kepada orang-orang yang membutuhkan di Sumatera. Terlebih kita ketahui di Sumatera untuk peredaran senpi sangat tinggi," terang Tjahyono.
Dikatakan perwira melati tiga itu, bisnis amunisi tersebut dilakoni tersangka seorang diri. Diketahui juga, selama ini BS sudah tiga kali memasok peluru dari Jakarta untuk diedarkan ke Sumatera.
"Tersangka ini membeli langsung dari Jakarta dengan membawa uang cash. Usai melakukan transaksi, seluruh barang pesanan dikirim melalui paket. Sementara tersangka berangkat menggunakan pesawat," ungkapnya.
Disinggung mengenai apakah ada keterlibatan teroris dalam pemesanan ribuan amunisi tersebut, Tjahyono belum dapat memastikan. Sebab, sampai saat ini pihaknya masih melakukan pendalaman lebih lanjut terhadap tersangka BS.
"Keterkaitan itu belum ada, namun masih akan kami dalami lebih lanjut. Tersangka akan dijerat dengan Undang-undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 Pasal 1 ayat 1 dengan ancamannya 20 tahun penjara," tukasnya.
Pelaku berinisial BS (70), berpangkat terakhir AKBP, ditangkap di kediamannya, Jalan Jawa Lorong Mas Indah, RT 22, Kelurahan Kebun Handil, Kecamatan Jelutung, Jambi pada Minggu 24 April 2016.
Informasi yang dihimpun menyebut, pada Jumat 22 April 2016 ada laporan dari warga di Jalan Sultan Syahrir, Kelurahan 5 Ilir, Kecamatan Ilir Timur (IT) II, Palembang yang mendapatkan kiriman paket dari bus antar kota Laju Prima.
Rupanya dua buah kardus tersebut berisikan sedikitnya dua pucuk senpi jenis FN dan dua kardus lainnya berisi 3.800 amunisi kaliber 9 mm dan 50 butir amunisi laras panjang.
Mendapatkan laporan temuan itu, aparat Polresta Palembang langsung melakukan pemeriksaan terhadap barang bukti tersebut. Dari balik kardus yang berisikan amunisi tersebut, polisi menemukan identitas dan alamat tujuan barang.
Saat itu, aparat Polresta Palembang langsung membentuk tim khusus dari Satreskrim dan Sat Intelkam guna melakukan pengejaran terhadap tersangka yang berada di Jambi.
Pengejaran itu dipimpin langsung oleh Kasat Reskrim Polresta Palembang Kompol Maruly Pardede dan Kasat Intelkam Kompol Budi Santoso. Saat tiba di Jambi, petugas memancing pelaku untuk mengambil paket tersebut.
Ketika BS datang di loket bus, petugas gabungan yang telah siap langsung menangkapnya. Tak berhenti sampai di situ, polisi juga menggiring tersangka ke kediamannya untuk melakukan penggeledahan.
Dari penggeledahan di kediaman tersangka, lagi-lagi polisi menemukan barang bukti sebanyak 1.858 butir amunisi berupa amunisi 7.62 x 51 MM (308) sebanyak 50 kotak, 20 butir MU2-TJS, dan peluru pindad 5.56 x 45 MM sebanyak 20 kotak.
Polisi juga menemukan 20 butir MU4-TJ, peluru kaliber 9 x 21 MM sebanyak 9 kotak, 50 butir merk Fiocchi, dua unit teleskop laras panjang, satu buah grendel mosser, satu buah magazen senjata GV, dan satu kotak peluru senapan angin kaliber 4,5 MM.
"Petugas juga mengamankan satu butir peluru 12 GA, delapan butir peluru gas, dan satu buah pejera depan senpi laras panjang," kata Kapolresta Palembang Kombes Pol Tjahyono Prawoto, Senin (25/5/2016).
Dari hasil pemeriksaan polisi, seluruh amunisi tersebut dibeli tersangka BS di Jakarta, untuk jual di Pulau Sumatera.
"Pengakuan tersangka senpi dan ribuan amunisi ini akan dijual lagi kepada orang-orang yang membutuhkan di Sumatera. Terlebih kita ketahui di Sumatera untuk peredaran senpi sangat tinggi," terang Tjahyono.
Dikatakan perwira melati tiga itu, bisnis amunisi tersebut dilakoni tersangka seorang diri. Diketahui juga, selama ini BS sudah tiga kali memasok peluru dari Jakarta untuk diedarkan ke Sumatera.
"Tersangka ini membeli langsung dari Jakarta dengan membawa uang cash. Usai melakukan transaksi, seluruh barang pesanan dikirim melalui paket. Sementara tersangka berangkat menggunakan pesawat," ungkapnya.
Disinggung mengenai apakah ada keterlibatan teroris dalam pemesanan ribuan amunisi tersebut, Tjahyono belum dapat memastikan. Sebab, sampai saat ini pihaknya masih melakukan pendalaman lebih lanjut terhadap tersangka BS.
"Keterkaitan itu belum ada, namun masih akan kami dalami lebih lanjut. Tersangka akan dijerat dengan Undang-undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 Pasal 1 ayat 1 dengan ancamannya 20 tahun penjara," tukasnya.
(san)