Copet Dompet Polisi, Pengangguran Dibekuk Saat Nongkrong
A
A
A
PALEMBANG - Pelaku kriminalitas kadang tidak mengenal korban. Seperti yang dilakukan Pendi (37) warga Jalan Talang Kerangga Lorong Darma Bhakti, Kelurahan 30 Ilir Kecamatan Ilir Barat (IB) II misalnya.
Tidak tanggung-tanggung dalam memilih sasaran, Pendi mencopet seorang anggota polisi. Aksi nekat pelaku akhirnya berhasil digagalkan oleh anggota Unit Pidana Umum (Pidum) Satreskrim Polresta Palembang saat berada di kawasan Pasar Cinde.
Kanit Pidum Polresta Palembang AKP Robert P Sihombing mengatakan, aksi pencopetan dilakukan tersangka bersama salah seorang rekannya yang berprofesi sebagai pengendara becak motor (bentor) yang sering mangkal di kawasan Cinde.
"Kami masih melakukan pengejaran terhadap pelaku lainnya yang masih buron. Sementara untuk pelaku yang kami amankan ini, akan kami jerat Pasal 363 KUHP dengan ancaman lima tahun penjara," kata Robert, Kamis (14/4/2016).
Sementara itu, tersangka Pendi membantah jika dirinya terlibat kasus pencopetan. Menurutnya, kejadian tersebut bermula saat salah satu rekannya yang berprofesi sebagai tukang bentor menemukan‎ dompet yang tergeletak di pinggir jalan.
Tak mau ketinggalan, Pendi yang melihat hal itu langsung mendekati temannya tersebut untuk meminta bagian dari dompet temuan itu.
"Kejadiannya hari minggu pak, sekitar sebulan yang lalu. Saat saya nongkrong di kawasan Pasar Cinde, tiba-tiba ada bentor yang melintas. Saat itu, pengemudi bentor itu tiba-tiba langsung berhenti dan turun dari bentornya, karena dia menemukan sebuah dompet," ujar Pendi.
Ketika itu, kata Pendi, dirinya mendapatkan bagian sebesar Rp200 ribu dari total uang yang ada di dompet sebesar Rp 400 ribu. "Uangnya kami bagi dua. Tapi dompetnya saya yang pegang dan membawanya pulang," kata pria yang masih lajang ini.
Tiba di rumahnya, tersangka kembali membuka kembali dompet tersebut. Namun betapa terkejutnya dia saat mengetahui jika dompet tersebut milik seorang anggota Polri.
"Awalnya saya berencana mengembalikan dompet tersebut. Tapi ternyata malam itu ada acara organ tunggal di dekat rumah saya. Karena tidak saya tidak ada pegangan, jadi uang itu saya pakai buat beli minuman dan habis. Tapi untuk dompet saya memang tidak mencuri pak, saya tidak salah," terangnya.
Tidak tanggung-tanggung dalam memilih sasaran, Pendi mencopet seorang anggota polisi. Aksi nekat pelaku akhirnya berhasil digagalkan oleh anggota Unit Pidana Umum (Pidum) Satreskrim Polresta Palembang saat berada di kawasan Pasar Cinde.
Kanit Pidum Polresta Palembang AKP Robert P Sihombing mengatakan, aksi pencopetan dilakukan tersangka bersama salah seorang rekannya yang berprofesi sebagai pengendara becak motor (bentor) yang sering mangkal di kawasan Cinde.
"Kami masih melakukan pengejaran terhadap pelaku lainnya yang masih buron. Sementara untuk pelaku yang kami amankan ini, akan kami jerat Pasal 363 KUHP dengan ancaman lima tahun penjara," kata Robert, Kamis (14/4/2016).
Sementara itu, tersangka Pendi membantah jika dirinya terlibat kasus pencopetan. Menurutnya, kejadian tersebut bermula saat salah satu rekannya yang berprofesi sebagai tukang bentor menemukan‎ dompet yang tergeletak di pinggir jalan.
Tak mau ketinggalan, Pendi yang melihat hal itu langsung mendekati temannya tersebut untuk meminta bagian dari dompet temuan itu.
"Kejadiannya hari minggu pak, sekitar sebulan yang lalu. Saat saya nongkrong di kawasan Pasar Cinde, tiba-tiba ada bentor yang melintas. Saat itu, pengemudi bentor itu tiba-tiba langsung berhenti dan turun dari bentornya, karena dia menemukan sebuah dompet," ujar Pendi.
Ketika itu, kata Pendi, dirinya mendapatkan bagian sebesar Rp200 ribu dari total uang yang ada di dompet sebesar Rp 400 ribu. "Uangnya kami bagi dua. Tapi dompetnya saya yang pegang dan membawanya pulang," kata pria yang masih lajang ini.
Tiba di rumahnya, tersangka kembali membuka kembali dompet tersebut. Namun betapa terkejutnya dia saat mengetahui jika dompet tersebut milik seorang anggota Polri.
"Awalnya saya berencana mengembalikan dompet tersebut. Tapi ternyata malam itu ada acara organ tunggal di dekat rumah saya. Karena tidak saya tidak ada pegangan, jadi uang itu saya pakai buat beli minuman dan habis. Tapi untuk dompet saya memang tidak mencuri pak, saya tidak salah," terangnya.
(san)